Bab 1: Hai Flora

12 0 0
                                    

"Mulai detik ini, aku dan kamu tak akan pernah berubah menjadi kita. Kau tinggi, aku rendah, percuma. Kau di sana dengan bintang-bintang. Aku di sini dengan debu dan pasir."
****

Gadis dengan rambut panjang tergerai sedang memainkan jari jemarinya pada stang sepeda. Ia mengayuh sepedanya dengan santai. Tak peduli bahwa waktu sudah menunjukan pukul 06.30, sementara jarak ke sekolahnya masih cukup jauh. Ia melirik ke kanan dan ke kiri, motor dan mobil saling bersaut-sautan dengan klakson. Ia tak menggubris dan tetap santai tanpa ada beban.

Tiiinnn!!

Sebuah klakson mobil membuat gadis ini tersentak dan hampir kehilangan keseimbangan. Ia menengok ke arah mobil yang dengan sengaja membuatnya terkejut. Siapa lagi jika bukan mobil mewah milik pria yang selama ini menjadi sahabatnya. Eros, sebut saja begitu.

"Flo, masih naik sepeda aja lo, yakin nggak mau ikut bareng gue?" tawar Eros yang sudah berada di samping gadis ini.

Untuk persekian detik, Flora tak menjawab ajakan Eros. Ia masih fokus dengan jalanan yang semakin ramai, karena hari sudah semakin siang. "Enggak," jawab Flora singkat.

"Kenapa?"

"Nggak papa."

Eros mendengus napasnya kasar, selalu saja sifat Flora seperti ini. Terlalu dingin, dan tak mau peduli. Percuma jika ia mengajak Flora untuk pulang dan pergi bersama, bukan karena rumah mereka berjauhan, tapi karena Flora yang keras kepala.

"Neng, ayolah ikut abang, nanti abang traktir es krim, gimana?" Eros sudah sering kali memberi penawaran tapi lihat saja tak ada yang berubah, gadis itu akan tetap menolak.

"Ogah." Tanpa pikir panjang, Flora langsung menghunuskan penolakan.

Sejujurnya bukan Flora tak mau diantar jemput Eros. Tapi kepopularitasan Eros membuat ia enggan mendekatinya, kalau bukan di luar sekolah. Keramaian, itulah yang ia benci. Sedangkan Eros, dia lebih menyukai keramaian, seperti menjadi idola sekolah yang selalu diikuti oleh para fansnya

"Ya udah nggak masalah, mungkin lain kali. Dah, Sayang sampe jumpa di sekolah." Eros melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menerobos padatnya lalu lintas.

Flora yang melihat Eros pergi menjauh, membuatnya bergumam dalam hati. Tuh orang sarap kali ya, udah punya pacar masih aja modus ke cewek lain, gue laporin baru tau rasa lo. Dasar playboy.

****

Flora memarkirkan sepedanya tepat di sebelah mobil Eros. Ia mengunci sepedanya dan mengambil tasnya dari keranjang. Belum lima menit ia sampai, suara yang khas memanggilnya dengan begitu nyaring, membuatnya hampir menutup telinga.

"Flora!" teriak seseorang tak jauh dari tempat Flora berdiri.

"Hm." Flora menarik napas panjang, mau apalagi si pria ini memanggilnya, setiap hari selalu saja begini.

Setelah melihat Eros yang membawa banyak sekali hadiah di tangan. Flora langsung membuka tasnya lebar-lebar membiarkan benda-benda itu masuk ke tasnya. Itu sudah menjadi kebiasaannya setiap hari. Ini ia lakukan semata-mata untuk membantu Eros agar tak ketauan oleh pacarnya karena menerima hadiah dari para fans yang entah dari mana asalnya.

"Kebiasaan lo," ujar Flora dengan nada ketus.

"Lo tau sendiri, kan, Flo. Pacar gue kayak apa." Eros memikirkan pacarnya yang terkadang marah-marah padanya karena menerima hadiah dari para fans yang begitu banyak.

WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang