Saat dia datang.
untuk pertama kalinya. Laki-laki yang benar-benar mengejutkan, baju compang-camping dan sangat lusuh..
Siapa dia?
Dia datang disaat pemakaman kakekku.
"Aku datang menepati janjiku, kukembalikan biola anakmu ini karena kau suka mendengarnya." suara lirihnya memecahkan lamunanku.
Dia meletakkan biola itu disamping makam kakek.
"Mia ikutlah denganku." suara kerasnya memanggilku.
"Apaa?" Jawabku terbata.
"Ayo! " ditariknya tanganku.
Semua tetanggaku terkejut.
"Maau apa kau? Jangan macam-macam dengan Mia". Tanya para tetangga serempak.
"Aku datang untuk mengambil Mia." Jawabnya.
Para tetangga mengkroyokinya.
Dengan rasa kesal aku membentak mereka semua.
"Pergi kalian semua, suasana berkabung seperti ini kalian masih tetap bisa bertengkar."
Penuh isak tangis aku mengucapkannya.
Lelaki misterius itu pergi entah kemana, dan datanglah paman rumah sebelah dengan membawa biola lelaki misterius itu.
"Mia, ini biola milik lelaki tadi, dia pergi dan meninggalkan biola ini di pemakaman."
"Baiklah paman."
Dalam renungku aku memikirkan siapa laki-laki itu? Kenapa dia bisa kenal dengan sosok kakekku. Tanpa pikir panjang aku pergi mencarinya.
Telah jauh aku berjalan dan kutemui dia di samping sungai.
"Sedang apa kau disini?" Tanyaku.
"Sedang mencari sebutir nasi, ini dapat, haaaappp."
"Kau gila ya? Kalau kau lapar, dirumahku ada makanan, kau boleh memakannya."
"Jika kau memaksa boleh lah."
Penuh tanda tanya benakku memikirkannya, aneh sekali. laki-laki yang sangat sulit ku tebak.
"Heeeeiiii, bukannya kau sudah habis 3 mangkok ya? Kok masih mau nambah lagi?" Tanyaku kebingungan.
"Laper" jawabnya singkat.
"Heiiisss, membosankan sekali. Ada yang kau lupakan." ucapku sambil menyodorkan biola miliknya.
"Itu biola ayahmu, kudapat dari ayahmu, jadi sekarang jadi hakmu."
"Aku tidak punya hak apapun atas barang ayahku, lagian aku tidak bisa memakainya."
"O'iya aku tau kalo mia lebih suka menggambar daripada musik kan?"
Entah darimana dia mengetahuinya, mungkin dari kakekku, atau apalah aku tak mengerti. Tanpa sadar dia sudah menyodorkan surat wasiat milik kakek.
" uang yang ku pinjamkan kepadamu selama ini (untuk biaya sekolah/pendidikan sebesar 500 juta kontan) harus kau kembalikan kepada cucuku, Mia Keila Ardramha setelah aku meninggal. Jika kau Karan Andrian belum bisa mengembalikan, harus menjadi wali dan menjaga Mia."
Tertanda Kakek Mia.
Ternyata benar itu adalah surat wasiat milik kakek, tulisan tangannya pun benar-benar sama.
Tanpa sadar Kulihat laki-laki misterius yang sekarang sudah kutau namanya karan itu memang menarik. Dan aku terkejut..
"Heeeii kenapa kau tiba-tiba tidur begini? Bangun" ucapku terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberapa besar kebahagiaan itu?
RomanceDisinilah aku akan memulai kisahku. Namaku Mia, aku anak dari seorang musisi, ibuku seorang pianis, dan ayahku pemain biola.Sudah lama Aku tinggal sebatang kara. Sejak orang tuaku meninggal dan kakek yang kusayangi pun pergi dari dunia ini. disaat b...