-10

119 16 0
                                    

Pukul 22.05

Kini mereka ber7 sudah tertidur, di kejar kejar hantu tadi sore di hutan menyebabkan kelelahan yang sangat sangat menjadi.

Mereka tetap tidur di kamar yang dari awal sudah di tentukan, meskipun sebelum tidur mereka sempat bertengkar hebat untuk melawan ketakutan karna bekas teror masih terngiang ngiang di kepala mereka masing masing. Namun seperti biasa, di saat pertengkaran mereka ber7 selalu ada penengahnya, siapa lagi kalo bukan Wawa.

Suasana vila sangat sepi, vila di atas perbukitan memang selalu di latar belakangi oleh cuacanya yang dingin dan suasana nya yang sangat mencekam, hingga dapat membuat kulit sedikit merinding jika tengah malam berada di teras belakang vila.

                                              ***

Wawa merasakan posisi tidurnya tidak nyaman sehingga mataa dan tubuhnya tertarik untuk terbangun, penglihatannya sedikit buram namun perlahan lahan terlihat jelas, ia merasakan tubuhnya mendingin karna ia terbangun di tengah tengah malam dan di tambah suhu udara nya semakin mendingin.

ia melihat ke arah sampingnya, dilihatnya araa yang masih tertidur, kemudian ia kembali mentap sekeliling kamar. Penglihatannya terhenti pada posisi pintu yang terbuka sedikit

"perasaan tadi udah gua kunci dah pintunya"-ucap wawa dalam hati.

ia berdiri dari ranjang kemudian berjalan ke arah pintu, ia melihat keadaan luar kamar, sangat sepi dan ditambah lampu yang di matikan, ia dapat merasakan langkah kaki seseorang menuruni tangga, posisi kamar wawa dan araa ada di bawah jadi masih bisa mendengar jika ada seseorang yang menuruni tangga, wawa sedikit melamun.

"astagfirullah ecaaaa"-wawa tersentak kaget dan langsung tersadar dari lamunannya.

wawa melihat eca berjalan melewati kamar wawa, namun anehnya eca tak berbicara sedikitpun, dia diam dan terus berjalan menuju dapur.

wawa masih terdiam, dia tak melakukan apapun, pandangannya masih tetap menatap punggung eca yang semakin menjauh.

"woiii waaa!!"-seseorang menepuk pundak wawa dari belakang.

"astagfirullah!!!"-wawa menoleh ke arah belakang. ia sangatt sangatt kaget, dilihatnya eca dari belakang.

"ca, ko lu disiniii, kan tadi lu ke dapurr"-wawa menunjuk ke arah dapurr, seseorang yang tadi menyerupai eca dan berjalan ke dapur ternyata sudah hilang.

"apaansi lu wa, orang gua baru aja mau ke dapur"-jelas eca.

wawa menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ia kaget sangat sangat kaget, otaknya masih terus berfikir keras tentang hal yang baru saja terjadi.

"ca, sumpah dah tadi gua liat lu mau jalan ke dapur, tadi gua manggil lu, tapi lu sama sekali ga liat ke arah gua, pandangan lu tetep lurus sambil terus jalan"-kata wawa berusaha menjelaskan apa yang ia lihat barusan.

"dih wa, bener aja wa gua baru turun dari atas, gua baru bangun jugaa"-kata eca berusaha meyakinkan.

"dih terus tadi siapa caaaa"-kata wawa sedikit panik.

"gilaaaaa! Sumpah, makin gamasuk akal ni vilaa."-ucap eca.

"lu tetep jadi ke dapur ca?"-tanya wawa.

"kagaaa laa nanti gua di cingcang pake piso kan berabe, udah lah gue balik ke kamar aja"-jawab eca.

                                              ***

Sinar matahari sudah sangat menyorot di daerah perbukitan tersebut, namun udara nya masih terasa sangat dingin.

Bila, safa, umi, dina, eca, menuruni anak tangga secara bersamaan. Di bawah sudah ada wawa dan ara yang sudah masak sedari tadi.

Aroma nasi goreng yang wawa buat ciri khas nya sudah tercium, membuat para perut perut mendugem tidak karuan.

Mereka langsung mengambil posisi untuk makan di meja makan.

"mba wawa kalo masak bukan maen euyyy"-puji bilaa.

"Iyaa euy, asikkk bikin perutt tenang"-kata sapa yang juga ikut memuji.

"tapi engkod santay kan?"-selang eca yang berbica sambil menaikan alis nya sebelah.

"udin sialan"-kesal dinaa.

"mi, tumben diem aja? sariawan?sakit gigi? sakit hati? atau meriang belum ketemu cogan? wkwkwk"-tanya wawa.

"iss paket internetan gua abis jancok"-kata umi dengan wajah merah padam.

"lahh gua kiraaa kenapa si umi diem aja, tau nya paket internetannya abisss hahaha"-kata araa.

"siang ini kita mau ngapain woi?"-tanya bilaa.

"mau keluar vila lagi? yakin gatakut yang kemaren kejadian lagi?"-tanya dina.

"kitaa ke daerah rumahnya mang ujang aja yuuu"-ajak sapa.

"nahhh, bener tuhh sekaliannn ke daerah perkampungan kan siapa tau banyakk cogan haha"-kataa umi.

"Iyaa mi, bener benerrrr. Mata gua udah sepett berapa hari ga liat cogan haha"-kata araa.

"najis anak si sobrr sama anak wawan wkwk"-ucap eca.

"bacot haerudin"-kata umi lagi.

"tau lu eca, nanti juga lu mauu kalo ketemu cogan"-ucap araa.

"dih dalem hati gua mah cukup saaih seorang"-kata ecaa dengan bibir di monyong monyongin.

"pengen tuuu bibir gua tarik"-kata bilaa.

"luu geh sama nya lottt"-cibir ecaa.

"woiiii brisik gilaaa, gua pen makan aja kuping gua teng tengan"-kata sapaa dengan nada kesall.

"Woii serius atuh, kitaa mau kemana nanti siang"-dina mengulang pertanyaan lagi.

"eh engkod baru angkat suara, jadi makin cintahhh"-kata eca dengan suara genit.

Dinaa langsung diam, mulutnya tak ingin bersuara lagi, sepertinya ia kesal.

"woi kasian luuu dih si bontot"-kata ara mengusap usap kepala dina.

"udah makan dulu dah baru kongres lagi"-ucap wawa.

"Ashiapppppppp"-kata mereka secara bersamaan.

                                              ***


Hi sayaaa kembaliiiii hehehe, gimanaa? Sehat semua kann wkwk, jangann lupaa baca teruss cerita Hantu Buldog yaa😉. Jangan lupaa vote and komenn juga temen temen.

Oh iyaa jangan lupaa folow ig @se_seventeam kali aja ada yang srek di hati wkwk.

Okeee, see you next part❤.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hantu BuldogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang