Adhira melangkahkan kakinya gontai menuju kelas. Kejadian semalam membuat pikirannya semrawut, awalnya Adhira berniat untuk tidak sekolah hari ini, tetapi karna ingat ada ulangan harian kimia hari ini ia mengurungkan niatnya. Ia malas untuk ulangan susulan.
sesampainya di kelas, Adhira duduk dibangkunya di jajaran tengah dekat jendela. tak berselang lama, 2 orang perempuan memasuki kelas, satu orang dengan wajah yang berseri-seri dan satunya lagi datar seperti biasa.
"Dhiraaaaaaa" Bilqis menghambur memeluk Dhira, Dhira mengerutkan keningnya bingung. tidak biasanya Bilqis seperti ini.
"Kenapa ni bocah?" tanya Dhira kepada Jasmine yang telah duduk di bangkunya, tepat di depan Dhira.
Jasmine memutar kepalanya, menatap Dhira. "gatau tuh, kesambut setan gila kali" jawab Jasmine datar.
"ihh apaan sii jas! lo jahat banget sama guee" rengek Bilqis, tidak terima dirinya diejek seperti itu.
"ya terus lo kenapa qis? dateng dateng udah senyum senyum aja, udah kayak orang gila lo"
"gue di notice Ari irham dong omaygaatttt" Ucap Bilqis histeris.
"Dihh cuma gitu doang girang lo, aplagi di cium dia ya hahaha" Dhira terbahak dan saat itu juga senyuman di wajah Bilqis menghilang.
"Ngejek gue lo!" ucap Bilqis melotot.
"Wess santai buu" Dhira menutup mulutnya.
"udah ah bodo amat gue ngambek nih. jangan ngomong sama gue" Bilqis menjauhkan kursinya dari Dhira, membuat Dhira dan Jasmine tertawa cekikikan.
"Apa lo pada ngetawain gue?" Ucap Bilqis sinis.
"geer lo" sahut Jasmine.
Seling 10 Menit, pintu kelas terbuka, seorang laki-laki berseragam coklat muda memasuki kelas. Ia membenarkan posisi kaca matanya yang sering melorot, kumis hitamnya tertata rapi kearah pinggir kanan dan kiri. ditangannya membawa sebuah map coklat yang sudah dipastikan bahwa itu adalah soal ulangan harian kimia hari ini.
Pak Bambang berdiri di depan kelas, memperhatikan satu persatu murid yang kini sudah duduk dengan rapi di bangku masing-masing.
"Absen nomor 20 dengan nama Raka mana?" tanya Pak Bambang sambil menunjuk sebuah bangku paling belakang yang kosong.
semua murid melihat kearah bangku itu.
"T-tidak tau pak" jawab salah seorang murid.
"Masa tidak tau? teman sekelas kau" omel Pak Bambang. Murid tadi hanya diam, tidak tau harus menjawab apa.
"Pagi" ucap seseorang dari arah pintu. Otomatis semua mata tertuju padanya.
Seorang laki-laki putih tinggi berdiri dipintu masuk. Laki-laki itu membungkukkan badannya sambil memamerkan sederet gigi rapi putihnya. Seragam yang dikeluarkan dan rambut yang sedikit acak-acakan membuat Pak Bambang geleng-geleng kepala.
"Raka! kau baru datang?! jam berapa ini?" tanya Pak Bambang kepada laki-laki bernama Raka itu.
"jam 7 lebih 5 menit pak" jawab Raka santai.
"Itu artinya apa?" tanya pak bambang lagi.
"telat pak" jawab Raka.
"tau konsekuensinya apa?"
"cariin bapak jodoh" jawab Raka asal.
"BERANI KALI KAU RAKA!" Pak Bambang mulai emosi.
"E-ehh maksud saya bersihin wc pak" Raka menahan tawanya.
YOU ARE READING
COACH SYALAND
Teen FictionGimana sih rasanya punya pelatih yang nyebelinnya minta ampun? awalnya aja nyebelin nyebelinn ehh taunya nyangkut juga. itu yang dialamin Adhira. berawal dari kuda, ujungnya yahh begitulah. copy right 2019