Juni, 2119
“Uhuk uhuk...”
“Sepertinya pesawat kita mengalami kerusakan yang cukup parah.”
“Apakah bisa segera diperbaiki?”
“Aku juga sudah menyiapkan toolkit untuk jaga-jaga apabila pesawat terjadi kerusakan.”
“Hebat Lenn! Aku kira kau hanya menyiapkan senjata untuk bertempur.”
“Tentu saja aku menyiapkannya, kita akan pergi dalam waktu lama karena bukan tidak mungkin kita akan pergi ke suatu tempat yang tidak kita rencanakan sebelumnya. Aku keluar dulu untuk memperbaikinya. Alex, siapkan senjatamu dan jaga pesawat ini saat aku sedang memperbaikinya.”
“Baiklah, aku akan menjaganya bahkan kalau perlu sampai mati pun tak apa hehe...”
Lenn terkikik mendengarnya.
Aku dan Lenn berjalan keluar dan menginjak tanah Mars yang berwarna jingga kecoklatan. Pakaian yang kami gunakan terlihat sangat kontras dengan permukaan planet ini. Pakaian hitam ketat berbahan kulit sintesis yang sangat elastis dan berfungsi menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu disekitar.
Oh iya, pakaian hitam itu juga adalah suplai oksigen kami lho. Maka dari itu kami bisa menghirup udara disini tanpa perlu khawatir kekurangan oksigen.
Aku mengambil sebuah senjata di inventory-ku. Cukup berat bagi orang sepertiku yang bukan anggota kemiliteran. Tapi aku bisa menggunakannya. Aku sudah diajarkan bagaimana caranya menggunakan senjata sejak umur 6 tahun. Orangtuaku yang mengajarkannya.
Gravitasi disini tidak sekuat gravitasi bumi, bahkan aku merasa tubuhku terasa sangat ringan. Seingatku, gravitasi Mars sekitar 3,7 m/s² yang artinya lebih ringan dari gravitasi Bumi.
Aku mengamati sekelilingku. Lenn sedang memperbaiki bagian depan pesawat antariksa kami yang menabrak asteroid.
Langit yang berwarna jingga kemerahan dan awan yang berwarna hitam adalah pemandangan yang kulihat di Mars. Aku juga melihat dua bulan, tidak, lebih tepatnya satelit alami planet ini.
Omong-omong, kandungan atmosfer Mars adalah 95% karbondioksda, 3% nitrogen, dan 2% oksigen yang membuat planet ini mustahil ditinggali walaupun menggunakan pakaian hitam seperti kami.
Entah sudah berapa lama aku menunggu, tiba-tiba aku melihat badai pasir di kejauhan. Tingginya sekitar 100 meter. Sontak aku memberitahu Lenn.
“Lenn! Ada badai pasir di sebelah sana. Kita harus menyiapkan tenda itu!”
“Baiklah, apa sekarang kau membawanya?”
“Ya, ada di dalam inventory-ku.”
Tenda yang kami maksud adalah sebuah kubah berdiameter 10 meter dan sanggup menahan puting beliung dan alat ini sangat efektif untuk situasi seperti ini.
Aku menaruh sebuah kubus kecil di sebelah pesawat antariksa. Perlahan kubus itu memancarkan tembakan sinar keatas dan menyebar membentuk setengah bola. Alat itu di setting agar tidak ada cahaya yang bisa menyelinap masuk jadi aku mengaktifkan lampu yang ada di dalam kubah.
“Apakah sekarang kita sudah aman, Lenn?”
“Tentu saja Alex, badai pasir seperti ini tidak akan bisa menggoyahkannya.”
Lenn melanjutkan memperbaiki pesawat. Aku tetap merasa cemas karena ini bukan badai maupun tornado yang terjadi di Bumi, melainkan di Mars yang kondisi alamnya berbeda jauh dengan Bumi.
Aku mengaktifkan mode transparan agar aku bisa melihat suasana badai pasir diluar.
“Wow, lihat itu, Lenn! Kecepatan badai pasir ini jauh lebih cepat daripada tornado!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxia Runaway : Solar System
FantasyIni adalah ceritaku di tahun 2119. Menjelajah planet dan bintang adalah tujuanku. Perang baru saja terjadi di Bumi. Tujuanku dan Lenn adalah menjelajah planet dan bintang di alam semesta ini. Aku ingin membalaskan dendam penduduk Bumi. Apakah aku bi...