Empat Lima

58.7K 2.7K 57
                                    

"Masih pusing?" Fano tidak menggeleng tidak juga mengangguk, dan mata nya hingga kini masih setia menatap wajah Raina membuat sang pemilik menjadi malu.

"Kamu kenapa liatin aku kek gitu?" Raina dibuat salting dengan tatapan iris biru laut dari Fano.

"Nggak, cuman liatin doang." Raina mendengus sebal dengan wajah datar yang di pasang oleh kekasihnya.

"Gue lagi nyari sesuatu di muka lo, tapi hasilnya nihil karna lo benar-benar cantik di mata gue."  meskipun bahasa nya kurang lembut, Fano mampu menyelipkan kata-kata romantis di pengakhiran nya.

"Dasar tukang gombal!"

"Beneran Rai, gue nggak bohong." Fano sedang menahan kedua tangan Raina yang ingin menutupi wajah nya. Canda dan tawa Fano bersama Raina terdengar memenuhi ruangan apartemen Marcel sedangkan pemilik nya sedang sibuk memasak untuk makan malam.

Berbeda dengan Khei dan Verant yang sedang sibuk menjalan kan tugas nya di ruang rahasia mereka.

"Eh kuda itu kalung nya kepanjangan!" Celetuk Khei saat melihat verant sudah terlewat batas untuk melakukan tugasnya.

"Gue nggak sadar, maaf yo mas jaka aku nggak sengaja" verant nyengir seperti kambing.

"Buka lagi besi nya! Aduh maka nya kalo lagi ngelakuin sesuatu jangan ngayal VERRANTS SULLIVAND."

"Iya-iya, bacot amat dah"

"Kira-kira Raina suka nggak sih sama kalung nya?" Khei menggaru kepala nya sambil menatap kalung hasil buatan nya, dia sengaja menaruh beberapa huruf agar kalung itu tidak terlihat biasa saja.

"Bilang aja ke dia, ini kalung buat dia karna udah resmi jadi sebagian dari Gos." Jawab verant tenang.

"Wah hebat juga otak lo, abis makan pasir ya?"

"Nggak, gue habis makan rumput di depan apartemen nya Marcel!" Jawab nya kesal sambil mengobrak-abrik barang-barang yang ada diatas meja peribadi Khei.

"Eh bangsat! barang-barang gue pada jatoh semua. astaga Ver lo nggak mau berhenti gak?" Verant seperti orang kesurupan membuat Khei sedikit khawatir

"Gila! ternyata efek dari rumput yang lo makan berbahaya juga ya. dahsyat sekali!"

"Ganteng tapi otak nya gesrek abis!" Maki verant di dalam hati

"Lo disini dulu." Verant mendongak menatap Khei saat dia bangkit dari duduknya.

"Lo mau kemana Khei?" Alisnya naik turun sambil menunggu jawaban dari Khei.

"Gue mau liat adegan romantis di depan." Tidak menunggu waktu lama otak Verant sudah dapat mencerna apa yang di katakan oleh Khei dan akhirnya dia mengangguk.

"Oke."

SPECIAL WOMAN

"Ikan nya di bersihin dulu Sel baru di masak." Mulut Ben tidak berhenti mengoceh karna ulah Marcel

"Bersihin nya kayak gini Sel!"

"Bukan kek gitu Sel!"

"Kepala nya jangan di potong Sel!"

"Anying itu ekornya jangan dimainin bangsat!

"Aduh kalo gini terus bisa-bisa mental gue keganggu gara-gara lo." Marcel tetap melakukan tugas nya meskipun telinga nya sudah memerah karna di tarik oleh Ben.

"Terus ini diapain lagu Ben?"

"Di makan mentah-mentah biar kayak lagi di jepang! ya di masak lah Marcel ku sayang dunia akhirat. astaga bisa gila gue kalo kek gini." Ben menghela nafas berat sementara Marcel hanya tersenyum layaknya manusia tidak berdosa.

"Udah. lo diem aja disitu liatin gue masak, gak usah bantu entar lo capek terus sakit dan akhirnya lo mati, kan kita juga yang repot." Marcel tidak berkecil hati malah dia tertawa lepas mendengar setiap ocehan dari Ben, itulah sebab nya kenapa dunia terasa sunyi jika Ben tidak ada bersama mereka.

"Udah ah, gue mau lanjutin drama gue. dadah Ben"

"Kagak usah dada-dadaan. entar juga bakalan ketemu lagi!" Celetuk nya sambil menumis sayur jengkol yang aromanya menusuk ke rongga hidung.

SPECIAL WOMAN

"Si Alien udah tidur Rai?" Raina mengangguk sambil mengelus-elus kepala Fano yang sudah menuju kealam mimpinya.

"Gue mau pulang Khei soalnya ini udah mau maghrib, kasian mama dirumah entar dia khawatir sama gue." Raina masih menatap wajah Fano yang tertidur pulas, dia ingin berpamit dengan kekasihnya tapi dia juga tidak tega untuk membangun kan nya.

"Oke. kali gitu gue tunggu di dep--"

"Biar gue yang anterin dia pulang." Tiba-tiba Fano bangun bersama wajah datarnya, dia menatap Khei sebelum akhirnya dia menjatuhkan padangan nya kepada Raina.

"Oke kalo gitu, nih buat lo Rai selamat lo udah jadi sebagian dari kita berlima." Khei memberinya kalung anti karat, dan dengan kekompakan mereka, para anggota Gos kini sudah berdiri menyaksikan Raina yang akan resmi menjadi sebagian dari Gos.

"Wah. cantik banget! makasih ya" Raina berteriak kegirangan saat melihat nama nya yang tertulis dipapan kalung itu.

"Sini gue pakein." Fano mengambil kalung dari tangan Raina lalu memasang nya dari belakang.

"Cantik." Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Fano dan setelah itu dia membawa Raina kedalam dekapan nya.

"Selagi gue masih hidup di bumi ini, gue nggak bakal biarin siapa pun nyakitin lo." Bisik nya perlahan membuat si pendengar merasa nyaman dan terlindungi.

"Dan kita semua akan selalu ada buat lo." Mereka berempat memeluk Raina dan Fano membuat suasana menjadi sedikit haru.

Seketika suasana menjadi hening, mereka saling mempererat persahabatan mereka, menurut Gos seorang Raina Clarissa adalah tanggung jawab terbesar bagi mereka. di tambah lagi gadis mungil itu adalah pacar dari seorang Refano, pasti resiko nya sangat besar saat melindungi gadis itu.

"Hmm. Gos?"

"Iya?" Mereka berlima menjawab dengan sangat kompak.

"Aku nggak bisa napas." Dengan pantas nya Fano menolak mereka semua sehingga mereka jatuh tersungkur di lantai.

"Lanjutin tugas kalian." Titahnya sangat tegas membuat yang lain ingin memuntahkan segala isi perutnya merasa.

"Anjir si Fano kayak pak polisi yang suka nilang kita! " Verant bercakak pinggang menatap wajah datar seorang Fano.

"Untung aja dia nggak kumisan" dan tawa mereka meledak-ledak karna perkataan Marcel yang meledek Fano.

[TO BE CONTINUE]
SPECIAO WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang