27

110 13 0
                                    

Jakarta 17 April 2021,tepat kedua tahun Ihsan terakhir kali melihat Nisa.Bagi Ihsan hidupnya masih begitu gitu saja padahal sekarang hidupnya semakin maju.Dua tahun terakhir ini,ia berhasil memenangkan beberapa penghargaan medali emas dan perak.

Seperti biasa,Ihsan masih latihan ditempat biasa tiga kali seminggu,ngumpul sama anak platnas lain,ibadahnya juga makin maju dan kebiasaanya mengunjungi keluarganya sebulan sekali masih dilakukannya.Tak ubahnya dari tahun ke tahun,hanya saja ia menunggu sebuah nama setelah kejadian dibandara dua tahun lalu.

Allah bukan hanya membolak balikkan hati,tapi juga menetapkannya kepada pilihan yang baik bagi kita.

Di Cafe biasa, dibawah ruangan terbuka,nampak langit sangat cerah tapi panas matahari tidak sampai menusuk kedalam kulit.Ihsan dan Jhonathan bermain handphone milik mereka sembari menunggu makanan yang baru saja dipesan keduanya.Ginting menyirup minuman miliknya,Kevin yang sedari tadi merapikan rambutnya dan Zahra yang sudah menyantap makanan miliknya.

"Gimana sih Ra,makan sendirian.Malah makanan gue belum nyampe lagi,padahal dari tadi gue dulu yang pesan."ujar Kevin pada Zahra yang sedari tadi sudah menahan laparnya.

"Kak Kevin gimana sih,mbak nya dari tadi mau nganterin.Kakak aja yang sibuk ngerapiin rambut,jadi mbak nya bingung."ucap Zahra sambil mengunyah makanannya kemudian melanjutkan makannya kembali.

"Kevin Sanjaya mah dari dulunya tampan abis,makanya mbaknya bingung mau nganterin pesanan atau ngasiin hati."ujar Kevin yang membuat Jhonatan memukul punggungnya pelan.

"Biarin lah Zahra makannya duluan,dia kan cewek.Lagian dia belum makan tuh dari tadi pagi."ujar Ginting membela Zahra.Mendengar ucapan Ginting,Zahra mendelik sambil tersenyum remeh kepada Kevin.

"Biarpun cewek,gak ada tuh anggun anggun nya."ujar Kevin bergurau yang membuat makanan dileher Zahra berhenti.Ia minum sebentar kemudian memberantakkan rambut Kevin dengan kedua tangannya.

Kevin hanya diam menyerah saat Zahra mengacaukan rambutnya,padahal tangan nya sudah bekerja keras untuk merapikan rambutnya itu.

Ia menunduk sebentar lalu mengangkat kepalanya.Rambutnya kini sama seperti sarang burung.

Jhonathan yang terkenal baik kemudian merapikan rambut Kevin dengan tangannya namun Kevin langsung menurunkan tangan Jhonathan dari kepalanya.

"Ntar lo suka lagi Jho sama gue."ujar Kevin tertawa kecil sambil merapikan rambutnya lagi.

"Gila aja gue suka sama lo.Gini gini gue masih bisa kali mandang mana yang waras,mana yang gila."ucap Jhonathan lalu memandang handphone nya kembali.

"Gak malu apa diliatin sama yang lain."ucap Ihsan yang sedang melihat kearah kanan dan kiri mereka.Memang sedari tadi banyak pengisi meja meja makan yang melirik kearah mereka.

"Selamat menikmati."ujar pelayan Cafe dengan wajah manis tersenyum kearah Kevin kemudian disambut dengan senyuman simpul Kevin.

"Tuh kan,mbaknya aja klepek sama gue."ujar Kevin mengusap rambutnya.

"Ya wajarlah.Ntar pulang,gue tanyain namanya sekaligus nomor Whatsapp nya.Siapa tau ketemu jodoh lo disini Vin."ucap Jhonathan lalu tercerengeh kecil.

"Makasih Jho, Lo cariin pacar buat Ihsan aja gih."ujar Kevin melirik Ihsan.

"Akh,lo gak tau ya Vin,kelambat.Ihsan sih udah stay.Tinggal nunggu surat undangan aja."ucap Jhonathan kepada Kevin namun matanya masih melihat kelayar handphone miliknya.

Ihsan menarik nafasnya.

"Diamlah."ucap Ihsan singkat.

"Maaf,kelewat Can."dengan menunjukkan senyum simpulnya.

                   #####

Lampu merah menyala,mengharuskan semua pengkendara berhenti menunggu pergantian untuk lampu hijau.Ihsan saat ini memperhatikan lampu merah itu berganti menjadi hijau sambil memainkan jarinya diatas setir mobil.

Disamping Ihsan menyetir kini terlihat Ginting.Hanya mereka berdua yang berada disana.

"San."sebut Ginting kemudian menoleh kearah Ihsan.Sedangkan Ihsan hanya mengangguk menyahut Ginting.

"Aku minta maaf."

Ihsan mengerutkan dahinya merasa kebingungan,entah apa yang membuat Ginting tiba tiba meminta maaf.Rasa Ihsan,selama ini Ginting tidak pernah menyinggung perasaannya,atau dirinya yang tidak peka dengan ucapan Ginting selama ini.

"Lebaran setengah tiga bulan lagi Gin,jadi maafnya di cancel aja lebaran pertama."celoteh Ihsan.

"Gue seriusan."ujar Ginting dengan raut wajah serius.

"Ya apaan Gin?,serius amat."tanya Ihsan,beberapa kali menoleh kearahnya.Perlahan Ihsan menyetir kembali mobilnya karena lampu hijau sudah menyala.

"Dua tahun lalu,dua hari sebelum kamu melamar Nisa.Sebenarnya aku juga melamarnya."ucap Ginting yang membuat Ihsan sempat tidak percaya dengan yang dikatakannya barusan,namun Ihsan tetap berusaha setenang mungkin.

"Setahun terakhir setelah itu aku selalu ingin melihatnya.Tapi tenanglah,aku tahu Nisa lebih pantas untukmu.Ingatlah bahwa sainganmu bukan hanya aku,jadi jangan terlalu lama menunggu.Kalau perlu kau yang mengejarnya."jelas Ginting meyakinkan Ihsan akan dirinya.

"Tidak masalah,itu dua tahun yang lalu."ucap Ihsan tersenyum meski ia tidak percaya bahwa Ginting juga menyukai Nisa.

                       #####

Thanks
Vote and coment.

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang