Gue pulang ke rumah tanpa Mo-on. Mama gue nanyain dimana dia, ya gue jawab di sekolahan lah, orang diajak balik malah ngelantur gue ini Sehun. Sehun mah kalah ganteng sama gue, jelas.
"Kok kamu enggak bawa Rinja pulang?" tanya mama lagi.
"Kan udah Venus bilang, si Mo-on enggak mau pulang, suruh kak Senja aja yang jemput pakai skuternya,"
"Kan kamu yang nganggur, Dera kuliah,"
"Ya mau gimana lagi, emang enggak mau pulang,"
"Ya sudah, nanti mama grab-in aja deh."
Gue mengangguk kemudian berjalan ke arah kamar.
"Mau kemana kamu?" tanya mama. Ya elah, baru aja dua langkah.
"Ke kamar, ma. Kenapa?"
"Mama mau tanya, kemarin itu siapa sih?"
Gue memutar ingatan. "Oh, cewek dua orang itu?"
Mama menganggukkan kepalanya.
Padahal, kan, Nella sudah pernah masuk ke rumah gue, kenalan sama mama juga. Belum ada setahun tapi udah lupa?
"Nella sama Alia. Temen semua," balas gue. Sebenernya gue lagi males ngomongin mereka berdua.
"Yang satu sih mama udah kenal, yang Alia itu... baik ya?" kata mama.
"Semua cewek sama, sih."
"Enggak... bukan gitu." Mama menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya, menandakan gue diminta duduk. "Pas kamu pergi, si Nella sama Alia ikutan pergi. Nah, dua jam kemudian si Alia datang, minta maaf ke mama. Karena mama ga tau apa salah Alia, ya mama maafin, lah."
Gue terlonjak dari tempat duduk. "Terus?"
"Dia bawain buah-buahan, dikira mama sakit apa? Terus bawa roti buaya, kayak lamaran gitu. Terus nanyain kamu juga, udah pulang belum."
Gue mendengarkan dengan seksama.
"Ya udah, gitu aja ceritanya. Mama males mikir,"
Gue menghembuskan nafas kesal. Mungkin faktor calon adik gue kali?
"Main playstation, yuk!" tawar mama.
Ide bagus juga sih. Gue ikutin aja idenya mama. Main game tembak-tembakan.
"Ma! Tembak orang yang di sebelah kiri!"
"Eh jangan! Nanti kalau mama tembak, mati, dong?"
"Iyalah mati. Daripada mama yang mati!"
"Kamu doain mama mati, ya?"
"Ish, bukan gitu. Tembak aja itu, ma!"
"Enggak! Nanti mama dosa, bunuh orang terus main tinggal aja!"
"Venus diserang terus ini!"
"Ya sudah, kamu aja yang mati."
Dor. Mama menembak karakter gue di game. Gue langsung membanting stik playstation gue. "Kan, sekarang mama yang bunuh Venus!"
"Enggak, anak ayam mama masih hidup gini," mama mencubit-cubit pipi gue.
"MAMA LENYAPKAN SAJA DIRIKU!"
"ASHIAAP!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔
Humor[do]AKAN TERBIT. Author tidak tanggung jawab jika ada pembaca yang tidak bisa berhenti tertawa. Ini cerita humor yang receh sekali antara kehidupan, cinta dan tahi dari kehidupan Venus. Dipersilahkan untuk berimajinasi saat membaca. Bahasa tidak bak...