🌨 ° 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑙𝑗𝑢

3.3K 414 104
                                    

Pemuda bersurai cokelat itu menatap kosong ke arah luar jendela sembari memainkan cup kopinya. Udara diluar sedang dingin, dan salju turun sangat lebat. Bahaya kalau dia memaksakan pulang.

"aku pesan cokelat panasnya dan cheesecake nya satu."

Yuvin -nama si pemuda bersurai cokelat itu-tersadar dari lamunannya saat mendengar suara yang baginya itu tidak asing lagi. Yuvin salah, sepertinya saat ini suara itu asing baginya.

Matanya menatap datar orang yang duduk di meja dekat kasir, lalu menghela napasnya kasar seraya memalingkan tatapannya ke cup kopi di tangannya.

Sedangkan orang yang diatatap duduk di sana, berusaha tidak menatap kembali pemuda bersurai cokelat itu. Dia mencoba memfokuskan diri ke ponselnya

Matanya terus bergerak gelisah, tak tahan ingin melihat keadaan si pemuda itu. Walaupun waktu itu mereka sudah bertemu, walaupun dia melupakan dirinya.

Pesanannya datang. Yohan -nama si pemuda yang di tatap tadi-tersenyum dan berterimakasih kepada si pelayan. Lalu memakan cheese cakenya dan menyesap cokelat panasnya.

Terjebak dengan seseorang yang pernah kenal dekat denganmu di masalalu itu tidak enak. Atmosfer di dalam cafe ini rasanya canggung sekali. Yohan tidak suka.

📱Jeon somi is calling...

Ponselnya bergetar, memperlihatkan panggilan masuk dari Jeon Somi, kekasihnya.

Ya, dia kekasih Yohan.

"ada apa, Som?"

"..."

"di luar sedang badai salju. Mana ada orang bodoh yang mau keluar hanya untuk membeli ramen? Lebih baik tidur di rumah, dan bermimpi."

"..."

"oh ayolah Somi. Aku tidak memakai mantel yang tebal sekarang, aku tidak bisa membawakannya untukmu."

"..."

"terserah kamu, mau marah kek apa kek aku tidak peduli. Aku masih harus bekerja besok, tidak hanya mengurusi mu saja."

Pip.

Panggilan dari Somi, Yohan putuskan begitu saja. Yohan malas mendengar ocehan dari kekasihnya itu, Yohan lelah butuh istirahat juga.

Pemuda di seberangnya tersenyum meremehkan, lalu menyesap kopinya hingga tandas.

"sudah punya yang baru, yang lama mana akan diingat?"

Yohan mengernyitkan dahinya, menatap Yuvin yang berdiri lalu beranjak pergi dari cafe

'hei, apa yang akan dia lakukan?! Apa dia sudah gila nekat pulang ke rumahnya di tengah badai salju begini?!' Yohan membatin.

Si pemuda surai hitam tersebut segera membayar cheese cake dan cokelat panasnya, lalu menyusul Yuvin yang sudah berada jauh di depannya.

'aish, cepat sekali jalannya!' gerutu Yohan dalam batinnya.

Bisa Yohan lihat dari belakang kalau kaki Yuvin bergetar, dan jari - jari tangannya yang memutih di kepalkan oleh sang empunya karena kedinginan.

"tidak pernah berubah. Masih tetap keras kepala dan semaunya sendiri."

Sreett

Yohan menarik lengan Yuvin membuatnya berhenti, dan menatap marah si pelaku penarikan lengannya.

"siapa orang asing ini yang berani - beraninya menahanku?"

Yohan jengah dibilang orang asing terus dari kemarin. Iya dia tau, dia berhak untuk di benci bahkan di lupakan sekaligus. Tapi bisakah orang di depannya ini memikirkan keadaan tubuhnya?

𝗦𝘁𝗿𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿「 Yuvin x Yohan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang