15.Hari Terindah

1.4K 198 37
                                    


***

Jihoon bener-bener udah gak bisa tahan sama orang tuanya yang sekarang berebut untuk membawanya.

"Jihoon ikut mama!" Tukas Mamanya seraya menarik tangan jihoon.

"NGGAK! JIHOON IKUT PAPA!" Kali ini papanya gak mau kalah dia malah narik tangan jihoon lagi.

Jihoon jengah dia langasung narik paksa kedua tangannya yang tadinya di pegang oleh kedua orangtuanya itu.

"Jihoon gak akan ikut siapa-siapa! Biarin hidup jihoon tenang pa ma! Gak cukup apa dengan drama perselingkuhan kalian?! Sekarang kalian mau biarin jihoon masuk ke kehidupan baru kalian?!" Orang tuanya terkesiap tatkala mendengar nada jihoon yang kini meninggi.

"Jih--"

"JIHOON GAK AKAN IKUT SIAPA-SIAPA!"

Jihoon langsung pergi gitu aja tanpa pamit kepada mereka.Dia gak mau lagi berada disana sebelum kedua orangtuanya itu pergi dari rumahnya.

Siapa bilang jihoon kuat?

Siapa Bilang jihoon bejat karena dia nakal?

Siapa Bilang jihoon bahagia dengan hidupnya?

Gak!

Kalian salah besar,Jihoon adalah jihoon yang rapuh karena masa kelam kedua orang tuanya.

Jihoon pergi ke danau yang biasanya menjadi tempat kencannya bersama yena.Entah kenapa.akhir-akhir ini dia selalu merasa nyaman kalau ada disana.

Jihoon udah putus sama yeri karena perempuan itu lebih milih laki-laki lain dan jihoon fine aja.

Dia gak sakit hati karena putus sama yeri.

Kebetulan pas dia ke danau ternyata disana ada yena yang lagi duduk di tepi deket pohon besar.

"Yena?" Panggil Jihoon.

Gadis itu menoleh dan terkejut karena Mendapati jihoon yang sekarang dengan tampilan acak-acakan datang padanya.

"Loh hoon? Lo kenapa?" Tanya Yena Khawatir.

Miris ya,,Udah di hamilin terus udah pernah coba di bunuh eh tetep aja yena khawatir sama keadaan jihoon.

Jihoon gak bales apa-apa selain mendekat ke arah yena dan meluk gadis itu erat.

Yena cengo,dia gak tau harus berbuat apa selain ngelus punggung jihoon.Yena ngerasa ada sesuatu yang basah mengenai pundaknya.

Disitu yena terkejut!

Jihoon nangis?!,batinnya.

"Yen,Gue butuh lo."

Jihoon melepas pelukannya kemudian menatap yena sendu.Kemudian perlahan mendekatkan bibirnya ke permukaan bibir yena.

Untuk pertama kalinya Jihoon mencium yena dengan sangat lembut.

Dan Yena akui dia terbuai untuk membalas ciuman itu.

Rasa asin mendominasi saat air mata jihoon turun.Yena juga sama entah kenapa melihat jihoon menangis dia jadi sedih.

Entah?

Mungkin karena hormon ibu hamilnya.





🌈🌈🌈




"Lo ngapain ikutan nangis yen?" Jihoon terkekeh tatkala kini yena mengusap wajahnya dan menghapus jejak air mata itu.

"Gak tau gue sedih aja gitu liat lo nangis." Jihoon menatap yena kemudian tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yena.

"Lo orang pertama yang liat gue nangis yen." Ucap jihoon.

"Lo special bagi gue." Tambahnya yang buat yena langsung dugun-dugun gak karuan.

"Gue nyesel pernah bikin lo hamil dan ngerusak masa depan lo......

......Maaf." Tambahnya tulus yang membuat yena tersenyum.

"Gue udah maafin lo kok,Jangan sedih woy! kan ada yeri..."

Raut wajah jihoon berubah menjadi datar saat yena menyebut nama yeri.

"Gue sama dia udah putus tadi pagi." Ungkap Jihoon.

"Hah?"

"Dia emang gak cocok sama gue yen,percuma gue nunggu dia." Yena tersenyum miris. Jihoon nunggu yeri begitu lama sedangkan dia gak pernah mendapat itu dari jihoon.

"Yen,Salah gak sih kalau gue minta kita ngulang semua dari awal?"

Yena tersenyum kemudian menggeleng.

"Gak salah,Dan gue mau kita mulai dari awal hoon."

Awal dimana kita seharusnya gak saling mengenal,Tambah yena pada batinnya.

Jihoon tersenyum kemudian meraih yena agar mau bersandar pada pundaknya.

"Makasih yen,Gue gak akan ngecewain lo untuk yang kedua kalinya." Jihoon kemudian menatap langit yang udah mulai senja itu.

"Kayanya anak kita udah seneng di surga sana."

Yena kembali tersenyum miris.

"Anak kita masih hidup hoon."




***

Yang Gak respon sentil aja jidatnya👌

Younger; Jihoon YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang