Mencari Kebahagiaan

24 0 0
                                    

Kesedihan takkan cukup dihapus dengan sehari, kepergian Almarhum Bapak membuat keluarga menjadi pincang. Kehilangan kepala keluarga pasti takkan ada yang mau dan itu tak mengenal kaya maupun yang tidak berkecukupan.

Beberapa bulan berikutnya setelah meninggalnya Bapak, kakak menawarkan untuk pergi berlibur bersamanya sekadar melupakan kejadian tersebut. Ya luar negeri tujuannnya yaitu Singapura, buta akan informasi dan apa yang akan dilakukan disana nantinya. Kami memutuskan menggunakan tour travel pada saat disana itu karena tujuannya cari aman, pertamakali ke luar negeri hanya bermodalkan nekat dan ingin tau aja yang namanya luar negeri. Mama pada saat itu mendukung penuh, mungkin ia berpikir agar aku tidak bersedih berlarut-larut. Wah pada saat itu senangnya minta ampun seorang anak kelas 5 SD berlibur ke luar negeri pertamakalinya dan tak tanggung-tanggung pergi menggunakan salah satu maskapai bintang lima yang bermarkas di Timur Tengah. Ya kakak mencarikan maskapai tersebut karena maskapai tersebut murah pada saat itu di kelasnya, kakak berpikir mengapa kita berlibur setengah-setengah dan gunakan kesempatan sebaik-baiknya.

Hari keberangkatan pun tiba. Seolah rasa bahagia itu berkali-kali lipat tumbuhnya, aku dibuat takjub baru memulai memasuki pesawatnya yang benar-benar aku tak menyangka sebesar itu. Aku pun bersama kakak mencari tempat duduk yang sudah kami pesan pada saat itu, kakak disebelah jendela dan aku di tengah-tengah. Aku merasa deg-deg an tak karuan kalau ada bule disebelahku apa yang aku jawab nanti semisal dia bertanya, sedangkan aku belum paham banget dengan namanya bahasa inggris. Benar saja bule pria (aku lupa namanya) duduk disebelahku, ia tak ada bertanya apa sebelumnya namun ia menawarkan sejumlah permen yang ia dapatkan dari pramugari. Lalu setelah pesawat takeoff bule itu ingin bertanya tapi aku langsung memanggil kakakku karena gugup dan akan tidak bisa menjawabnya.

Jadi bule itu menanyakan jika diartikan Bahasa Indonesia. "Kemana tujuan kalian berdua?". Kakakku menjawabnya "aku akan berlibur ke Singapura berdua dengan adikku ini". Bule tersebut bercerita bahwa dia hanya transit ke Singapura untuk melanjutkan perjalanan ke Doha, ia juga menceritakan senangnya ia melepas penatnya dari pekerjaannya ke Indonesia, ia pada saat itu bangga menggunakan kemeja batik yang dibelinya pada saat itu di salah satu pusat perbelanjaan. Tak disangka-sangka ia mengatakan pekerjaannya yaitu pilot pesawat tempur. Ya ia adalah bagian dari tentara US, ia berlibur ke Indonesia lalu melanjutkan pekerjaannya di Timur Tengah karena ada pelatihan disana. Sepanjang perjalanan penerbangan kakakku bercerita bahwa tujuan kami ke Singapura untuk menyenangkan aku agar tidak bersedih setelah kepergian Bapak, lalu bule tersebut menoleh ke arahku, aku liat mimik wajahnya terharu mungkin namun ia tersenyum ke aku. Ketika di dalam pesawat ia tak henti-hentinya menghiburku dan memberi tau kalau keadaan pesawat lagi terguncang itu akibat pesawat menabrak awan dan ketika pesawat mengeluarkan rodanya, ia memberi tau dengan gerak tubuh serta dibantu dengan terjemahan dari kakakku. Aku pada saat itu senang sekali

Setibanya mendarat di Bandara Changi, Singapura. Bule tersebut mengatakan "Semoga liburan kalian menyenangkan di negara ini", kamipun bersalaman dan berpelukan masih dalam pesawat. Lalu kami bersama-sama menuju ke gedung terminal kedatangan, namun kedatangan dengan transit berbeda arahnya. Kamipun berpisah dan mengucapkan selamat berpisah , namun tak disangka-sangka dan akupun juga kaget. Ia mengeluarkan dompetnya dari sakunya dan mengambil uang sejumlah 60 dollar US (sekitaran 600ribuan) dan memberikannya kepada aku, akupun menolak aku berpikir aku tidak berhak menerimanya, kakakku juga menolaknya. Namanya juga orang barat, jika ditolak kemauannya ia pasti tidak akan mau. Aku pun kaget karena tiba-tiba bersujud di depanku sambil mengatakan "terimalah uang ini, kamu harus bahagia", semua orang matanya tertuju kepada kami bertiga. Mungkin ini dikira reality show ya haha . Kakakku mengatakan kepadaku untuk mengambil uang tersebut, dan aku bilang terimakasih kepadanya dan kakakku juga. Bule itu juga memberi pesan kepada kakakku "Ajak dia bersenang-senang". Kamipun berpisah pada saat itu dan tidak sempat menanyakan kontak dia. Sejak saat itu aku selalu bersyukur dan selalu mengingat kejadian itu baru pertamakali mengalami pengalaman seperti itu. Dan uang yang diberikan aku belikan sesuatu (lupa)

3hari 2malam yang sangat menyenangkan di negeri orang, namun rasanya masih kurang. Kami merasa tour travel itu sangat menyebalkan, waktu dan tempat ditentukan dengan niat kami yang sangat merdeka tapi dibatasi. Hal itu sangatlah buruk, sejak saat itu di liburan-liburan selanjutnya kami tak pernah memakai jasa tour travel lagi.

Akupun menemui passionku juga ketika liburan itu, aku menjadi suka menaiki pesawat dan berlibur apalagi ke luar negeri. Saat itu juga aku berprinsip memilih berlibur ketimbang merengek meminta sesuatu yang sekiranya bersifat trend saja. Bagiku berlibur luar kota maupun luar negeri sangatlah pengalaman yang berharga diingatan bisa dijadikan cerita suatu saat nanti ketika kita sudah mempunyai anak ataupun cucu untuk dibagikan, juga bisa dibagikan kepada kerabat. Buktinya ketika temenku berangkat berlibur ke luar negeri, aku ditanya mengenai tata caranya. Sangatlah senang berbagi kebahagiaan.

Temen-temenku pamer barang yang mereka pakai misal mobil, motor, handphone, pakaian dan apalah itu yang serba wah dengan tujuan itu yang mereka liat setiap saat ketimbang berlibur tapi cuma sekali. Memang berlibur itu hanya buang-buang uang tapi cerita yang kita peroleh sangat-sangat banyak, aku tidak mempermasalahkan orang yang menganggap seperti itu namun memang demikian adanya.

Jadi pergilah dan carilah pengalamanmu sebanyak-banyaknya sobat! Berbahagialah!

Wahai TersepelekanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang