Phase 5

115 10 0
                                    

Preambule

~ When that day came, something undesirable became apparent. there is nothing that can be done, other than obeying the rules. ~

○○○

Lexie berdiri di balkon kamarnya, membiarkan angin sejuk menyapu wajahnya. Udara yang segar dan pemandangan yang menenangkan membuatnya merasa sedikit lega. Sudah dua minggu berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan pangeran Eagle dan sejak saat itu, tugasnya sebagai seorang putri memenuhi harinya.

Hari ini adalah hari libur dari kegiatan akademisnya, dan Lexie merasakan kelonggaran yang jarang ia dapatkan. Dengan jadwal yang padat dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dan putri mahkota, momen libur ini menjadi waktu yang berharga baginya. Ia membiarkan dirinya menikmati ketenangan saat tidak ada kewajiban yang mendesak, sesaat dari rutinitas yang begitu sibuk.

Lexie melihat pelayan istana yang sibuk bergerak kesana-kemari, mempersiapkan sesuatu yang tampaknya penting. Seorang pelayan mendekati Lexie sambil membawa sepiring biskuit. Lexie mengangguk sopan saat menerima hidangan kecil tersebut. "Ada sesuatu yang sedang dipersiapkan?" tanyanya pada pelayan sambil memandang hidangan kecil yang disajikan di hadapannya.

Pelayan itu mengangguk dengan lembut. "Ya, Yang Mulia. Kami sedang mempersiapkan jamuan makan malam antar kerajaan yang akan diadakan malam ini," jawabnya dengan penuh hormat.

Terasa seperti kegagalan yang kesekian kalinya untuk mendapatkan sedikit waktu istirahat. Rasanya hidup tidak bersahabat dengannya. Meskipun ia berharap bisa menikmati momen tenang, kenyataannya tanggung jawabnya sebagai putri mahkota selalu mendahului keinginannya untuk bersantai. Lexie terpaksa mengurungkan niatnya dan bersiap untuk menghadiri acara yang telah diatur dengan baik oleh istana.

Sementara itu, Lexie dengan tergesa-gesa berlari menuju kamarnya, hatinya berdegup kencang dalam persiapan yang cepat. Acara makan malam akan dimulai tepat pukul tujuh, dan setiap detik berharga untuk menyempurnakan penampilannya.

Saat langkahnya memasuki kamar pribadinya, Lexie segera bergegas menuju lemari pakaian yang tersusun rapi. Deretan gaun-gaun mewah dan berbagai aksesoris yang telah dipersiapkan oleh para pelayan istana tersaji dengan gemerlapnya. Lexie melirik setiap gaun dengan cepat, meraba-raba pilihan yang tepat di tengah riuhnya detik-detik yang menjelang acara makan malam. Baginya, memilih gaun yang sesuai adalah langkah awal untuk tampil sempurna di depan para tamu kerajaan.

Di sisi lain istana, ballroom yang megah telah dipenuhi oleh para bangsawan dari berbagai penjuru. Keramaian yang riuh meramaikan ruangan itu dengan kedatangan raja, ratu, pangeran, dan putri dari berbagai kerajaan yang hadir.

Raja Lexus, sebagai tuan rumah yang membanggakan, dengan ramah dan penuh kehangatan menyambut setiap tamu yang datang, memastikan kehadiran mereka dirayakan dengan gemerlapnya acara yang telah dipersiapkan dengan sempurna.
"Princess Lexianne of Luxfield," ucap seorang pengawal istana, suaranya bergema di ballroom yang mewah.

Momen kedatangan sang putri mahkota telah menjadi tradisi kerajaan, memulai acara dengan pesonanya yang memikat. Langkahnya yang tenang memasuki ruangan dipandang oleh para tamu kerajaan yang tak henti-hentinya memberikan sambutan.

Lexie terlihat begitu megah dalam gaun berwarna putih tulang yang menonjolkan keanggunan, dengan rambutnya yang tersanggul secara sempurna. Setiap gerakannya seperti memancarkan pesona, menghipnotis semua orang yang hadir di ruangan itu dengan kehadiran yang luar biasa.

Cantik, cerdas, dan memesona. Tiga kata yang dilafalkan oleh bibir-bibir yang memandang Lexie dari jauh. Kata-kata itu telah menjadi sebuah mantra yang melekat erat dalam pandangan banyak orang.

Throne's Strength: Princess's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang