14. Dating in............

8.5K 496 23
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.

•••

Keluarga kecil itu saat ini sedang sarapan bersama. Adrian yang sedang menyuapi Ana makanan sesekali mencuri ciuman dibibir atau diwajah istrinya.

"Ayah, aku ini masih kecil, kalo mau cium Bunda jangan di depan Emi," ujar Emi kesal saat ayahnya baru saja mengecup bibir bundanya dengan santai.

"Aku setuju sama Emi," kata Dannis.

"Aku juga," timpal Alex, Letta, Bagas, dan Damian bersamaan.

Adrian mengalihkan pandangannya menatap keenam anaknya. Ia terkekeh.

Beranjak dari duduknya dan menghampiri Emi lalu megecup bibir mungil anak bungsunya.

"Bilang aja kamu iri liat Bunda kamu Ayah cium terus," ujar Adrian terkekeh.

"Ihh, Ayah! Kok, cium Emi, sih, aku ini udah gede tau," jerit Emi.

Adrian dan Ana tertawa mendengar perkataan Emi. Tadi Emi mengatakan bahwa ia 'masih kecil' dan sekarang bocah perempuan itu mengatakan bahwa ia sudah 'gede'.

"Dek, kamu itu masih kecil, masih bocah, kalo tamat SMA baru bisa dibilang gede, nah, kamu, masih SD," terang Adrian sambil mengelus pipi Emi dengan lembut.

Pria itu kembali lagi duduk di tempatnya dan melanjutkan menyuapi Ana.

"Mau nambah?" tanya Adrian.

Ana hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Ayah, ntar jadi, kan?" tanya Ana saat makanannya berhasil ia telan.

"Iya, sekitar jam sepuluh baru kita pergi," jawab Adrian tersenyum.

"Ayah sama Bunda mau ke mana?" tanya Alex.

"Mau cek kandungan, Bang," jawab Ana.

Mendengar itu, wajah Emi langsung berseri-seri. "Bunda, aku ikut, ya?" pintanya dengan semangat.

"Gak boleh, Dek. Kamu hari ini sekolah." Ini bukan Ana yang mengatakan, tapi Adrian. Ana ingin mengatakan 'iya' tapi Adrian langsung menyelanya.

"Boleh dong, Yah. Kali ini aja, boleh ya?" Emi menatap Adrian dengan puppy eyes nya.

"Tetap gak boleh, Dek. Lain kali aja kamu ikutnya."

Emi menyimpan sendok dan garpunya, lalu melipat kedua tangannya di dada dan membuang pandangannya. Gambek.

"Dek, katanya hari ini teman kamu yang sakit itu dateng, kan? Kamu kangen, kan sama dia? Pasti dia juga kangen sama kamu, jadi... kamu pergi sekolah aja, ya, Dek?" bujuk Adrian dengan lembut.

Emi langsung menolehkan kepalanya menatap ayahnya. "Ya udah, lain kali aja aku ikutnya."

"Nah, gitu dong. Itu baru anaknya Ayah Bunda," ujar Adrian tersenyum lebar.

Adrian menolehkan kepalanya menatap wanitanya. Memajukan kepalanya dan mengecup bibir yang menjadi candunya.

"AYAH!"

My Protective Daddy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang