Alunan musik klasik gubahan Ludwig Van Beethoven kesukaanku menggema di pesawat ini. Setidaknya dengan adanya musik ini aku tidak merasa kesepian. Jika ditanya sudah berapa lama aku menempuh perjalanan ini, aku pun tidak bisa menjawabnya. Waktu tidak berjalan di tempat ini, di luar sana pun hanya ada lintasan gelap yang tidak berujung.
Resiko yang berani kuambil memang besar. Jika aku gagal aku tak akan bisa kembali. Namun, aku sudah berhasil sampai sejauh ini. Kegilaanku yang dikatakan orang-orang berhasil membawaku ke perjalanan panjang ini, perjalananku kembali ke masa lalu.
Duduk dikursi kendali, aku memandangi foto gadis cantik yang sedang tersenyum. Rinduku padanya sudah menggunung, keinginanku bertemu dengannya sudah sampai ke ubun-ubun. Dialah alasanku sampai aku berani mengambil semua resiko ini.
Aku melirik waktu titik koordinat pesawatku. Aku akan kembali ke masa lalu, saat di mana aku masih bisa melihat gadisku ini.
Masih terasa diingatkanku hembusan angin lembut musim semi di pertengahan April kala itu. Air tenang danau Seokcheon menjadi saksi bisu saat aku mencium lembut gadis manis di hadapanku.
**
"Aku tidak bisa mempercayai ini."
"Aku serius Jihyun-ah, aku akan pergi menemui orang tuamu sepulang kita dari sini."
"Aku tidak tahu harus berkata apa, aku terlalu bahagia Kyungsoo."
Kupeluk tubuh mungil Jihyun. Matanya berair karena menangis terharu atas lamaranku.
"Karena kita sudah berada di sini bagaimana jika kita berkeliling sebentar?"
"Tentu!"
Tangan kami saling berpautan sambil menyusuri tepian danau Seokcheon. Di sepanjang tepian danau juga terdapat deretan pohon-pohon sakura yang sedang bermekaran cantik. Warna pink pucat dari bunga ini membuat kesan romantis di antara kami semakin terasa.
"Jihyun-ah?"
"Hmm."
"Jika kita menikah nanti kau ingin kita menggunakan konsep seperti apa?" tanyaku penasaran.
"Kau pernah menonton film twilight?"
"Iya, semua serinya."
"Aku ingin pernikahan kita seperti pernikahan Edward dan Bella, suasana di luar ruangan yang sejuk dan menyatu dengan alam."
"Baiklah, aku setuju sekali! Nanti kita cari tempatnya bersama-sama."
"Terima kasih, kau memang kekasih dan calon suami yang paling baik!"
"Tentu saja! Hanya ada satu yang seperti aku ini di dunia."
"Iya-iya aku percaya!"
Kami tertawa bersama sore itu. Angin sore mulai bertiup pelan membawa kelopak-kelopak bunga sakura bersamanya. Jihyun menghentikan langkahnya dan membiarkan tubuh kami berdua dihujani kelopak bunga sakura tersebut. Untuk sejenak aku merasa sedang berada di dalam dunia drama yang selalu ditonton oleh Jihyun.
"Ini benar-benar seperti adegan dalam drama! Romantisnya!" seru Jihyun memeluk lenganku erat.
"Kau mau jalan lagi? Kita bisa mengelilingi danau ini dan merasakan dijatuhi guguran bunga sakura sepanjang jalan."
"Tentu!"
Kami melanjutkan perjalanan. Sesekali benar-benar ada guguran bunga sakura yang menjatuhi kami. Lalu beberapa kali Jihyun berhenti untuk mengamati bunga sakura yang jatuh di permukaan danau, membuat tepian danau Seokcheon sore itu ikut berwarna pink pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Time
FanfictionAku menemui masa lalu hanya untuk kembali bersamamu. Aku menempuh ruang dan waktu agar dapat hidup denganmu.