Author’s pov
-Flora’s Apartement-Suara berisik di dapur membuat tidur seseorang terusik, ia menggeliat dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Sekuat tenaga ia mencoba membuka mata, rasa pusing langsung menyerangnya. Ia mencoba duduk dan memegangi kepalanya yang terasa berat.
Sebenarnya ia enggan bangun dari tidurnya, tetapi suara-suara di dapur mengganggunya, mengingat selama ini dia hanya tinggal seorang diri saja. Siapa yang tidak takut jika tiba-tiba ada orang lain masuk ke dalam rumahnya?
Flora memaksakan dirinya bangkit dari tempat tidur, dengan berpegangan tembok perlahan ia melangkah keluar dari kamarnya. Tubuhnya membeku di tempat saat melihat seseorang yang tak asing baginya berada di dapur. Flora memejamkan matanya dan menghela napas panjang berulang kali, memastikan dirinya tidak sedang berhalusinasi.
“Good morning, Flora.” Kedua mata Flora terbuka selebar-lebarnya begitu mendengar nada suara seseorang yang sekarang terdengar lebih hangat.
“Cuci wajahmu dan duduklah, aku menyiapkan sup pengar untukmu. Kepalamu pasti terasa berat kan?” Flora mengerjap-ngerjap membuat Alvin terkekeh, ia meraih tangan Flora dan membawanya menuju wastafel.
“Cuci wajahmu dulu, kau belum sadar sepenuhnya?” tanpa mengatakan apapun Flora menurut, ia mencuci wajahnya untuk mengembalikan kesadarannya.
Alvin menyodorkan handuk ke arah Flora yang langsung mengeringkan wajahnya.“Bagaimana bisa kau ada disini? Kau bisa masuk apartemenku?” Flora menatap Alvin dengan ekspresi penuh selidik. “Tapi bagaimana bisa kau tahu passwordku?”
Alvin tersenyum, “Kau lupa sesuatu? Aku adalah presdir Aryesguard, apa yang tidak ku ketahui di dunia ini?” Flora menatap seseorang di depannya, jika dipikir-pikir benar juga. Flora sangat memahami apa itu Aryesguard. Ia mengangguk saja dan duduk di kursinya, Alvin menaruh semangkuk sup dengan asap mengepul.
“Kau harus memakannya hingga habis, Mamaku membuatkannya untukmu.” Flora tersenyum, ia mengangguk dan mulai memakan supnya. Sejujurnya Flora ingin menangis saat memakannya, kenapa malah ibu orang lain yang membuatkan sup untuknya sedangkan ia memiliki ibu kandung?
Ya tapi apa yang Flora harapkan?
Ibu kandungnya saja tidak peduli dengannya dan malah mengurus seorang anak perempuan yang tidak ada hubungan darah sama sekali. Hal itu tentu saja membuat Flora sangat marah, melihat kemesraan Adelia dan Fira membuatnya muak. Dendam membara membakar seluruh kasih sayangnya pada seseorang yang telah melahirkannya, sekaligus seseorang yang membuangnya.
“Bagaimana bisa kau tahu aku mabuk semalam?” tanya Flora menatap Alvin yang duduk di depannya, ia sedang menikmati sup buatan mamanya. Alvin menatap Flora yang memicingkan matanya, walau sebagaian besar Flora melupakan kejadian semalam setidaknya dia ingat sedang minum di sebuah diskotik ternama di Kediri.
“Aku juga berada di tempat itu semalam.” Pernyataan Alvin membuat kedua mata Flora membulat sempurna, tentu saja ia terkejut. Alvin adalah orang yang sangat taat dalam beragama, bagaimana bisa dia pergi ke tempat haram seperti itu?
“Tidak untuk minum, aku datang kesana untuk menemui temanku.” Flora memutar bola matanya dan kembali menyesap supnya. Ia menatap Alvin, mungkinkah sesuatu terjadi hingga sikap Alvin padanya berubah? Seingatnya Alvin banyak tersenyum dan tidak sedingin biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : The Last Message
Romance"Enough, Alvin! Sudah cukup dengan semua ini!" Malvani Syafi'i Ralindra. "No, Alvan. No one can stop me, meskipun itu kau." Malvino Syafawi Ralindra "So, i must do this to take care of mine?" Canberra Farnaz Azra Alfarizi. "If you can't be mine...