My life (1)

6 0 0
                                    

Elina (10-12th)

pada malam itu aku adalah malam yang mengenalkanku pada sebuah masalah.

aku mendengar ibuku sedang adu mulut dengan ayahku karena ibu pulang terlalu malam di tambah lagi dengan kondisinya yang mabuk. ayahku baru saja pulang dengan penuh emosi karena pekerjaan nya itu. pada saat itu aku bingung untuk memihak siapa dan aku hanya diam dan menangis. aku usahakan agar tangisan ku tak terdengar oleh mereka. sampai mereka selesai aku pun terdiam lalu tertidur.

esoknya aku lihat seperti tidak terjadi apa apa dan seperti biasanya. mereka tertawa dan tersenyum seakan tak terjadi apa apa. begitupun aku.

aku berangkat ke sekolah karena itu kewajibanku sebagai anak kelas 4 sd. aku bersekolah di sd harapan 1. sayang nya aku hampir tak punya. ditambah aku sering di ejek karena penampilan ku terlalu kekotaan.

Aku sangat tidak mengerti mereka, mengapa suka sekali menggangguku?

dan ditambah kulitku putih bagai salju. Semakin mereka meledeku dengan sebutan 'mayat hidup'

Dasar menyebalkan.

Tpi karena aku bukan orang yang pemarah pada saat itu dan tak mengerti bagaimana marah jadi aku memilih diam dan diam.

ya begitupun malamku, semakin hari semakin menjadi jadi aku sering mendengar ibuku memanggil lelaki lain dengan sebutan 'sayang' awalnya ku kira ayahku ternyata bukan hahaha

Bak nya anak yang polos aku masih berpura pura tak tau karena aku dlu tipe orang yang sangat tertutup itupun karena aku malu untuk bercerita pada siapapun.

Hari dan malam ku jalani dengan sabar hingga aku terbiasa akan hal ini. Sampai aku naik kelas. sayang pada saat pembagian nilai aku mendapat peringkat 9 dan itu membuat ibuku marah besar padaku.

tepatnya kelas 5 adalah hal yang paling sulit ku jalani karena aku pernah berbohong pada satu kelas jika aku bisa melihat yang tak kasat mata. Bisa di bilang aku membuat drama pada saat itu, mereka pun percaya awalnya hingga saat salah satu anak bertanya padaku

"Hei! Apakah benar kamu bisa melihat makhluk lain?" sebut saja namanya nina

karena nada yang tinggi dan membuatku gugup. aku lagi lagi berbohong. Aku mengatakan "iya aku memang bisa..." dengan nada seperti orang ketakutan

"Jika kau berbohong aku sumpahkan orangtua mu akan mati esok!"

Deg.

jantungku berdetak kencang dan tanganku berkeringat. lalu aku menjawab 'iya' dan mereka tertawa layaknya seorang yang telah menemukan kebenaran nya.

Karena hal itu aku semakin di pojokan. Semakin tertekan. Semakin pula sendiri. Tidak ada zona nyaman pada saat itu. Sebenarnya aku mempunyai alasan tersendiri mengapa aku rela membohongi mereka. aku hanya ingin di perhatikam dan ditemani. Benar saja ketika aku berbohong mereka dekat denganmu tapi sayang kebohongan serapih apapun kita tutupi tetap akan terbongkar.

Saat itu aku setengah kosong. Di tambah nilaiku sering turun karena kurang bersemangat akan belajar. Membuat ibuku semakin memandangku rendah ayahku pun begitu. Hari hariku tak ada yang spesial dan ya masa kecilku pun bisa di bilang suram.

.......

Menginjak kelas 6 adalah waktu yang kutunggu tunggu apalagi lulus. aku sangat senang akan meninggalkan neraka itu. Tapi saat beberapa hari sebelum lulus aku pernah menemukan surat perceraian. aku ingin menangis tetapi aku tahan hingga aku sampai di sekolah. aku tak tahan jadi aku menangis dan mereka bertanya padaku "kamu mengapa menangis?" tanya nya salah satu dari mereka sebut saja lia. dan nina langsung membantah "buat apa kau peduli dengan dia? Dia kan tukang membuat drama!" kata katanya sangat ingin membuat air mataku turun lagi

*duk* nina menendang ku dan aku tak balas hanya diam dan diam.

Betapa sabarnya aku?!

......

Hari kelulusanku pun tiba dan liburan akan menyabutku. Ku kira hari liburku akan indah karena aku akan pergi ke rumah nenek. jika aku pergi kerumah nya aku merasakan kehangatan yang ku rindukan selama ini. sayangnya aku tidak bertemu dengan orang tuaku dan ibuku mengatakan bahwa aku akan bersekolah di daerah bekasi dan kemungkinan besar aku tinggal bersama nenek ku.

Neneku adalah wanita pemilik butik di bekasi. Lumayan ramai juga tokonya.

Ah, sebulan berlalu aku tak bertemu ayahku. Sungguh aku rindu candaan nya, aku memutuskan untuk menelpon nya. Aku mencobanya ternyata dia menggantikan nomernya.

Tumben sekali ayah ganti nomer tanpa sepengetahuan ku ucap batinku

baiklah aku menyoba menghubungi ibuku ternyata panggilan nya sibuk.

Mengapa mereka mendadak menghilang seperti ini?!



















hai gaes, aku baru pertama kali bikin cerita kaya gini. Biasanya bikin ff hehe. Maaf ya klo ada salah pengucapan atau typo :(
Manusiawi lho hehe
Oiya jan lupa klik vote sm komen. voment kalian berarti bagiku hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[not] easyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang