Sebuah Pengungkapan

6 1 0
                                    

Sudah hampir 3 semester berlalu, tapi Jeffrey baik - baik saja, tak ada yang mem-bully-nya lagi. Sejak berteman dengan Nico, ia sudah menjadi lebih terbuka kepada hampir semua orang. Nico juga berhasil memperbaharui penampilan Jeffrey secara tidak langsung. Penampilan Jeffrey sebenarnya tidaklah buruk, tetapi cukup bagus untuk dijadikan bahan cacian. Untunglah Jeffrey sudah berada di bangku perkuliahan, sehingga orang - orang tidak peduli lagi dengan hal demikian karena semuanya sibuk dalam mencapai impian mereka. Jeffrey sekarang sudah tampil lebih segar, seakan - akan ia bisa mengubah cerminan dirinya sendiri menjadi lebih baik. Bahkan suatu majalah pernah menawari Jeffrey untuk menjadi model dimajalah mereka!

Semakin hari pertemanan Jeffrey dan Nico semakin dekat. Mereka selalu makan ke kantin bersama, belajar bersama, nonton bersama, bahkan belanja ke pasar bersama. Hampir semuanya mereka lakukan bersama - sama. Nico juga sering tidur di rumah Jeffrey karena apartemen Nico cukup jauh dari kampus sehingga cukup sulit untuk mobilisasi.

Namun 1 hal yang tidak lepas dari kebiasaan Jeffrey adalah menulis. Ia tetap menulis setiap sepulang kuliah. Jika Nico langsung ke rumah Jeffrey sepulang kuliah, maka ia selalu mendapati Jeffrey menulis di sebuah bukunya.

Nico jadi penasaran.

"Buku apa yang ditulisnya? Kenapa dia selalu menulis setelah pulang kuliah? Umm" Pertanyaan - pertanyaan itu selalu muncul di benak Nico tetapi ia terlalu takut untuk bertanya langsung kepada Jeffrey karena Jeffrey sendiri tidak pernah membicarakan mengenai kebiasaan menulisnya.

Suatu malam saat Nico tidur di rumah Jeffrey, Nico mencoba untuk mengambil buku tersebut dan membacanya.

Di cover depan buku tersebut tidak terdapat apa - apa selain tulisan "Jeffrey Satrya Nugraha", nama lengkap Jeffrey. Kemudian Nico melihat halaman pertama dari buku tersebut.

"Wah ternyata ini sebuah diary" Bisik Nico seorang diri. Ia melihat Jeffrey, ternyata ia sedang tidur pulas. Nico melanjutkan aktivitasnya.

Nico membaca halaman per halaman diary yang ditulis oleh Jeffrey. Jeffrey ternyata sudah mulai menulis diary-nya sejak kelas XI (Sebelas/11) SMA. Di sana ia bercerita tentang betapa kasar dan kerasnya perlakuan para gangster kepada dia. Jeffrey juga pernah memiliki memar dibadannya karena perlakuan gangster tersebut.

Diantara catatan diary-nya yang panjang, Nico menemukan sebuah tulisan yang mengatakan "Aku selalu ingin tampak bahagia sekalipun badai menerjang. Aku tidak ingin mengecewakan siapapun sekalipun aku tak mengenal mereka. Terpaan dari mereka akan kujadikan bagian dari sejarah hidupku untuk meniti menuju masa depanku yang lebih cerah. Semoga.".

Nico terdiam dan sedikit termenung. Ia tak habis pikir ternyata hidup Jeffrey itu begitu. Ia pikir bahwa Jeffrey di-bully tidak sekeras itu, tapi ternyata ia salah. Jika dilihat dari penampilan luarnya, tak pernah terlihat bahwa Jeffrey adalah korban bullying. Karena Jeffrey adalah orang yang paling mudah tersenyum yang pernah ditemui Nico. Nico masih termenung selama beberapa saat sampai akhirnya ia tersadar sendiri.

"Ternyata Jeff selalu menulis diary ini semenjak di SMA. Hmm.. Akan kucari tahu lebih lanjut" Gumam Nico sembari menarik selimutnya dan tidur.

Secrets & Lies (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang