Hyuuga Hanabi menjerit saat mengetahui bahwa kakaknya adalah calon Putri Mahkota yang beritanya sudah tersebar begitu luas, yah walaupun identitas Hinata belum terkuak ke media. Dirinya hanya tak percaya-wanita yang sedang mencuci piring di dapur itu adalah calon istri dari seorang pangeran tampan di negaranya. Perlu diketahui saja-Hinata itu tidak terlalu cantik-ia kalah saing dengan model papan atas atau contohnya saja model remaja-Yamanaka Ino si cantik dari Vogue Teen Magazine, tubuh Hinata benar-benar berisi-yah beruntungnya pada bagian-bagian tertentu, otaknya juga tidak terlalu pandai dan lebih buruknya Hinata itu sangat sulit ditebak-sangat mudah berpindah-pindah pendirian dan tidak bisa mengatakan 'tidak' pada orang lain-selalu memperbaiki yang rusak dan membiarkan dirinya tersakiti-tipe gadis yang melankolis-sangat-sangat cengeng."Aku sudah bilang tidak ingin menikah! Kenapa kalian melakukan ini padaku?"
Ibunya hanya dapat tersenyum prihatin-mengusap bahu Hinata berulang kali agar anak gadisnya itu tenang. Sementara Hiashi hanya dapat mengusap wajahnya-tak kuasa menatap Hinata yang terlihat sebal setengah mati. "Tidak ada jalan lain sayang."
Hanabi yang tahu akan permasalahan keluarganya pun akhirnya menyeret Hinata. Meminta waktu pribadi untuknya mengungkapkan pendapat dengan kakaknya itu. "Kak, kau itu akan jadi wanita ketiga yang paling dihormati di negara ini. Bukankah itu bagus?"
"Apa maksudmu?"
"Nomer satu adalah Ibu Suri Ratu Kaguya, yang kedua ada Ibu Ratu Mikoto dan yang ketiga itu Putri Mahkota dan itu dirimu kak!" Senyuman cerah itu hadir.
Hinata masih terdiam. "Kau pikir aku akan melakukannya? Aku masih memiliki mimpi untuk menjadi seorang desainer terkenal... "
"Tapi kau membutuhkan biaya untuk hal itu kak. Dengan menikah, kau tidak perlu lagi berusaha keras untuk memperbaiki mesin jahitmu yang rusak atau bingung dengan segala biaya perlombaan fashion showmu."
Hinata menghela nafasnya. "Bukankah itu sama saja aku hanya berpangku tangan dengan kekayaan suamiku? Aku masih memiliki mimpi Hanabi... "
"Dari situlah kau bisa memiliki modal dan tentu saja mimpimu akan menjadi kenyataan kak." Hanabi memandang kakaknya itu dengan memohon. "Aku jamin semua akan baik-baik saja."
"Aku sudah bilang padamu, pada ayah dan ibu, aku tidak ingin menikah. Kenapa kau masih saja seperti ini?" Hinata kesal setengah mati. Rasanya pendapat yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak ada yang mendengarkan. "Aku tidak akan menyetujui hal itu... "
Sebenarnya Hanabi iba. Tentu saja. Apalagi kedua orang tua mereka, namun dirinya juga tak bisa membantu banyak. Mereka semua membutuhkan biaya untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini. "Bukankah kakak tahu perusahaan ayah telah bangkrut? Dan karena hal itulah ayah sudah menganggur lebih dari satu tahun ini. Lalu ibu? Ibu sudah bekerja keras untuk membiayai segala kebutuhan keluarga dan biaya sekolah kita yang mahal dan kak Neji? Dia memilih untuk memutuskan bekerja, tidak kuliah, mengubur mimpinya karena kita... " Perempuan belia itu menghela nafasnya. Mencoba untuk tidak menangis sementara Hinata sudah membersit hidungnya karena menangis.
"T-tapi apakah kau bahagia saat aku di jual seperti ini? Huhuhu... " Hinata sudah menangis.
Tanpa kedua gadis bersaudara itu sadari. Hyuuga Hikari mengusap punggung Hinata dari belakang lalu membisikan sesuatu di telinganya. "Maafkan ibu nak..."
Hinata hanya menggeleng tidak tahu harus bereaksi apa. Ia juga sebenarnya ingin sekali membantu, namun rasa egois pada usianya yang masih remaja membuatnya susah berpikir secara jernih dan cepat terpancing amarah.
"Ibu akan berikan nasihat padamu... kau masih muda Hinata dan kau belum memahami apa yang paling penting bagi seorang wanita... " Hinata terdiam mendengarkan ibunya. "Dalam hidup wanita, pernikahan adalah hal penting. Ibu hanya tidak ingin hidupmu seperti ibu, hidup dengan perjuangan yang begitu keras. Ini adalah yang terbaik untukmu, kami tidak berusaha menjualmu sayang, kau tau bagaimana dulu kakek kan? Ini adalah perjodohan yang menguntungkan. Keputusan ada di tanganmu, semua ada di tanganmu... " Selagi Hikari masih berdiri dan mengusap gadis sulungnya itu, ia masih berbicara rendah. "Ayah dan ibu tidak akan memaksa lagi. Maafkan kami sayang... "
KAMU SEDANG MEMBACA
♔Prince And Princess♔
FanficPrince and Princess "Perjodohan ini membuatku muak, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan saja?" "Untuk apa?" "Tentunya untuk sama-sama menguntungkan kita berdua, keluargamu yang terbebas dari para lintah darat dan aku yang memiliki kebebasan leb...