Hari Senin ibu kota macet, sedangkan Raka yang biasanya berangkat awal untuk menghindari macet, tapi hari ini ia kesiangan karna lupa menyalakan alarmnya.
"Arghhhh! Gimana nih bisa bisa terlambat gue, mana sekarang upacara lagi," keluh raka dalam batin.
Raka melihat jamnya yang terpasang di tangan kanannya dan ia melotot ke arah jamnya yang tidak salah apa apa, sudah menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit.
"Mati gue, bisa bisa gue dihukum pak hartanto nih." Yhaa, pak Hartanto adalah guru killer di SMA Tunas Bangsa, yang terkenal karena bakat menghukum siswanya yang telat. Dengan ciri khas selalu membawa penggarisnya, yang para siswa di SMA Tunas Bangsa sebut itu adalah pedang kesialan bagi yang terkena sabetannya.
Five minutes letter, akhirnya Raka bisa melewati kemecatan itu, dan sampailah di sekolah. Dan ternyata firasat Raka benar, karena dia bakal kena hukuman pak Hartanto, tetapi tidak hanya Raka ada juga beberapa temannya yang terkena hukuman salah satunya Indah.
Mereka dibawa ke ruang BK, ruangan yang sampai saat ini ditakuti oleh semua siswa seperti halnya memasuki kamar mayat.
Di sana ada sepuluh siswa dengan raut muka yang berbeda beda, ada yang cemas, ada yang mengeluarkan keringat dingin, bahkan ada salah satu siswa yang pura pura pingsan karna untuk menghindari hukuman. Sedangkan Raka hanya menunjukan raut muka santai dengan menaruh kedua tangannya ke kantong celananya, meskipun hati Raka sangat amat gugup tidak karuan. Begitu pula dengan Indah dengan raut muka sangat cemas. Satu per satu para siswa dipanggil untuk dimintai alasan kenapa bisa terlambat, dan pertama yang dipanggil adalah "Aguss, sini kamu." Panggil pak Hartanto dengan raut muka seperti tanos. "I i i iya pak," Agus pun maju, dan ternyata dia ngompol saat pak Hartanto memanggilnya dan para temannya cengengesan dengan menutupi mulutnya agar tidak keluar suara. Ketika pak Hartanto ceramah ia mengembang kempiskan hidungnya dan bertanya pada siswanya "Bau apa ini?" Dan serentak orang di ruangan itu tertawa dan Raka pun angkat bicara, "itu pak, Agus ngompol," lalu pak Hartanto berkata "Apaaa apaan ini! Gak sopan kamu, cepat sana ke kamar mandi bersihin dulu kurangajar!" Dengan sigap pun Agus menuju ke kamar mandi dengan malu, tetapi dia beruntung tidak kena hukuman dari pak Hartanto. Di ruangan itu tersisa tinggal 8 siswa, karena satu siswa sudah pingsan dan satunya lagi si Agus yang ngompol. Setelah semua 6 siswa dipanggil dengan menerima hukumannya masing masing, kini tinggal Indah dan Raka mereka diceramahi panjang lebar dan alhasil mendapatkan hukuman membersihkan kamar mandi yang kotornya melebihi kandang kambing.
Indah pun bersorak hore dalam hati karena bisa berduaan dengan Raka walaupun di sisi lain Raka tidak suka jika ia dihukum dengan Cewe nerd seperti Indah. "Loh yang bersihin semua oke! Gue mau ke kantin dulu." Ucap Raka dan langsung pergi meninggalkan Indah
"Ta ta tapi," belum selesai Indah bicara, Raka udah ningagalin dia sendirian. Indah pun selesai membersihkan kamar mandi tanpa dibantu Raka sedikitpun. Raka pun datang dan berkata "Bagus bagus udah bersih aja nih kamar mandi, gue balik kelas dulu yee," tanpa menunggu jawaban dari Indah Raka pun langsung menuju ke kelasnya. Di situ Indah kesal tetapi dia berusaha sabar.
****
Pelajaran selesai semua siswa dengan bangga meninggalkan kelasnya menuju ke arah parkiran untuk langsung pulang ke rumahnya. Tapi tidak dengan Indah, dia menunggu sampai adanya angkutan umum datang. Sudah dua jam Indah menunggu tetapi dia tidak melihat ada angkot yang lewat. Akhirnya dia pun, pulang dengan jalan kaki. Di tengah perjalanan Indah melihat mobil Raka dan dia kaget jika dia terkena cipratan air yang sengaja Raka lintasi permukaan jalan yang berlubang dan terdapat genangan airnya. "Mampus luh, hahahaha." Buly Raka dengan wajah menghadap spion mobil supaya Indah melihatnya. Indah pun bajunya basah dan kotor dan sambil berkata dalam hati "iiih kenapa si Raka benci banget sama aku?"
Dan ini adalah hari sial yang dinobatkan sendiri oleh Indah.***
*Jangan lupa komen dan vote yaww
* Masih tahap belajar, maaf kalo ngebosenin...
KAMU SEDANG MEMBACA
Benciku Jadi Cinta
Novela JuvenilYhaa saya memang anak pemalas. Tetapi pada diri saya tersimpan cita cita yang sangat tinggi... Lalu saya mencoba melawan kemalasan yang melakat pada tubuh ini.