Chap 15

861 151 17
                                    

-What love is-

Jisung membuka matanya, dia melihat ke arah handphone untuk melihat jam. Namun, tanpa ia sadari seseorang mengiriminya pesan singkat. Dan orang itu adalah orang yang membuat dia terkejut karena mengirimi sesuatu kepadanya. Myoui Mina.

'Cabean, 10:30.'

Pesan singkat yang dilakukan untuk mengirimkan kalimat singkat.

Jisung kemudian kembali melihat ke arah jam. Jam 10 akan tepat pada tempatnya. Dia dengan malas bangun untuk mandi dan berganti baju.

Ketika dia keluar, dia melihat Dahyun yang tengah duduk di ruang makan sendiri. "Diamlah dirumah. Aku akan pergi." Kata Jisung yang tidak atau belum sempat untuk dijawab oleh Dahyun karena Jisung langsung pergi begitu saja. Meninggalkannya makan sendiri dengan pikiran yang bercampur aduk.

"Minho? Apa kau sedang sibuk? Aku mempunyai pertanyaan." Kata Dahyun yang kemudian menelepon Minho untuk memecah kesendiriannya.

Ditempat lain, Mina tengah menyeruput es kopinya dimana di luar gelasnya sudah terdapat butiran-butiran air yang menetes membasahi meja. 10 menit dia menunggu, akhirnya Jisung datang dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Katakan." Kata Jisung yang ingin tau tujuan Mina yang bukan orang biasa yang biasa menemuinya. "Maaf jika aku lancang. Tapi aku ingin membicarakan hubunganmu dengan Dahyun."

"Bukankah kau bilang hal ini bukanlah urusanmu. Lalu kenapa?" Tanya Jisung ingin meminta penjelasan lebih dari Mina yang tiba-tiba mengajaknya bertemu pada jam tersebut.

"Karena itu aku meminta maaf. Jisung, aku tau kau tidak berperasaan, tapi menyakiti Dahyun tidak membuatnya jatuh cinta padamu." Kata Mina membuat Jisung tidak mengatakan apapun, dia hanya memberikan tatapan tidak puas terhadap kalimat Mina.

"Dahyun pernah mencintaimu. Tentu, tapi kapan dia mulai menunjukkannya kepadamu?" Tanya Mina yang menunjukkan senyumnya yang tidak biasa. Jisung melirik ke samping untuk berfikir, apakah itu saat dia menyelamatkan Dahyun dari Chris?

"Kau sudah dapat jawabannya, benar. Dan apa yang Seungmin lakukan kepada Dahyun sama, hanya saja dalam situasi yang berbeda. Yaitu, menyelamatkan Dahyun dari Monster Jisung." Kata Mina.

Jisung tidak mengatakan apapun, masih belum membuka mulutnya. Kemudian tersenyum, "Kau tau kenapa Dahyun masih bersamaku? Karena aku membatasi ruangnya. Memberikannya rasa takut, dan juga tidak mempunyai jawaban untuk pergi."

"Takut, batasan, jawaban yang tidak pasti. Itu bukan cinta, Jisung. Itu hanya obsesi." Kata Mina menghisap minumannya dengan bantuan sedotan berwarna coklat mengkilap.

"Cinta tanpa obsesi hanyalah omong kosong belaka." Kata Jisung menatap Mina yang terlihat santai dan tidak membalasnya dengan tatapan tajam.

"Jisung. Ku beritahu lagi, itu bukan cinta. Jika memang itu cinta, lalu kenapa Dahyun terus menangis dan tidak berani menatapmu? Jika memang itu cinta, mengapa seperti duri yang menyakiti secara terang-terangan?" Tanya Mina menyenderkan bahunya di senderan kursi untuk melihat ekspresi Jisung secara keseluruhan.

"Kau-". "Pertanyaan itu untukmu. Dan pertanyaan untuk Dahyun, 'Apakah dia akan mengikuti Seungmin? Atau terperangkap bersamamu?'" Tanya Mina yang kemudian pergi dari sana. Membawa segelas plastik air kopi es.

Jisung menutup matanya. Dengan alasan ingin menenangkan amarahnya, namun dia tidak bisa menenangkan dirinya sendiri.

***

Dahyun menghela nafas, jika saja dia tidak pergi dari Seungmin. Tiga hari lagi, mereka akan menikah. Tapi.. dia tidak mau sesuatu terjadi pada Seungmin nantinya.

Lo(st)verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang