Sana saat ini berada di salah satu bilik dalam toilet perempuan, sedangkan diluar ada tiga teman sekelas Sana yang tidak mengetahui bahwa Sana ada didalam toilet.
"Kalian nggak masuk ke kelas? Udah bel daritadi loh.." Kata salah satu siswi tersebut.
"Nggak ada gurunya kan?"
"Kenapa ketua murid? Disuruh manggil anak-anak kelas X-A buat masuk kelas?"
"Enggak... Tapi hari ini aku kesel banget deh."
"Eh? Kenapa?"
"Tadi sebelum bel masuk, aku ketemu Bu Yoona dan diajak ngobrol di kantor guru. Karena aku ketua kelas X-A Bu Yoona jadi nanya macam-macam hal ke aku.
Bu Yoona nanya apa dikelas kita ada kasus pembulian apa enggak. Dan apa Sana di bully dikelas?"
Deg!
Sana terkejut saat dirinya disebut-sebut dalam cerita si ketua kelas.
"Hah? Pembulian Sana di kelas X-A?"
"Wah, Bu Yoona kebanyakan nonton sinetron nih."
"Iya, lebay deh, mana ada bully-bully di kelas."
"Mengucilkan teman itu kan salah satu bentuk pembulian. Bu Yoona bertanya kenapa Sana gak punya teman dikelas. Aku sudah jelaskan kalau anak kelas bukan mengucilkan, tapi Sana sendiri yang terus ingin sendirian." Jelas si ketua kelas.
"Ihhh! Kok jadi kita yang kena getahnya sih?! Ini kan salah Sana sendiri! Dengan sifatnya yang seperti, siapa yang betah untuk jadi temannya? Padahal kita semua sudah bersikap ramah.
'Sana mau ke kantin bareng gak?'
'Gak ah aku mau berangkat Dahyun.'
'Sana, ayo main ke karaoke?'
'Gak ah, aku udah ada janji sama Dahyun.'Tiap-tiap Dahyun lagi Dahyun lagi, sampai capek dengernya." Cerocos salah satu siswi.
"Geli ya? Padahal baru juga pacaran anak SMA, belum juga nikah udah nempel terus-terusan begitu."
"Loh? Dahyun bukannya udah jadian sama Momo?"
"Eh? Gosip itu beneran ya? Dahyun putus sama Sana, dan langsung jadian sama Momo? Sadiiss!"
"Pantas saja sekarang kalau istirahat Sana selalu sendiri."
"Tapi wajar sih Dahyun putus sama Sana, pacar posesif kaya begitu siapa yang tahan coba?"
"Iyalah, pasti bete kalah tiap hari ditempelin kemana-mana. Bikin sesak nafas."
"Apa-apa Dahyun, dikit-dikit Dahyun, kaya gapunya kehidupan lain aja."
"Bukannya cowok seneng ya, kalau pacarnya nempel terus dan setia kaya begitu? Nggak akan ngelirik cowok lain, kaya pakai kacamata kuda."
"Awalnya mungkin senang... Si Dahyun juga pasti kesal kalau digituin terus."
"Yang awalnya suka pasti berubah jadi benci."
"Kasihan ya Sana, sekarang dia benar-benar sendirian deh.."
"Iya, makanya kalau jadi cewek jangan kaya begitu. Pacar bukan segala-galanya tau!"
"Kalau sudah dibuang, tau rasa deh, kelar idup lo! Wkwkwk..."
Brak!
Sana membuka pintu bilik kamar mandi secara kasar yang membuat tiga siswi tadi menatapnya ketakutan, Sana membalas tatapan mereka dengan nyalang.
Ia berlari keluar dan kembali membanting pintu toilet.
"Ya ampun! Jadi selama ini Sana ada didalam bilik toilet?"
"Dia denger semuanya dong?"
"Aduuuh apa itu tadi termasuk kalau kita ngebully Sana ya?"
...
Drap! Drap! Drap!
Sana berlari menuju rooftop.
Dahyun maafkan aku..
Karena selama ini aku tidak menyadari kalau aku sudah membebanimu.. Kalau aku sudah membuatmu repot..
Aku sudah terlalu terbiasa dan terlalu nyaman, sampai aku menutup mata dan pikiranku.
Aku bahkan tidak menyadari bahwa aku sudah menyakiti orang yang paling aku sayangi..
Sekarang aku mengerti kenapa kau menjauhiku Dahyun. Sekarang aku tau kalau kau sudah membenciku. Kalau aku sudah dibuang.
Blam!
Sana menutup pintu yang menghubungkan tangga dengan rooftop. Ia bersender dipintu tersebut.
Tubuhnya ambruk, ia terduduk sambil menyenderkan kepalanya ke pintu.
Ukh!
Hiks.. Hiks.. Hiks...
"K.. Kenapa nggak bisa berhenti nangis?"
Huaaaaa...
'Dahyun!'
"Janji.. Dahyun akan selalu ada disisi Sana.."
...
Deg!
Di lain tempat, Tzuyu yang sedang asik bermain puzzle, langsung berhenti kala dadanya terasa sakit.
"Sana...."
TBC