Chapter 3

18K 1.3K 53
                                    

warning for semi explicit content.









Jungkook habis kesabaran. Ponsel mahal di tangannya jadi sasaran empuk sebagai bentuk pelampiasan amarah.

"Brengsek!"

Sepanjang sejarah bergelut sebagai bintang porno, partner seks Jungkook selalu yang lebih dulu memohon agar bisa dipergunakan kembali olehnya. Namun Jungkook selalu menolak lantaran hanya ingin terlibat dalam cinta satu malam. Memang beberapa diantara mereka ada yang bekerja lagi pada Jungkook, tapi biasanya tidak sampai lebih dari tiga kali. Itu karena Jungkook amat sangat membatasi hubungannya dengan seluruh partnernya yang dulu.

Namun pemuda bernama Kim Taehyung ini—bisa-bisanya berlagak jual mahal. Membuat Jungkook semakin tertantang untuk menemuinya segera. Apalagi ia sudah berani menolak tawaran Master Jeon.

Tak kehabisan akal, Jungkook pun beralih menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"Yugyeom-ssi, tolong kau cari tahu seluruh informasi seseorang yang bernama Kim Taehyung. Kukirim nomor teleponnya padamu. Bantu aku melacak keberadaannya."

"Baik, Tuan muda."

.

.

.

Selagi menunggu Jimin menyelesaikan kumpulan soal yang dibuat olehnya, Taehyung melamun karena sedang memikirkan sesuatu. Ujian kelulusan sebentar lagi di depan mata, namun ia masih bimbang akan melanjutkan hidupnya seperti apa. Seluruh teman-temannya sudah punya rencana studi di perguruan favorit. Demikian pula dengan Park Jimin. Meskipun nilainya terbilang standar tetapi ia bertekad masuk universitas terbaik.

Melihat teman-temannya yang ingin lulus dan berjuang demi bisa masuk universitas membuat Taehyung sedikit iri. Bukan hanya iri pada mereka yang mampu karena punya banyak uang tetapi Taehyung juga iri dengan semangat mereka.

"Jim, kupikir aku mau mencoba ikut ujian seleksi perguruan tinggi negeri."

Mendengar penuturan itu, Jimin terkejut dan reflek melempar pulpennya asal.

"Kau serius?"

Taehyung mengangguk sambil tersenyum manis. "Setidaknya aku ingin mencoba dulu."

"Akhirnya temanku yang satu ini mau kuliah!" seru Jimin yang ikut senang. "Tapi kau sudah putuskan mau ambil jurusan apa?"

"Aku masih belum yakin, mungkin Bahasa atau Studi Lingkungan?"

"Kau harus segera tentukan dari sekarang. Belum lagi kau juga harus menyiapkan berkas untuk pendaftaran beasiswa."

"Kau benar, aku harus segera menyiapkan semua hal yang diperlukan."

Tiba-tiba ponsel Taehyung yang diatas meja bergetar. Jungkook meneleponnya lagi. Taehyung mendesis kesal dan segera mereject panggilan.

"Siapa yang meneleponmu?" tanya Jimin penasaran.

"Bukan siapa-siapa," jawab Taehyung yang kini mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kau yakin bukan siapa-siapa? Sudah beberapa kali aku lihat kau terus mengabaikan panggilan."

Taehyung diam membeku. Belakangan Jungkook memang selalu menerornya melalui telepon. Sebenarnya Taehyung segan untuk berbicara karena tidak mau berurusan dengan pria itu lagi. Ternyata Jimin cukup jeli memperhatikan gelagatnya selama ini.

"Seseorang terus menggangguku lewat telepon, padahal aku sudah tidak punya urusan apapun dengannya lagi. Kurasa aku harus ganti nomor," aku Taehyung.

Master Jeon 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang