Sesuai janjinya pada Wendy, keesokan harinya Siwon mengajak istrinya itu untuk berkeliling. Tidak hanya berkeliling, Siwon juga mengajak istrinya yang sangat kritis untuk urusan makanan itu untuk menyicipi beberapa kudapan yang terkenal di pulau itu. Sejak pagi hingga siang Swon menghabiskan waktu dengan Wendy, tidak sekalipun senyuman lepas dari wajah gadis itu. Siwon sadar betul, melihat wajah bahagia Wendy sudah cukup membuatnya bahagia dan melupakan sejenak kesibukannya.
Perjalanan hari itu diakhiri dengan berhentinya mobil Siwon di sebuah ladang Canola yang sedang menguning, tanda musim semi telah dimulai. Wendy yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari hamparan kuning dihadapannya bahkan tidak sadar ketika Siwon menggenggam tangannya menuruni mobil dan menuntun dirinya untuk duduk di atas kap mobil.
"Kau begitu menyukainya?" Tanya Siwon dengan mata yang tak lepas menatap wajah takjub Wendy.
"Hm, ini sangat cantik." Jawab Wendy singkat sambil menganggukkan kepala.
"Wendy."
"Hm?"
"Apa menurutmu hubunganmu denganku sudah cukup akrab untuk kau menceritakan hal yang membuatmu trauma dari perhatian media padamu?"
Wajah berbinar Wendy perlahan terganti dengan ekspresi gelisah. Gadis itu memilih untuk menarik napas panjang lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Siwon dan membiarkan pria itu untuk mengelus kepalanya lembut.
"Aku tidak mau memaksamu. Tapi sungguh, ada baiknya jika kau bisa menceritakannya padaku sehingga aku bisa membantumu."
"Pada dasarnya keluargaku tidak begitu menyukai sorotan media semenjak ibuku yang merupakan aktris menikah dengan ayahku. Kau tahu bukan bagaimana hanya dengan judul tulisan media dapat menyetir otak pembacanya? Media membuat ibuku nampak seperti seorang selebritis yang berhasil menggoda pria mapan dengan kecantikannya. Sejak itu juga paparazzi kerap kali mengintai keluarga kami, dan rasanya sangat tidak nyaman."
"Hanya itu?" Siwon nampak ragu. Ekspresi Wendy jelas mengatakan apa yang gadis itu ceritakan belum cukup kuat untuk membuatnya sebenci itu dengan segala sorotan media kepadanya.
"Aku dan ibuku pernah mengalami kecelakaan. Hal itu juga yang menyebabkan aku kembali dikirimkan ke Amerika hingga tumbuh besar disana."
"Karena paparazzi?"
Wendy mengangguk mengiyakan.
"But how come?"
"Something happened..."
"Mind to share?"
Wendy kembali menghembuskan napas panjang lalu menggigiti pipi bagian dalamnya dengan gelisah.
"Dulu ketika ibuku mengandungku, ia sengaja pindah ke Amerika untuk menghindari paparazzi yang tida henti-henti membuntutinya, hal inilah yang menyebabkan nama lahirku bukan nama Korea seperti kedua kakakku. Setelah ia melahirkanku, ibu kembali ke Korea dengan tetap menyembunyikan fakta bahwa ia telah memiliki aku sebagai putri ketiganya dengan harapan paparazzi sudah tidak tertarik untuk mengikutinya. Dan ia memang tidak salah, dalam kurun waktu 4 tahun semuanya aman dan baik baik saja terlebih saat itu ibu sedang vakum dari industri hiburan."
Wendy berhenti sejenak. Ia menarik napas perlahan dan mengeluarkannya sebelum melanjutkan ceritanya.
"Namun semuanya berubah ketika ibuku kembali ke layar kaca dan membintangi sebuah drama baru. Drama TV yang dibintanginya sangat populer saat itu. Media yang seolah-olah kehabisan berita dan artis-artis pesaing ibuku mulai menghembuskan rumor-rumor palsu mengenai kedekatan ibuku dengan aktor yang dipasangkan dengannya. Semenjak rumor itu berhembus, paparazzi mulai liar dan terang-terangan mengikuti ibuku. Tidak jarang, ibuku mengenakan penyamaran besar-besaran untuk keluar rumah, tapi semuanya sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Princess
DragosteIncognito. Mungkin itu adalah kata terbaik untuk mendeskripsikan hidup seorang Wendy Son. She's living her best of both worlds! Satu waktu ia adalah pâtissier ceria yang hobi menghabiskan waktu dengan teman-temannya, di sisi lain dia adalah the...