PENYEMANGAT

391 11 0
                                    

1% kesempatan memilikimu
99% kamu mencintaiku
Seakan semuanya berubah jadi 100% kebahagiaan

Saat tiba di sekolah di jam istirahat. Dewi meminta ku untuk mengantarnya ke kantin, tapi aku menolak permintaannya karena kantinnya tepat berada di depan kelas Rifal hingga membuatku malu jika harus bertemu dengannya.
Dan pada akhirnya Dewi memutuskan untuk pergi sendiri.

Tidak lama kemudian Dewi sahabatku datang ke dalam kelas dengan membawa banyak makanan, seperti: gorengan, minuman dan masih banyak lagi. Lalu dia membuka tasnya dan mengeluarkan makanan berat yang telah di buat mamahnya.
"Ga salah itu Wi?". Ucapku sambil menujuk makanan yang tepat berada di hadapannya.
Lalu dia hanya tersenyum dan langsung menyantap makananya satu persatu. Tanpa merespon pertanyaanku.

Saat kami sedang makan.
Saat itu, aku tidak menyadari bahwa di tangga (dekat jendela kelasku), Rifal sedang memperhatikanku. Dan saat aku meliriknya, dia seakan-akan berpura-pura sedang berbicara dengan teman di sebelahnya.
Lalu tiba-tiba Dewi mengusikku dan mengetuk pintu jendela, supaya Rifal menengok ke arah ku dan aku menengok ke arah nya. Hingga pada akhirnya, aku dan dia saling tatap-menatap.
Rencana Dewi pun 100% berhasil. Aku menatapnya dan dia manatapku.
Tidak lama kemudian, Rifal memalingkan wajahnya dan pergi ke lantai 2.

"Enak banget kamu Wi, udah ngetuk jendela terus malah sembunyi". Ucapku kesal kepada sahabatku Dewi.
"Hehehe, ampun". Ucapnya sambil tersenyum.
"Hmmmm". Ucapku malas.

Saat bel pulang, aku mengikuti kelas tambahan atau lebih tepatnya pemantapan untuk ujianku nanti. Tambah lagi, sepulang sekolah, aku harus pergi ke warnet untuk mengerjakan karya tulisku bersama sahabatku Dewi. Hingga membuat jam pulangku menjadi lebih lama.

Usai sudah pemantapannya, aku dan Dewi langsung pergi ke warnet. Walau jam sudah menunjukan pukul 03.30.
Sesampainya di warnet, kami langsung mengerjakan karya tulis itu. Selesai membuat karya tulis, aku menyepatkan waktuku sebentar untuk membuka facebook begitu pun Dewi.
Saat aku melihat akun facebooknya yang sedang online, langsung saja aku memberikan sapaan kepadanya dan mencoba menjelaskan kesalah pahaman yang di buat onar oleh sahabatku Dewi. Tapi sayangnya, saat jariku hampir menyentuh keyboard. Aku baru menyadari bahwa sedari tadi Dewi sahabatku melihat beberapa percapakanku dengannya. Padahal jika di lihat dari pinggir kananku, dia sedang asik-asiknya main facebook di hpnya.
"Cieee Rifal". Ucap Dewi sambil menggodaku.
" Apasi ah". Ucapku gugup.

Lalu tidak lama kemudian, Dewi menyuruhku pulang karena jam sudah menujukan pukul 5 kurang 15 menit. Tapi saat itu, aku tidak bisa mengeluarkan akun facebookku tanpa mengabarinya terlebih dahulu bahwa kuota regular ku sudah habis. Lalu tanpa banyak berpikir Dewi menyuruhku untuk meminta nomor hpnya.

Tidak lama kemudian, dia memberikan nomor hpnya kepadaku. Aku senang bisa mendapatkan nomor hpnya walaupun dengan cara seperti ini. Aku bahagia bahwa langkahku untuk mendapatkannya semakin dekat.

