Aku tersadar dari mimpi yang sudah empat hari berturut-turut menghantui tidurku.Kejadian empat hari lalu begitu membuatku terpukul.Aku bodoh!mengapa bisa segegabah itu aku menyusun strategi, strategi konyol yang menjebloskan diriku sendiri.
Tapi Tuhan, aku melakukannya juga begitu terpaksa,aku ingin semuanya mengertikan keadaanku!Tapi mungkinkah aku mengakui segalanya? apa yang akan terjadi nantinya?
"Berarti Baha ada di kelas waktu itu,iya kan?"ucapan Dewi masih terngiang di otakku waktu menghadap kepala sekolah.
"Benar kamu mencuri uang tabungan Farhan Dewi?"tanya kepala sekolah.
Saat itu hanya ada aku,Farhan,dan guru BK yang menyaksikan pengakuan Dewi.Awalnya aku mengira segalanya akan berhasil,karena aku adalah siswa yang dikenal dengan segudang prestasiku.Lagi pula ketika Dewi mendapat pertanyaan dari Kepala Sekolah ia hanya bungkam dan menunduk. Tapi justru keterdiaman itulah yang membuatku mati kutu.
"Kenapa diam saja"kepala sekolah lebih mendekatkan wajahnya pada Dewi."Jawab Dewi!"
Dewi mengangkat wajahnya dan ia terlihat begitu tenang.Ah!aku tidak sedikitpun heran karena aku tahu bukan ia pelaku pencurian itu.
"Kenapa kamu tidak mau jawab?atau benar kamu yang sudah mencuri uang tabungan Farhan?"
"Karena Bapak memberikan pertanyaan dengan seenaknya!"dengan beraninya Dewi berkata dengan menahan emosinya."Tidak ada yang perlu dijawab atas pertanyaan Bapak."
"Lho kenapa?"
"Bapak ingin tahu saya mencuri atau tidak,saya punya hak untuk menjawab tidak.Tapi jika saya hanya bilang' tidak 'tanpa sebuah pembuktian siapa saja tidak akan percaya.Hanya saja semua orang akan bertambah kecurigaanya pada saya,"suasana begitu hening saat itu.
"Tapi kalau segampang itu saya menjawab'iya' artinya saya membohongi diri saya sendiri"
Aku tertegun dengan pernyataan Dewi.
"Saya memang orang tidak mampu,Pak.Saya juga ingin punya banyak uang supaya bisa terus sekolah.Tapi bukan dengan cara demikian,Pak .Saya punya rasa takut jiks harus mencuri."
"Tapi kenapa ada buku tabungan Farhan di tas kamu?"
"Saya ingin bertanya,siapa yang sudah menuduh saya?"
"Aku,"kataku berusaha untuk tidak gugup.
" Kamu punya alasan lain ?"
"Alasan yang terkuat adalah bukti yang ada di tas kamu dan kamu satu-satunya anak yang ada di dalam kelas ketika semua anak beristirahat."
" Waktu istirahat kamu di dalam kelas?"
"Tapi waktu istirahat saya biasa memanfaatkannya untuk tidur,Pak.Teman-teman juga pasti tahu,saat ini saya tinggal di pesantren dan selalu tidur malam."
Kepala sekolah terlihat memgangguk-angguk.
"Atau malah Baha pencurinya?"
Mataku membesar seketika.Saat itu aku memang begitu takut jika harus tertangkap basah di depan kepala sekolah.
"Kamu jangan seenaknya menuduhku,ya!Apa buktinya?"
"Kamulah saksinya jika saya yang mencuri di dalam kelas,artinya kamu juga ada di dalam kelas saat itu,iya kan?"
"Eng...enggak,Pak!waktu melihat Dewi mencuri saya ada di...saya lihat dia dari...eh..kaca jendela,Pak."
" Pak,tolong Bapak harus..."
"Sudah-sudah,"Farhan memotong perkataan Dewi."Tidak usah dibahas lagi.Uang tabungan saya sudah kembali.Jadi biarkan,Pak.siapapun pencurinya saya sudah memaafkan.Tapi saya harap tidak lagi ada masalah seperti ini lagi.Dan kasus ini ada baiknya kita pecahkan sama-sama dengan cara yanglebih bijaksana lagi."
Aku merasa telah mencuri barang dengan pemilik yang tepat, sehingga aku lebih merasa aman.Tapi akupun harus tetap waspada.
Aku meremas kepalaku mengingat itu semua.Maafkan aku semuanya.Kalian tidak akan mau mengerti mungkin dan tidak seharusnya juga kalian mengerti karena ini adalah masalahku
Seperti biasa ketika aku dalam keterpurukan sholat menjadi saranaku mengadu pada Yang Kuasa.Aku paham aku melakukan kesalahan besar tapi aku ingin selalu mengingat-Nya,walaupun Ia tak mengingatku.
"Baha,"ibu memanggilku dengan suara lirih karena terhalang tembok kamarnya.
"Iya,Bu."
"Kamu kapan berangkat?sudah siang, lho."
"Ini Baha lagi siap-siap,kok."
Setelah itu aku menghampiri ibuku yang terbaring lemah karen asma akutnya yang telah menyekat jalan pernapasannya.
"Ibu minta tolong kamu hari ini juga kamu ke rumah Wak Sulaiman.Bilang kalau ibu mau meminjam uang."
"Ibu buat apa Ibu pinjam uang ke orang sepelit dia,Bu?"
"Jangan begitu,Nak.Dia kan Wakmu,cobalah bujuk dia supaya mau meminjamkan uangnya untuk ibu,karena pagi tadi Juragan Bandi minta ganti rugi kerusakan mesin jahit kemarin hari ini juga."
"Kenapa perlu juga ganti rugi sih,Bu?Kan semua mesin jahitnya Pak Bandi memang sudah tua.Dia kan orang kaya,kenapa ibu nggak suruh saja ganti yang lebih modern"
Ibu terkekeh sembari meraih kepalaku dan mengelusnya.
"Kamu ini!memangnya ibu ini siapa?masak karyawan memerintah bosnya.Ya sudah!kamu mau tolong ibu ,kan?"
Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBOHONGANKU
Short StoryHidup dalam kebohongan adalah sesuatu yang yang membuat seseorang merasa takut dan bersalah.Seperti Baha yang melakukan aksi nekadnya lantaran keadaan memaksa dirinya melakukan hal yang tidak baik dan membohongi orang lain termasuk dirinya.Ia hidup...