Jalan mana lagi yang belum sempat kulalui?
Terbentang dua jalan didepan mata. Lalu kudapati kau dalam keadaan keracunan, payah dan terkapar diatas permadani bumi. Kau butuh penawar racun, tuan!
Lukamu terlalu parah dan menyakitkan. Jika hanya diberi penawar, luka di jiwamu akan masih terasa sekarat, lalu mencoba mengusaikan membuka mata sekadar menghirup udara kebebasan dunia.
Cinta adalah celah-celah rasa yang berhamburan kala ranting duka yang melarat berhenti berharap bunga indah 'kan tumbuh diatas tanah yang gersang.
Laksana penembus luka, kau adalah kekasih jiwa yang dikirimkan Tuhan untuk menyelamatkan ku dari kegetiran rasa.
Lalu Tuhan membawaku pada satu waktu, dimana sang kekasih tercipta dari tangan kekuasaan Maha Pemberi Cinta. Dimana kekasih menyapa dengan nyanyian rindu. Dimana pengobat derita terjabah dari doa dini hari yang dilantunkan dengan ketulusan.
Meranum cinta seabad telah usai dilakukan. Tibalah saatnya menjaga cinta hingga raga kembali ke dasar bumi sebagai kekasih Tuhan.