p a r t 7

32.2K 1.5K 33
                                    

Dehaan dan Aresha duduk berjauhan hari ini, guru Sejarahnya membentuk kelompok belajar, dan mereka terpaksa untuk beda kelompok.

Anggota kelompok Aresha, yaitu Farez, Keanu, Gita, dan Putri. Sementara di kelompok Dehaan ada Julia, Tio, Revano, dan Hana.

Entah takdir apa yang membuat mereka berdua dalam satu kelompok lagi. Aresha jadi super kesal karena itu, terutama melihat Hana yang terlihat bersemangat karena sekelompok dengan Dehaan.

Benar-benar menyebalkan. Aresha berdecak kesal melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sha, elo yang nulis ya. Tulisan lo kan bagus," kata Gita, menyodorkan kertas pada Aresha, cewek itu menghela napas kemudian mengambil kertas itu dari Gita.

Diam-diam Aresha menyesal karena tulisannya bagus. Ia segera mengambil kertas dan menulis tugas kelompoknya sementara yang lain malah sibuk dengan ponselnya. Selalu saja seperti ini, benar-benar tidak adil.

Sesekali ia menoleh ke arah Dehaan yang masih terus mengobrol bersama Hana. Memangnya apa yang mereka obrolkan sampai tidak bisa berhenti seperti itu? Itulah yang Aresha pikirkan dalam kecemburuannya sekarang.

Setelah ia menyelesaikan tugasnya, Aresha langsung mengumpulkan tugas kelompoknya itu, kemudian segera duduk sambil sesekali melirik Dehaan. Sesaat mereka beradu pandang, Dehaan mengangkat alisnya pada Aresha dan tersenyum miring, sementara Aresha memutar bola matanya kesal.

Aresha menggeser kursinya mendekati Gita, kemudian menoleh pada cewek itu. "Gita, si Hana masih suka ya sama Dehaan?" tanya Aresha penasaran.

Gita menautkan alisnya mendengar itu kemudian mengedikan bahunya. "Tiba-tiba lo ngomong gini. Gue nggak tau juga sih, kenapa?"

"Lo liat aja sendiri, dia nempel-nempel mulu sama cowok gue," kata Aresha menegaskan kata terakhirnya.

Gita ikut menoleh ke arah Dehaan dan Hana yang tengah duduk bersebelahan sembari mengobrol kemudian mengangguk.

Hana terlihat begitu dekat dengan Dehaan, tidak heran jika Aresha merasa tidak nyaman karena hal itu.

"Well, berfikir positif aja sekarang, siapa tau mereka cuma ngobrol biasa," ucap Gita, menepuk bahu Aresha.

Aresha menggeleng, tidak setuju dengan yang Gita katakan, karena hal ini bukan pertama kalinya terjadi, sudah berkali-kali dan Hana terlihat sengaja melakukannya.

Aresha melihat sekeliling kemudian dengan perlahan mengambil ponselnya, ia harus mengalihkan perhatian Dehaan dari cewek sialan bernama Hana itu.

Gita menyikut Aresha tiba-tiba membuat cewek itu buru-buru menyimpan ponselnya kenbali. Ternyata gurunya tengah berjalan menghampiri para murid.

Setelah gurunya kembali duduk di tempat beliau semula, Aresha segera diam-diam kembali mengeluarkan ponselnya, lalu pesan pada Dehaan.
Cewek itu terus menatap Dehaan sampai Dehaan menyadari ada pesan masuk ke ponselnya.

Dehaan.


Dehaan menoleh pada Aresha, cewek itu menatapnya tajam, mengangkat jempolnya dan membuat garis dengan jarinya di lehernya, pura-pura mengancam akan membunuh Dehaan.

Bukannya takut, Dehaan menganggap itu adalah hal yang lucu, jadi cowok itu malah tertawa.

Dehaan kembali melihat ke ponselnya, lalu melirik pada Aresha. Ia segera menelfon Aresha, dan sialnya ponsel Aresha berbunyi keras. Memancing perhatian semua orang. Aresha berdecak kemudian dengan cepat mematikan ponselnya.

"Ponsel siapa itu?!" tanya Pak Rudi.

"Ponsel Aresha, Pak," jawab murid-murid yang lain. Aresha menghela napas panjang mendengar itu, kenapa mereka sangat senang jika temannya dimarahi?

Live With A BadBoy 2✔️ [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang