37

45 1 0
                                    

"Yang dengerin aku dulu" pintanya, aku mencoba membrontak. Namun, kak ian memelukku sambil menangis. Aku tak kuasa menahan diri, aku juga ikut nangis di saat itu.

"Yang aku tuh nggak nerima dia, aku nggak mau tunangan dulu. Aku Sayang ke kamu sa,, hix ... Hix... Bunda udah tahu soal kita sa" jelasnya. Aku tak kuasa mau berkata, aku hanya bisa nangis saat ini, aku segera menghapus air mata kak ian.

"Udah kak jangan nangis." pintaku " kakak sekarang mandi sana, kakak bau, hahahahaaa.. " ledekku.

"Mmmm... Iya, aku mandi dulu ya." kak ian pun keluar dari kamar, dan aku segera menuju ke kamar mandi.

13:15 WIB

Vc: +6282311*** & Sasa

"Oh tuhan tolong... Jaga dirinya disana,
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya... Indah pada waktunyaaa...

Jika teringat tentang dikau, jauh di mata dekat di hati
Akankah sama yang kurasa,
Ingin jumpa walau hanya..

Sa, udah nyanyinya yaa..
Sa,Aku secepatnya mau lamar kamu.

Kamu bercanda kan?
Nggak mungkin lah.

Sa, kamu sendiri yang bilang mau waktu itu.

Ya aku kira bercanda.

Apa maksudmu sa? Bercanda?

Iya kan bercanda.

Terserah kamulah sa.

Tut... Tut...

Akupun langsung beranjak pergi dari kamar, aku melihat ada si mbok di kebun bungaku, akupun langsung samperin.

"Mbok ngapain?" Tanyaku.

"Nggak ada non, mbok hanya kangen sama cucu dan anak si mbok. " keluhnya.

"Emang mbok belum pulang kampung?" Tanyaku.

"Belom non, si mbok udah 3th ini belom pulang" jelasnya.

"Kok gitu?emang bunda nggak kasih gaji?" Tanyaku.

"Di kasih non, tapi si mbok pengen nabung uang itu buat beli rumah yang ada dikampung." Jelasnya lagi.

"Sekarang isi tabungan mbok berapa?"

"150jt non"

"Ya itu sudah cukup kan mbok?"

"Iya sih non, tapi bagaimana mbok pulang?"

" saya izinkan ke bunda ya mbok, pasti bunda ngerti kok. Sekarang mbok beres beres, biar kak ian pesanin tiket dan travelnya mbok."

"Bener non? Makasih ya non, nanti uang untuk beli tiket nya mbok ganti ya non."

"Nggak mbok, nggak usah. Itu tanda terimakasih kami ke si mbok, ya meskipun itu tidak setara dengan jasa si mbok"

"Iya non makasih, ya udah mbok mau beres beres dulu ya non." Si mbok pun pergi begitu juga denganku. Akupun masuk ke rumah dan menuju ke kamar kak ian lalu masuk. Aku melihat kak ian sedang minum teh di balkon, akupun segera samperin kak ian.

"Kak" panggilku.

"Iya apa yang?" Sambil menatapku.

"Pesanin tiket pesawat dan travel buat mbok!" Pintaku.

"Mbok mau kemana?" Tanyanya.

"Mau minggat kak" ucapku sedikit kesal.

"Minggat?minggat kok bilang bilang?" Semakin menjengkelkan.

"Pulkam, cepet pesan tiket!"

"Iya sayang, ambilin hp ku."

"Nih." Kak ian pun segera pesan tiket.

"Udah yang, besok pagi jam 9." Jelasnya.

" ya udah, aku mau pergi." Saat aku mau melangkahkan kaki, tanganku sudah di cekal oleh nya.

"Mau kemana dulu?sini dulu." Ucapnya sambil memelukku dari belakang.

"Kak aku mau tanyak."

"Tanya apa?" Mulai bingung dia.

Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang