Hai. Apa kabar kamu yang memilih pergi meninggalkanku untuk yang lain? Apakah sedang baik bersama dia atau telah berpindah? Malam ini aku tengah berada di kerumunan kota. Menyaksikan lampu bertebaran di setiap lintas jalan, sorot cahaya kendaraan juga ikut meriuhkan jalanan. Kamu pun ikut hadir. Ah, bukan kamu tetapi bayangan dirimu yang menemaniku untuk menyusuri kota di mana selalu kau sebut ketidaknyamanan. Iya, kamu adalah orang yang tak pernah suka keramaian. Apalagi dengan sikap tak ingin tahu sesama manusia seperti di sini.
Hai. Apa kabar hatimu yang dahulu selalu untukku kini telah berada pada pelukan yang lain. Entah kamu sengaja atau bagaimana. Pada setiap aktivitas yang kau lakukan berdua tayangan via online tak pernah absen. Sakit hati kubuat sendiri dengan melihat apa yang tengah kau lakukan bersamanya. Aku merelakanmu. Sungguh. Tetapi entah mengapa samurai berasa ada di dalam pembuluh nadiku. Merobek-robek semua aliran membuat pecah dan tak waras mencintamu. Aku bahagia. Aku bahagia melihat kau bahagia bersamanya. Harus berapa kali aku mengatakan ini? Untuk menguatkan hati yang sebenarnya begitu rapuh kau tinggalkan.
Ranting tak lagi sekokoh dulu. Saat kita masih sering berteduh dari rintik hujan dan menghabiskan waktu. Daunnya pun telah berjatuhan. Gugur bersama perasaan yang telah kau jatuhkan. Jikalau daun tidak pernah menyalahkan angin yang telah membuatnya gugur maka aku pun ingin seperti itu. Aku pun tak ingin menyalahkan kamu jua dia yang telah meyayatkan luka begitu dalam pada inti jantung. Debar tak lagi menggebu seperti biasanya. Pilu melukis hari. Membuat debar melemah. Baik, akan kuakhiri perasaan ini. Terima kasih.
Bulan menjauh
Bintang tak hadir
Malam kelabu
Jangkrik melaguAngin malam menjerit
Perasaan terjepit
Atma menghidupkan
Hatimu mematikan
KAMU SEDANG MEMBACA
PREFELENSI LAKON
Ficção AdolescenteSelamat datang pada sebuah cerita luka, sakit hati, dan penyesalan yang tiada berujung. Menyisakan tawa dan air mata. Menggenangkan kenangan yang tiada ujungnya. Ini ceritaku. Tentang hidup dan kisah cintaku. Tentang luka yang tiada bertepi kala men...