Tentang Waktu

476 63 1
                                    

Apa kabar kau disana?

Pemuda pemilik relung hati gadis tak tahu diri sepertiku.

Lelaki yang menarik hatiku dengan tanpa permisi dan kurang ajarnya.

Dan bodohnya aku terlalu terlena dengan semua yang ada pada dirimu dari sebuah kata sampai seluruh ragamu.

Sihir apa yang kau gunakan wahai pemuda pemilik senyum memikat dan lesung pipi yang samar terbentuk saat kau tertawa.

Mantra apa yang kau ucapkan hingga saat ku terpejam pun kau masih saja menjadi pemanis dalam gelapku.

Biar saja aku terlalu diperbudak cinta, aku rela asalkan itu kau yang menawanku.

Tentang waktu yang mengajariku cinta.

Tentang waktu yang mengajariku penantian.

Aku gila, sangat gila karena benar mencintaimu.

Lebih dari rasa suka dan sayang. Ini cinta, you know??

Rasa senang saat ku bertemu denganmu,
Khawatir saat kau jauh dariku.
Mendengarmu bicara saja jantungku serasa mau meledak.

Apa definisi semua itu kalau bukan cinta?

Teruntuk seseorang dengan hatinya yang hangat..

Maaf, tanpa permisi kubiarkan rasa didadaku tumbuh subur tanpa penghalang.

Karena tanpa izinmu aku hanya mampu mengagumimu dalam benakku.

Kata orang cinta yang tulus adalah yang selalu memberi.

Dan pihak yang mencintai adalah yang lebih sering terluka.

Tak apa, biar kutanggung rasa sakitnya.
.

.

Dariku, yang dalam diam selalu mendoakanmu.

.
.
.
Ini adalah waktu saat 7 tahun lalu. Saat aku dan dia masih duduk di bangku menengah atas.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari dimana salju pertama turun.
Kata kebanyakan?

Buatlah suatu permohonan dan tadahkan tanganmu saat butiran itu turun, niscaya keinginanmu akan terkabul.

Haha? Sangat mustahil kedengarannya.

Aku memang belum pernah, tapi sore ini entah kenapa terbesit pikiranku iseng ingin percaya pada sebuah mitos.

Ini masih terlalu sore, tapi kedai foodcourt tempat ku bekerja menutup cepat tempat kami. Karena suatu hal, kau tak perlu taulah. Itu tak penting, yang terpenting aku punya banyak waktu luang sore ini.

Langit masih jingga saat aku berjalan menyusuri jalanan yang cukup padat pejalan kaki. Udara dingin ini membuat semua orang berjalan cepat seperti ingin mencari kehangatan.

Aku mempercepat langkahku, bukan karena mencari kehangatan. Tapi karena ingin mengisi perutku yang lapar.

Ramen hangat dan coklat panas terdengar sangat menggoda di cuaca delapan derajat celcius seperti ini.

Tak butuh waktu lama untuk mendapatkannya.

Sekarang aku sedang duduk di taman sambil menyantap nikmat ramen yang kubeli tadi.

Nikmatnyaa... Jangan kira aku gadis kurang kerjaan, menghabiskan waktu makanku di tengah suhu dingin begini. Aku menunggu satu hal.

Yaitu.....

Salju.

Kenapa?
Karena aku memang sedang bodoh hanya untuk melakukan sebuah permohonan.

Jangan mencibirku, kau juga pasti pernah make a wish saat bintang jatuh kan?

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang