Part 14

1.4K 54 3
                                    

Salsha dan Kayla kembali kekelas dengan perasaan kesal. Bukan. Bukan mereka berdua. Hanya Salsha saja lah yang merasa kesal karena sikap Beni tadi.

Dengan rusuh Salsha duduk di bangku nya, menyebabkan gesekan antara bangku dan lantai yang terdengar nyaring.

Untung saja kelas sepi.

"Dasar Beni gila. Bisa-bisa nya gua ketemu cowok gila kayak dia." gerutu Salsha.

Kayla tak menghiraukan Salsha. Ia malah terfokus dengan seorang gadis yang berada di pojok. Gadis tersebut yang kembali sibuk dengan ponsel setelah kaget mendengar kerusuhan Salsha.

"Sal ?"

"Paan ?" sewot Salsha, dirinya masih diselimuti rasa kesal.

Kayla menatap Salsha sendu. Akhirnya Salsha menghela nafas.

"Kenapa Kay ?" tanya Salsha lebih lembut.

"Itu siapa ya ? Perasaan dikelas kita nggak ada murid kayak dia ?"

Salsha mengarah pandangannya menuju apa yang di tunjuk Kayla.

"Murid baru mungkin." ucap Salsha acuh.

Kayla tanpa aba-aba menghampiri gadis tersebut, membuat Salsha mendengus kesal. Lalu menyusul sahabat polosnya itu.

"Hai. Kamu anak baru ya ?" tanya Kayla lembut.

Gadis tersebut menatap Kayla dengan tatapan sinisnya.

"Apa urusannya sama lo ?" sewot gadis tersebut, membuat Salsha yang melihat itu geram.

"Ehh ?! Jadi cewek sopan dikit napa! sahabat gue ngomong baik-baik sama lo ?! Lo nya malah sewot gitu!" sentak Salsha kesal.

Gadis tersebut hanya tersenyum miring.

"Cewek aneh. Dasar !"

"APAAN LO BILANG ?!"

"Udah, Sal. Yuk balik ke bangku kita aja."

Kayla membawa Salsha ke bangku. Salsha sedari tadi masih menyumpah serapahi gadis tak tau diri tersebut.

***

Bel pulang sudah berbunyi. Gadis yang di cap songong oleh Salsha ternyata bernama Bianca.

"Kay, gue duluan ya. Bokap udah nungguin nih. Ntar ada Ferry kesini," ujar Salsha yang hanya diangguki Kayla.

Salsha mengecup pipi Kayla lalu pergi dengan melambaikan tangannya.

Tak berapa lama, Ferry sudah berada didepan kelas Kayla. Kayla pun berjalan menuju luar kelas, namun badannya terhuyung saat Bianca sengaja menabraknya.

Ferry yang melihat itu merasa kesal.

"Lo bisa nggak sih hati-hati."

Bianca acuh mendengar ucapan dingin dari Ferry, lalu ia melengos peegi. Karena saat ini ia ingin bertemu seseorang.

Ferry mendengus.

"Lo nggak papa?"

Kayla hanya mengangguk.

"Itu anak baru?"

Lagi-lagi Kayla hanya mengangguk.

Ferry yang melihat itu mengusap pucuk kepala Kayla gemas.

"Udah yuk pulang."

Ferry menarik tangan Kayla dengan lembut. Mereka berjalan beriringan di koridor menuju parkiran.

Mereka saling melontarkan candaan. Bahkan Ferry terus saja merasa gemas dengan apa yang dibicarakan gadis mungil itu.

Saat di parkiran, pandangan Kayla tertuju pada kedua insan yang berbeda jenis. Ia berhenti melangkah otomatis Ferry juga berhenti.

Ferry melihat kearah apa yang dituju gadis ini.

Terlihat di sana, Raka sedang bercanda dengan seorang gadis. Gadis yang menabrak Kayla didepan kelas. Bianca. Gadis itu bergelayut manja di lengan Raka. Bahkan Raka hanya tak menolak, ia malah mengusap kepala Bianca dengan sayang.

Kayla yang melihat itu merasa tercubit. Ya, hatinya terasa sakit saat ini. Entahlah, ia tak mengerti.

Matanya sudah memanas, bahkan terasa air mata sudah berkumpul di sisi kelopak matanya.

Ferry yang menyadari itu pun menggandeng tangan Kayla. Bahkan ia merengkuh pundak Kayla menuju motornya yang berada si samping dua insan tersebut.

Raka menyadari kedatangan Kayla dan Ferry. Terlihat pria tersebut menghampiri mereka, meninggalkan Bianca yang sekarang menatap Kayla sinis.

"Eh, Bunny mau pulang?"

Kayla hanya menunduk, ia tak ingin melihat wajah Raka saat ini.

Tangan mungilnya meremas jaket yang dikenakan Ferry.

"Bukan urusan lo. Mending lo urus aja tuh cewek lo," ucap Ferry dengan sorot mata dingin.

Dengan cekatan, Ferry membuka jaketnya dan memasangkan di pinggang mungil Kayla. Lalu ia menaiki motornya disusul dengan Kayla.

Raka yang tak mendapat respon dari gadis mungil tersebut merasa heran. Bahkan ia bingung dengan ucapan Ferry barusan.

Ia menatap nanar kepergian kedua sejoli tersebut.

"Ka, itu siapa kamu, sih?" tanya Bianca seraya bergelayut di lengan Raka.

"Bukan siapa-siapa kok. Ayok pulang."

Bianca hanya mengangguk. Lalu mereka pulang dengan mengendarai motor Raka.

TBC.

Don't Forget Vote And Comment. 😚

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang