Tataplah Mataku Wahai Putri Tidur

1.1K 103 11
                                    

Rembulan purnama malam ini begitu indah. Sayang bila dilewatkan begitu saja. Begitulah pikir Minseok. Kini ia sedang duduk di atas atap rumah Keluarga Jung.

Ia tak sendiri. Ia ditemani oleh putri sulung keluarga Jung. Jung Nam Ra. Cantik parasnya. Manis senyumannya. Tatapan sendunya. Dan rambut coklat pendeknya yang tebal. Wanita yang sempurna.

"Malam ini indah ya."ucap Nam Ra lembut.

Angin berhembus lembut ke arah mereka. Dua insan yang sedang 'berkencan' itu. Senyuman terus terukir indah di wajah Nam Ra.

Minseok tetap datar dan tidak tersenyum. Ia sepertinya memikirkan hal lain. Tiba tiba jam tangannya berbunyi. Ternyata ini sudah waktunya untuk 'beraksi'.

"Ayo kita turun, angin malam tidak baik untukmu tuan putri."diulurkan tangan pada Nam Ra. Tanda untuk segera turun.

Nam Ra menyambut tangan Minseok dengan senang hati. Dan mereka pun turun, kembali ke kamar Nam Ra.

"Apa kau mau mencoba 'hal' baru?"tawar Minseok pada Nam Ra. Yang ditawar mengangguk kepalanya dengan cepat. Seperti sudah mengerti apa yang Minseok maksud.

"Baiklah."dikeluarkanlah rantai dan borgol dari tas hitam milik Minseok. Nam Ra terkejut. Ia menatap Minseok bingung.

"Apa kau mau bermain kasar?"tanya Nam Ra was was.

"Hm? Ya, aku akan bermain kasar."seringai Minseok pun ditunjukkan. Nam Ra sedikit takut. Tapi ia mencoba untuk membiasakan diri.

Sembari dipasangkan rantai dan borgol, Nam Ra terus memandang wajah Minseok dengan dalam. Yang ditatap mengabaikan dan tetap memasang 'alat' kesukaannya.

"Baiklah, kita mulai."Minseok membuka jas yang ia kenakan. Nam Ra memejamkan matanya. Seolah menahan diri dari gejolak dari dalam dirinya.

"Tataplah mataku, wahai putri tidur."

Nam Ra pun menatap Minseok. Namun, yang ia lihat bukan Minseok. Tapi pistol.

"Aku akan bermain kasar. Jadi tahan ya."Nam Ra membelalakkan matanya lebar. Ia tak percaya, pengawalnya sendiri akan membunuhnya?

"DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!"

Suara tembakan bersamaan dengan darah segar menghiasi tembok berwarna kuning muda. Minseok tersenyum dan menyeringai.

Ia tertawa terbahak bahak. Persis seperti ayahnya.

"Akhirnya, koleksiku bertambah."

Minseok meninggalkan jasad Nam Ra begitu saja. Dan kabur lewat jendela.

Keluarga Jung menyadari bahwa anaknya telah dibunuh. Mereka pun mengejar Minseok yang kabur.

"Jangan kabur dasar brengsek! Beraninya membunuh pewaris keluarga yang berharga!"

Terjadu adu tembak di jalan. Beberapa peluru meleset dan malah mengenai penduduk lokal.

Minseok terus menancapkan gasnya. Menerobos jalanan menggunakan motornya.

Tak ada peluru yang berhasil mengenainya. Entah karena Minseok yang lihai menghindar, atau karena memang tidak pandai membidik.

Tepat di tengah tengah kota, terlihat air mancur yang besar. Minseok memutar arah dengan tajam. dan menekan rem depan.

"Giliranku untuk menembak."

"DOR! DOR! DOR!"

Semua yang mengincar Minseok mati dalam satu tembakan tepat di jantung.

Minseok menyeringai dan kembali kabur. Menuju markas utama mafia. Gedung Star Mafia.


                 ~✠•✧TBC✧•✠~

MAFIA●CHENMIN✔ [SEASON 1 COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang