"... Seo Taehoo, Gong Kihyun, Lee Jiyeon, Song Hyera, dan Im Soojin. Nama-nama yang sudah kupanggil bisa merapat ke panggung."
Jiyeon mengangkat handuknya ke atas kepala. Biarkan saja dia berjalan dengan kepala yang tertutup handuk. Tumben sekali Jaehyun menyuruhnya berkumpul dengan yang lain.
Tiba-tiba langkahnya terhenti.
"Taehoo bersama tim inti," gumam Jiyeob sembari memperhatikan murid-murid yang dipanggil tadi mulai merapat di atas panggung. "Hyera bersama tim-"
Glek!
"Tidak mungkin kalau Jaehyun-" Jiyeon mengetuk dahinya. "Persetan. Aku ke sana saja."
Jiyeon mempercepat langkahnya, mengambil sebotol air di meja konsumsi, dan langsung naik ke atas panggung. Wajahnya yang tertekut mengundang rasa penasaran Hyera. Gadis itu menepuk bahu sahabatnya guna mengalihkan pandangannya.
"Ada apa?"
Jiyeon mengedarkan pandangannya sebelum menarik Hyera mendekat. "Kubisikkan sesuatu."
Hyera mulai mendengarkan bisikan rahasia yang Jiyeon berikan. Terlalu serius mendengarkan, sampai Hyera membulatkan matanya dan menepuk bahu Jiyeon. Mereka tidak sadar saja jika Soojin sudah berada di belakang mereka.
"Ekhem."
Jiyeon dan Hyera menoleh ke arah sumber suara. "Kapan kau datang?"
"Aku mengejar Jiyeon Eonni." Soojin mengerjapkan matanya. "Apa yang kalian bicarakan?"
"Sepertinya kau harus siap sekarang. Lebih siap dari sebelumnya," ucap Jiyeon memperingati. "You're center. Remember?"
Soojin menganga.
***
"Jadi..." Jaehyun mengetuk microphone-nya. "Sebagai ketua organisasi, mulai sekarang aku ingin semua tim tampil sesuai jadwal. Termasuk tim utama-"
Uhuk! Pfft-
Enam siswa yang Jaehyun panggil tadi, tiba-tiba saja tersedak ataupun hampir menyemburkan minumannya. Ada sebelas siswa, termasuk Jaehyun sendiri di sana. Jangan lupa, ada tiga orang yang amat-sangat penting berada dalam aula, menyaksikan mereka dari jauh.
Dalam hati, Jaehyun ingin melempar microphone-nya.
"Ada tim utama?"
"Bagaimana dengan tim inti?"
"Memangnya ada bedanya?"
Prok!
Semua atensi mengarah pada Jiyeon yang baru saja bertepuk tangan sebanyak satu kali. Gadis itu membuka salah satu kelopak matanya, memastikan sekelilingnya sudah tenang.
"Berikan padaku." Jaehyun memberi microphone-nya. "Baiklah. Di sini Lee Jiyeon, aku akan memberi sedikit penjelasan tentang tim inti dan juga tim utama."
"Harusnya kau bilang padaku jika ingin soundcheck hari ini," geram Jiyeon sampai menendang tulang kering Jaehyun. "Aih, benar-benar."
"Sakit, Jiyeon!"
"Peduli?"
Microphone yang dipegang Jiyeon masih menyala. Seisi aula menahan tawa melihat interaksi antara ketua organisasi dengan ketua seksi bidang kesenian. Jika dilihat selama latihan, mereka memang sering bertengkar.
"Oke... kita mulai dari tim inti. Di sini, aku-" tunjuknya pada diri sendiri. "-sebagai center dalam tim karena penampilan yang tim inti lakukan didominasi permainan alat musik."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] S. Daddy - P. Babygirl
Fanfiction[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] S. Daddy [Sexy Daddy] P. Babygirl [Princess Babygirl] Lee Jiyeon -Siswa tingkat akhir- tidak pernah diberi kebebasan dalam mengejar cita-citanya oleh ayahnya. Kerja, kerja dan kerja. Ayahnya selalu saja menek...