Malam Gelap pt 1

8 1 0
                                    

Malam kali ini terasa gelap. Awan menutupi bulan, serta jalan yang sepi membuat suasana semakin terasa. Terlebih lagi, lampu jalanan yang redup membuat hati Raisa gelisah.

Raisa takut karena akhir akhir ini banyak orang yang menyebutnya 'cantik.' Sebutan itu membuatnya takut karena ia merasa akan adanya kejahatan seksual

Kala itu Raisa sedang duduk di bangku taman. Ia menggeser geser ponselnya. Ia sedang mencari driver online. Jam menunjukkan pukul 23.00. Raisa mulai berpikir untuk meminta jemput kawannya.

.....

Deru suara mobil datang. Sebuah mobil milik temannya itu tiba. Raisa seketika tahu mobil itu milik temannya, Miki. Miki adalah anak seorang kaya. Pria jakung itu sudah diperbolehkan naik mobil bahkan dari umur 18 tahun.

"Kok kamu tahu aku di sini?" tanya Raisa.

"Soalnya sepi. Gampang nyarinya. Kan taman biasa sepi dari jam 21.00" jawab Miki

"Oh gitu ya? Btw kamu ngga sibuk?" tanya Raisa

"Ngga, di rumah pun ngga ada kerjaan. Malah pingin banyak keluar rumah tapi ada hasilnya." jawab Miki.

"Kamu kenapa nggak kerja jadi taksi online gitu?" tanya Raisa sekali lagi.

"Nggak ah males. Eh btw kamu betah banget sampe jam 23.00 disitu." jawab Miki

"Betah apaan! Nungguin ojol tahu" gerutu Raisa.

.....

"Makasih ya udah mau nganterin." ucap Raisa berterima kasih

"Iya, sama sama" jawab Miki

Raisa pun pulang dengan aman. Tapi sebenarnya, ia sedang diikuti. Secara tidak sadar, ia diikuti oleh seseorang yang menginginkannya untuk tidak hidup lagi. Seseorang yang sangat membencinya. Rasa iri hatinya menutup batin. Iri akan kecantikannya, kepopulerannya, dan kebaik hatian dari seorang Raisa.

Rencana demi rencana telah disusun untuk Raisa. Malam demi malam telah berlalu. Bahkan hingga kini orang itu masih menyiapkan rencana kematian untuk Raisa. Ia tak merasa bersalah bahkan bila Raisa terbunuh olehnya. Malahan ia akan merasa puas bila Raisa telah tiada.

.....

"Pagi Putri! Semangat banget" ucap Raisa

"Pagi Sa! Udah sarapan ngga nih?" tanya Putri

"Emm.. aku puasa Put. Kalo kamu mau makan di kantin aku traktir deh." jawab Raisa.

"Waduh iya. Aduh sori ya, aku lagi nggak puasa. Kirain nggak puasa juga." elak Putri

"Eh seriusan nih, kalo kamu belum sarapan, kamu makan aja di kantin, aku yang traktir." tambah Raisa.

"Nanti aja Sa, ntar kamu ikut makan lagi." elak Putri sekali lagi.

"Enggak kok. Ayolah! Kalo kamu nggak mau ke kantin, aku beliin buat dibungkus ya." tawar Raisa.

"Enggak deh. Ke kantin aja kita" jawab Putri

"Nah gitu dong" balas Raisa.

.....

Melihat hal itu, Putri hanya bisa menerima makanan yang dibelikan oleh Raisa dan memakannya dengan rasa tidak enak hati. Raisa merasa senang bila makanan yang ia beli tidak sia sia. Putri pun berpikir kembali bahwa Raisa sangat baik. Walau Raisa sedang puasa, ia masih membelikan makanan untuk Putri yang belum sarapan.

.....

"Sa, kamu baik banget sih." puji Putri

"Ah. Itu. Biasa aja kok." jawab Raisa.

"Eh nanti kita ke danau yuk. Kayaknya spotnya bagus. Kita ngobrol ngobrol disana." ajak Putri

"Mmm.. ok. Kamu jemput?" tanya Raisa

"Iya, naik mobil. Aku udah boleh naik mobil sama ayahku." jawab Putri.

"Ok Putri aku tunggu nanti ya." jawab Raisa

 

Just A Text (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang