PDKT

596 18 0
                                    


Aku tau! aku yang memiliki perasaan terlebih dahulu kepadamu.
Aku tau! aku yang mencoba mendekatimu. Dan tak pernah kau sadari / kau sadari, aku selalu memperhatikanmu di balik jendela.

Yang ku lakukan hanya untuk membuatku berharap bisa memilikimu...
Walau aku tau, hanya ada 1% untuk bisa memilikimu...

(Sabtu, di sekolah).

Tring....tring...tringgg... (bel masuk berbunyi)
Guru memasuki kelas ku dan memberikan kami tugas.
"Ca banyak banget lahh tugasnya". Ucap sahabatku Dewi.
"Hey ca!!! Tumben serius banget". Ucap sahabatku Dewi.
"Ca!!!". Ucapnya sekali lagi.
"Aasi wi, lagi nulis nih jangan ganggu. Dari pada kamu ngeluh, mending kerjain aja lahh. Toh ngeluh ga bikin tugas kamu selesai. Malah makin numpukkkk". Ucapku sambil menatapnya.
Entah ada apa denganku. Hingga aku begitu semangat dan serius belajar kali ini.

Tring...tringg....tringg (bel istirahat pun berdering)
Ketika aku membuka jendela. Dan memastikan antrian di kantin.
Tiba-tiba, aku melihat laki-laki itu sedang makan bersama teman-temannya di kantin.

Aku memperhatikannya di balik jendela kelasku.
Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk menanyakan namanya kepada sahabatku Nenden.
"Nenden dia namanya siapa?". Ucap ku.
Nenden bilang kalau dia itu Rifaldi adik kelas kita dan kelasnya tepat di depan kantin.
"Kamu suka yah???". Ucap Nenden membuatku kaget karena tiba-tiba saja dia menanyakan pertanyaan yang diluar dugaanku.
"Ti....tidak ko ti...tidak suka, lagi pula aku tidak mengenalnya". Ucapku agak sedikit gagap.
"Aku berteman di FB namanya Rifaldi ". Ucap Nenden.
"Ohhh". Ucapku yang seakan-akan tidak perduli.

Tringg...tring...tringg... (Bel masuk kelas berbunyi)
Aku memasuki kelas ku lalu mendengarkan semua yang ibu guru terangkan dalam materi pembahasan kali ini, tapi entah kenapa pikiranku selalu tertuju padanya.

Saat jam pelajaran pertama habis,
Bu Otty (guru yang membuat semua murid menjadi batu seketika karena ketakutan) datang ke dalam kelasku untuk mengajar di jam pelajaran terakhir. Lalu dia memberikan tugas kepadaku. Tugasnya yaitu mencatat dakwah mamah Dedeh di mesjid agung Cimahi yang akan di selenggarakan pada hari Minggu.
Lalu saat itu aku merencanakan untuk pergi bersama Dewi, Nenden dan Nurlela.

Tring...tring...tring (bel pulang berdering).
Aku dan Dewi sahabatku bergegas pergi meninggalkan kelas, lalu berjalan menuju gerbang sekolahku. Dan saat aku melihat ke depan. Aku melihat sosok laki-laki yang sedang berjalan menuju gerbang bersama teman dekatnya.
Saat aku melihat rambutnya dan cara berjalannya. Aku baru menyadari kalau itu Rifaldi.
"Ca, itu Rifaldi di depan". Ucap Dewi membuat laki-laki itu menengok ke belakang karena merasa terpanggil.
Lalu dia menatapku sambil berjalan menuju gerbang dengan senyuman kecilnya itu. Kemudian, saat dia kembali menengok ke depan, dia tidak sengaja tabrakan dengan sebuah pot bunga yang bergelantungan. Hingga membuatnya hampir mencium pot bunga tersebut.
Sungguh aku kaget melihat nya hampir mencium pot bunga itu.
Dan sungguh aku ingin tetawa melihat tingkahnya itu. Tapi aku tidak sejahat itu.
Pada akhirnya, aku berusaha menutup mulutku untuk menahan rasa ingin tawaku, tapi sayangnya aku benar-benar tidak bisa menahannya. Karna Dewi sahabatku pun menertawakan nya, hingga membuatku ikut tertawa. Dan bahkan teman yang di sampingnya pun menertawakan tingkah konyol dari Rifal.

Tiba-tiba Rifal menarik baju teman nya.
Lalu memutuskan untuk belok ke ruang guru.
Padahal jelas-jelas dia hendak pergi ke gerbang. Tapi sayangnya tingkah konyolnya membuatnya malu dan terpaksa belok ke ruang guru.
Sejujurnya kami begitu keterlaluan membuat dia malu di tertawakan. Tapi di satu sisi ini refleks yang benar-benar tidak bisa ku tahan lagi.

Sesampainya di rumah aku langsung mencari akun facebook nya.
Dan pada akhirnya aku menemukan akun facebooknya di pertemanan Nenden sahabatku.
Lalu aku memberanikan diri untuk mengklik permintan pertemananku kepadanya dan berharap dia menerima permintaan pertemanan ku di facebook.

⚛⚛⚛

(Minggu, di MAC - Mesjid Agung Cimahi)

Aku pergi ke MAC bersama sahabatku Dewi. Kami menggunakan mobil umum (bin angkot) untuk pergi ke MAC. Aku dan Dewi memakai pakaian yang sopan seperti baju muslim hingga menutupi aurat kami, bukan hanya aku dan Dewi. Mereka juga menggunakan pakaian yang sopan. Sampai-sampai ada yang memakai bawahan mukena saking tidak mempunyai rok di rumahnya.

Ketika berada di dalam masjid, aku hanya duduk dan mendengarkan dakwah tersebut sambil menyantap makanan yang di berikan panitia tersebut.
"Keluar yu bentar, bosan soalnya". Ucap Dewi yang kelihatan nya kurang bersemangat padahal dia sudah menghabiskan makanannya.
"Yu, gerah soalnya". Ucapku sambil melangkahkan kakiku menuju pintu keluar.

Saat aku dan Dewi pergi keluar, kami hanya diam. Lalu tidak sengaja aku melihat Rifal dan temannya yang tinggi sedang duduk di halaman depan.

Aku terus melihatnya karena sejujurnya aku takut dia datang hanya untuk menunggu pacarnya yang kini sedang berada di dalam masjid.

(2 menit berlalu)
Aku tidak menemukan sosok perempuan yang hendak berjalan ke arahnya.
"Apa yang dia tunggu? Apa dia iseng main ke MAC?". Ucapku dalam hati.

⚛⚛⚛

(Esok harinya)
Aku masih tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaanku itu.

(Keesokan harinya lagi)
Aku pergi sekolah dengan semangat.
Tiap pulang sekolah aku berharap dia sudah menerima permintaan pertemanan ku tapi dia bahkan tidak online.
3 hari berturut-turut, sepulang sekolah aku langsung pergi ke rumah dan membuka facebook. Tapi sayangnya dia tidak pernah mencoba untuk membuka facebooknya.

Lalu aku memutuskan untuk meminta bantuan kepada sahabatku Nenden.
"Nenden aku mau jujur, aku suka sama Rifaldi. Aku cari akun facebooknya, aku minta permintaan pertemanan ke dia. Tapi sayangnya, dia tidak pernah membuka akun facebooknya. Jadi intinya aku mau! kamu bantuin aku, buat bikin dia peka". Ucap ku di depan Nurlela dan Dewi.
"Jadi beneran suka nihh hahah, oke siap pasti di bantu lhh". Ucap Nenden sambil melebarkan bibirnya yang manis dan tersenyum.

(Dan saat istirahat tiba).
Aku, Dewi, Nenden dan Nurlela melihat Rifal hendak melangkahkan kakinya di atas anak tangga untuk pergi menuju lantai 2. Tiba-tiba saja Nenden manggilnya hingga membuatku terkejut.
Lalu Rifal terdiam dan melirik kanan, kiri, atas, dan belakangnya karena dia merasa terpanggil oleh seseorang perempuan. Ketika Rifal menyadari bahwa perempuan yang memanggilnya adalah Nenden. Lalu dia memilih diam, tidak lagi melanjutkan langkah kakinya.
"Apa teh". Ucap Rifal dengan ramah.
Pada akhirnya Nenden, Dewi, dan Nurlela keluar dari kelas dan mendatangi laki-laki itu.
"Rifaldi kata Ica terima pertemanan permitaan nya di facebook". Ucap Nenden membuatku sontak berdiri dari persembunyianku.
"Sekalian nomor HP". Ucap Dewi.
Rifal tidak menjawab dan melanjutkan langkah kakinya menuju lantai 2.
Aku hanya bisa sembunyi karena malu, padahal aku yang meminta Nenden untuk membantu ku tapi malah aku yang malu.

Sepulang sekolah, aku langsung membuka handphone ku dan membuka aplikasi facebook ku. Aku berharap dia menerima permintaan pertemananku di facebook.

Saat aku melihat pemberitahuan di facebook ku. Aku melihat bahwa dia sudah menerima permintaan pertemanku hingga membuatku senang di hari itu. Tiba-tiba....
"Hy". Ucap Rifal.
Hingga membuatku sontak kaget di buatnya. Ini sungguh di luar dugaanku sekaligus membuatku bahagia.
Belum lewat 2 menit, aku langsung membalas pesannya yang singkat tapi membuat beribu-ribu harapan.
"Juga". Ucapku.
"Orang mana". Ucap Rifal.
"****, kamu?". Ucapku.
"****, kenal sama Nenden". Ucap Rifal.
"Kenal emang kenapa???". Ucapku.
"Gapapa, kelas berapa, sekolah dimana???". Ucap Rifal.
"Ouh, 9, SMP ****". Ucapku.
"SMP ****?". Ucap Rifal.
"Iya, kamu juga kan ???". Ucap ku.
"iya, 9 apa ???". Ucap Rifal.
"9E, Omong-omong yang waktu itu temen aku minta nomor hp ke kamu, itu cuman salah paham yahhh" ucap ku.
(Di read)
2 menit kemudian...
"Lagi apa ???". Ucap Rifal.
"Lagi belajar". Ucap ku.

Seterusnya....
Setiap pulang sekolah kami langsung chat'an di facebook.

Sebanyak apapun mantanku...
Tapi dia akan menjadi cinta pertamaku...

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang