Death |2

880 61 5
                                    

Mikasa POV

Aku terjebak.

Tolong aku..disini gelap..seseorang,tolong aku..ah semua sudah terlihat.

Apakah kalian bisa melihat-ku?kenapa semua orang terlihat menangis?

Annie,kenapa wajah datar dan dingin yang persis milik ku terlihat tak percaya sesuatu,dan wajah mu berlumuran darah.

Historia,sasha dan hange-san kenapa kalian hanya menatap ku?memang nya ada apa dengan ku?eren,armin,jean dan erwin-san?halo..?

Semua orang yang berada disekeliling ku melihat kepada satu arah,historia tampak menelpon seseorang.tapi untuk apa?apa yang tidak beres

Aku disini semua nya!hei,lihat aku!aku baik-baik saja kok!kenapa kalian terlihat menangis dan panik,lihat aku aku baik-baik saja dengan dress putih khas ku.

"mikasa..mikasa...bangun mikasa!" seru annie yang berlari ke arah...siapa itu?

Aku menoleh kesamping,terlihat levi dengan baju kantor yang biasa ia kenakan.berlari kearah keramaian kecil ini,aku tersenyum bahagia."levi!" ujar ku senang,tapi kau malah terdiam dan berlutut kaku.

Kau terlihat meguman,untuk apa?apakah ada sesuatu yang menggangumu?tenang saja,aku ada disini levi...ada aku,yang selalu disini.

"tidak!!" seru levi sangat kencang,aku berjalan menghampiri levi.mengenggam bahu tegap nya,aku berusaha untuk menepuk nya,tapi tangan ku tak bisa..

Dia tampak menangis,apa yang sebenar nya terjadi.aku berusaha bertanya pada hange-san tapi dia malah berlari ke arah annie dan seseorang yang tergeletak bersimbah darah,aku penasaran itu siapa..

Aku berjalan menuju seseorang yang tergeletak itu,tampak sebuah ambulans baru datang. aku berjalan menuju seseorang yang ternyata...aku,lalu aku siapa?

"kau sudah mati" ujar seseorang yang berada dibelakang-ku,perempuan berambut panjang dan seorang pria tua dengan ramut kuning-kecoklatan."halo lagi mikasa..." ujar sang pria yang ku-ingat,"ayah...ibu..." guman ku bahagia.

Aku menatap kembali 'aku' yang terbujur kaku dengan dress hitam yang kukenakan berlumuran darah serta mataku yang kosong menatap ke arah mataku,terdapat luka tebak di bahu ku dan luka robek didahiku.aku menatap levi yang masih menatap mayat ku kosong.

Ini hari kematian ku,aku akan mengingat nya selama mata ku masih bisa terbuka lagi dan lagi. Setiap detik terakhir dihidupku sangat berharga,tapi aku tak bisa mengingat nya jelas.hanya gelap yang bisa kuingat sebagai penanda akhir bahwa hidupku usai.

"ini bahagia,tapi ini juga buruk..aku tahu ini berat,berjuanglah menahan kecewa dan bahagia yang ada dilubuk hati mu" ujar ibu pada ku,mengelus pipiku lembut."waktu kami di dunia ke-2 sudah habis,waktu nya kau yang menjadi pelindung bagi bagian dari hatimu" ujar ayah pada ku.melengkapi ibu,aku memeluk mereka untuk terakhir kali nya.

"kalian juga bahian dari hidup ku,ayah..ibu" ujarku terakhir,mereka mengecup ku dan perlahan menghilang dari pelukan ku menjadi butiran kuning bercahaya yang pergi begitu saja.

Benar kata ibu,aku akan menjadi pelindung levi apapun yang terjadi."tenanglah levi-ku,aku akan selalu berada disisi mu,selamanya hingga kau akan bersama ku lagi" ujarku menatap levi.

5 month's later...

Levi POV

Disini sunyi,sepi dan gelap.rumah ini memang banyak cahaya dan bersih tapi ada sesuatu yang tidak ada.dia,dia sudah pergi sejak hari itu.rasa penyesalan memang berada diakhir,sekarang aku menyesal sudah membuang waktu yang ada saat dia masih berada disisi ku.aku berjalan menuju sofa dan mengambil kertas yang hange berikan kemarin,kubaca cover nya dengan kacamata ku.

"call her back" tertulis dicover nya,aku membuka malas lembaran kertas itu.terdapat banyak cara untuk memanggil arwah gentayangan,tapi aku tertarik pada halaman yang bertulis kan."see or seeing" aku mengangkat alisku,tertarik.

Ku baca cara membuka yang orang-orang sebut 'mata ke-2',hal terkonyol yang pernah aku lakukan daripada melihat dalaman milik mikasa saat rok nya terkibas saat tertiup angin saat kami berjalan-jalan ditaman kota.

Tengah malam,aku melakukan proses nya.seperempat detik setelah aku selesai,mata ku melihat ruang dengan cahaya putih yang menyilaukan.tak lama,mata ku kembali melihat dunia fana yang diisi oleh orang-orang yang cinta uang dan kebebasan.

Yah,kurasa tidak terjadi apa-apa,anggap saja eksperimen nya gagal.untuk sekedar main-main,aku membuang waktu ku sia-sia.kurasakan kantuk yang cukup untuk membuatku tidur semalaman,kuputuskan untuk mengganti baju ku dan menggosok gigi.setelah aku keluar dengan piyama ku,sepertinya ada seseorang yang sedang berjalan menuju balkon.

Aku tidak menghiraukan nya,tapi aku merasakan sesuatu.kupikir aku lebih baik mengecek ke balkon,tidak ada.air dari watafel kamarmandi terdengar menyala,sejak kapan apartement ini berhantu? Kupikir.aku berjalan menuju kamar mandi untuk menyikat gigi,kubuka rak dibelakang cermin yang berada tepat di depan wajah ku.

terlihat seseorang dengan cahaya biru sedang menganti baju nya,"nani the fuck..?!" batin ku tak percaya,aku melihat hantu dari seorang wanita...yang tampak nya kukenal.dia memakai kaus putih bergaris hitam dan rok pendek,dengan rambut panjang sepunggung nya.aku mengucek mata ku tak percaya,2 detik kemudia gadis itu menoleh dan tersenyum.

"akhir nya kau bisa melihat ku,levi" ujar nya,aku melebarkan mataku tak percaya."mikasa!" cicit ku bahagia.

"mikasa!" cicit ku bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be contiuned...

author note:

halo semua para readers dari cerita D.C.C.M! 

author cuman pengen bilang...maaf dan terima kasih bagi kalian yang sudah membaca cerita dan men-vote nya,author harap kalian masih suka dengan cerita yang author bikin.

author tunggu dukungan kalian!terima kasih!

salam

author rivamika gabut

don't cry 'cause meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang