Selamat membaca,
Sakit yang hampir membuatku muak akan cinta sudah mendekati kata “akhir” karena kehadiran sesosok manusia yang merasakan hal yang sama. Kita dipertemukan oleh waktu untuk saling berbagi kisah. Kisahku dan kisahnya memiliki kesamaan, yaitu cinta membuat kita jatuh dan lupa caranya untuk bangkit sehingga kitapun menyerah padanya.
Hai, kamu sedang apa sekarang?, Masihkah kamu merindukan cintamu yang dulu?, atau kamu sudah siap untuk menerima cinta yang baru?, apapun pilihanmu aku akan mendukungmu, karena kita berdua adalah korban dari emosi manusia. Emosi yang kumaksud, yaitu aksi dan reaksi manusia, ketika kita cinta pada seseorang, kita akan memberikan aksi yang dimana menunjukan rasa yang kita miliki pada orang tersebut, dan orang tersebut akan menunjukan reaksi terhadap aksi yang kita berikan, sayangnya aksi reaksi yang kita alami cukup mencekik, saat kita bilang cinta, orang tersebut malah bilang benci.Saat pertama kali kita bertemu, aku merasa lega karena akhirnya aku sadar didunia ini bukan hanya aku yang merasa dikhianati oleh cinta, dan bukan hanya kita berdua melainkan banyak orang yang merasakan hal yang sama. Pertemuan pertama kita diisi dengan saling bertukar cerita, berbagi saran, dan menyemangati satu sama lain. Aku anggap ini sebagai masa pengenalan yang cukup baik.
Kamu pernah mengatakan “aku belum siap untuk terikat”, lalu aku tanyakan apa maksud terikat yang kamu maksud “terikat seperti apa yang kamu maksudkan?”, kamu menjawab “ya terikat, hubungan adalah suatu hal yang terikat, kamu harus berjanji kepada orang tersebut untuk tidak berkhianat, sedangkan jika kamu terikat dengan seseorang atas nama “cinta” kamu siap untuk melakukan segala hal untuknya, kamu siap untuk dikhianati, dan kamu siap untuk mengkhianati, karena diujung cerita kamu tidak tau siapa yang akan melepas terlebih dahulu”. Jawaban yang kamu berikan, membuatku semakin yakin akan kesamaan yang kita miliki, tapi apakah dengan takut akan cinta membuat kita menjadi orang yang jauh lebih baik daripada orang yang merasakan cinta?, sampai saat ini aku sama sekali belum mengetahui jawabannya, karena aku yakin jawabannya ada pada orang yang benar-benar tulus mencintai.
Bagaimana jika ternyata aku dan kamu adalah rasa yang dipertemukan waktu untuk mengisi lubang besar didalam hati kita masing-masing?, untuk sekarang kita tidak tau jawabannya, bagaimana dengan nanti? Jawabannya akan selalu menjadi hal yang aku nanti-nanti.
Jika aku sebagai manusia tidak pernah merasakan manisnya cinta dan pahitnya cinta sama sekali mungkin aku akan menjadi orang yang benar-benar menyesal, dari banyaknya cerita indah dan pengkhianatan kisah cinta, akan selalu ada hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan perbaikan diri dikeesokan harinya, bersyukurlah dan berterima kasih kepada orang yang telah memberikanmu pengalaman gembira maupun pengalaman pedih.