"cara yang paling ampuh menenangkan diri dan melupakan segala bebannya adalah dengan mabuk."
・ストレンジャー🍷
Pemuda bersurai hitam itu pamit kepada sepasang suami istri yang sudah membantunya, tidak lupa berterimakasih dan minta maaf sudah merepotkan."hati - hati Yohan!" Midam tersenyum dan melambaikan tanganya kepada Yohan. Tentu saja Yohan membalas lambaiannya, dengan senyuman -bedanya kali ini senyumnya tidak di paksakan. "kembali kapan saja jika kau mau! Aku masih disini sebagai temanmu!"
Yohan terkekeh dan mengangguk. "tentu saja. Aku pasti akan kembali lagi ke sini, berbagi cerita dengan mu."
"hati - hati di jalan." ucap Junho yang berdiri di samping Midam, merangkul pundak istrinya.
"trimakasih."
Hari sudah menunjukan pukul empat pagi, dan badai saljunya sudah berhenti. Yohan harus cepat - cepat pulang, karena jam enam nanti dia sudah harus pergi bekerja lagi.
Tiba - tiba saja pikiran Yohan teringat pada Yuvin yang nekat pulang di badai salju semalam. Apakah dia sampai di rumahnya? Apakah dia baik - baik saja?
Ah, seharusnya Yohan tidak perlu memikirnya lagi. Untuk apa memikirkan orang asing? Bukankah begitu kata Yuvin kemarin?
Sebelum pulang, Yohan mampir di minimarket membeli susu ibu hamil dan buah - buahan setelah itu baru pulang ke apartemennya.
Yuvin memijat pelipisnya tatkala nyeri menyerang kepalanya. Matanya mengerjap menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke retinanya.
"sudah bangun, ya?"
Alis Yuvin bertaut, mendengar suara asing yang menyapa pendengarannya. Yuvin menyandarkan dirinya pada kepala tempat tidur
"tenang saja, kamu ada di rumah ku, bukan di neraka." ucap pemuda itu, lalu menyodorkan obat dan air putih.
"masih merasa kedinginan?" tanya pemuda itu. Yuvin menggeleng lalu meminum obatnya.
"semoga sakit kepalamu cepat sembuh.."
Yuvin tersenyum tipis. "trimakasih. Aku harap juga begitu"
"kita belum berkenalan. Namaku Lee Hangyul." ucap pemuda yang di ketahui bernama Lee Hangyul.
"aku Yuvin."
"jika butuh sesuatu panggil aku saja, oke?"
Yuvin mengangguk. Lantas Hangyul kembali tersenyum, membawa baskom isi air hangat yang sudah dingin untuk mengompres Yuvin semalam keluar dari kamar yang di tempati Yuvin.
"aku tidak tahu bagaimana nasib ku saat ini jika kamu tidak lewat tadi malam, gyul. Sekali lagi trimaksih."
"jangan berterimakasih padaku." Hangyul tersenyum tipis lalu menutup pintu kamarnya.
"berterimakasihlah pada Yohan yang sampai memohon - mohon, membuatku mau repot - repot menyeretmu ke apartemenku."
Hangyul mengirimkan sebuah pesan pada Yohan tentang keadaan si pemuda keras kepala itu. Kalau saja Yohan bukan teman dekat satu kerjanya Hangyul tidak akan mau repot - repot menerobos badai salju hanya untuk menolong bocah keras kepala seperti itu. Tidak sudi, lebih baik Hangyul duduk menonton televisi dengan secangkir cokelat panas.
Di apartemen lainnya seorang pemuda bersurai hitam itu menekan nomor pasword di pintunya. Yohan masuk ke dalam tidak lupa menutup kembali pintunya
Di sofa, ada perempuan yang duduk menyender tertawa kencang menatap layar ponselnya. Tidak sadar kalau si pemilik apartemen itu sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝘁𝗿𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿「 Yuvin x Yohan 」
FanficBagi Yuvin, Yohan sekarang hanyalah orang asing. 〔 🖇 MPREG 〕 © 2019 , ddabloews.