Sepulang dari warnet, aku mencoba membeli pulsa.
Lalu memberanikan diri untuk mengirimkan beberapa pesan kepadanya.
"Hy". Ucapku.
Sambil menunggu pesannya, aku melakukan kewajibanku sebagai umat islam dengan tidak meninggalkan sholat 5 waktu ku.
Lalu aku pergi ke kamar mandi untuk wudhu dan pergi ke kamarku untuk melangsungkan sholat asar.

Drttt...drttt...drttt (dering hp ku berbunyi)

Selesai sholat, aku langsung mengambil hpku dari kasurku dan melihat beberapa pesan masuk.
Saat aku membukanya. Ternyata dia membalas pesanku.
"Siapa". Ucap Rifal yang seolah-olah sedang berpura-pura lupa.
"Icaaa". Ucapku senang.
"Ohhh Ica, lagi apa???". Ucap Rifal.
"Lagi diem, baru aja selesai sholat. Omong-omong ini Rifaldi bukan???". Ucapku ragu.
"Iya Rifaldi". Ucap Rifal membuat ku yakin bahwa yang membalas pesanku adalah Rifaldi.
"Udah sholat". Ucapku sambil mencoba memperpanjang percakapan kami.
"Belum, belum sholat" ucap Rifal.
"Sholat atth! ". Ucap ku.
"Iya nanti, udah makan blom" ucap Rifal.
"Udh tapi tadi". Ucap ku.
"Makan lagi ath" ucap Rifal.
"Iya mau". Ucapku sambil berjalan ke dapur dan mengambil nasi, juga lauk pauk yang ada di lemari.

Sejujurnya ini pertama kalinya aku di kasih perhatian oleh laki-laki yang aku sukai. Sampai-sampai, di suruh makan pun aku langsung mengambil makanan ke dapur. Padahal jika mamah yang menyuruhku makan, aku pasti bilang tidak dan malah diam di kamar sambil menonton tv. Yahh ini lah aku.
Drttt...drtt... (1 pesan baru)
"Mau di suapin ga ???". Ucap Rifal yang membuatku semakin bahagia di hari itu sampai-sampai aku merasa sangat lapar jika dia serius ingin menyuapiku.

Sejujurnya dia orang yang pertama kalinya hadir dalam hidupku dan memberikan perhatian penuh kepadaku.
Hingga aku berharap dia akan selalu membuatku bahagia.

⚛⚛⚛

Saat jam set 8 malam.
Drtttt...drttt....drtt... (dering hp ku berbunyi)
"Ica, pertama kali kamu tau aku dari siapa?". Ucap Rifal yang membuat ku bertanya-tanya pada diriku sendiri (kenapa dia menanyakan hal itu?).
"Kenapa emang nya?". Ucapku.
"Pengen tau aja". Ucap Rifal membuatku bingung harus menjelaskan apa kepadanya.
"Kalau misalnya, aku minta pertemanan ke kamu soalnya teman aku di facebook kurang banyak. Terus Nenden pernah bilang kan??? terima pertemanan aku. Itu mah cuman salah paham". Ucapku dengan beberapa alasan palsu.
(Di read)
5 menit kemudian...
"Kamu udah ngantuk?". Ucap Rifal.
"Belom". Ucap ku dalam keadaan ngantuk.
"Kirain udah ngantuk". Ucap Rifal.
"Emang kamu udah ngantuk yah? Kalau udah ngantuk tidur aja gapapa ko". Ucap ku.
"Semoga saja, dia bilang ngantuk". Ucapku dalam hati.
"Belum kok". Ucap Rifal yang membuat mataku benar-benar tertutup.
"Udah ah, aku mau tidur dulu yah takut kesiangan". Ucapku.
"Ouh iya atth sok, moga mimpi indah yah, malam, met tidur". Ucap Rifal yang membuat mataku menjadi belotot karena melihat pesan singkat itu.

Aku benar-benar bahagia.
Benar-benar bahagia malam itu.

Hingga pukul 12 malam pun,
Aku masih tergadang, tidak bisa tidur karena memikirkannya.

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang