Hujan datang membasahi seisi bumi. Aku disini, ditempat yang paling nyaman yaitu rumahku sendiri. Entah mengapa aku senang bila melihat hujan turun, sehingga aku selalu menunggunya untuk berhenti.
Sekarang aku berencana untuk menemui seseorang yang membuatku tersenyum sendiri...Tidak lama kemudian hujan berhenti,
Aku melangkahkan kaki dan meninggal rumah,
Sesampainya ditempat tujuan, aku tidak melihat siapapun. Lalu aku memutuskan untuk menunggunya dan mengirimkan beberapa pesan saat dia sedang diperjalan.
Detik demi detik berlalu, aku masih menunggunya bersama rintik-rintik hujan yang sedang menemaniku. Saat aku berbalik ke belakang, aku melihatnya sedang terdiam sambil melihat ke arahku dengan sebuah senyuman manisnya yang membuatku bahagia di hari itu.
"Dari sejak kapan kamu ada di situ?". Ucapku sambil tersenyum dan melihat wajahnya yang begitu senang saat melihatku.
"Baru aja sampai". Ucapnya sambil memberikan senyum manis itu, seakan-akan membalas senyumku.
"Tumben ish lama, biasanya juga udah ada di sini". Ucap ku dengan raut wajah yang kesal.
"Iya maaf, maaf barusan lagi makan buah". Ucap nya sambil cengir kuda.
"Iya iya deh". Ucapku sambil tersenyum.Saat itu kami banyak berbincang tentang banyak hal yang membuatku bahagia.
Tiba-tiba hujan semakin deras membuatku semakin senang.
"Ini momen yang tidak akan pernah ku lupakan, dimana hanya ada aku, dia dan hujan". Ucapku dalam batin.Aku terdiam dibawah rintik hujan yang sangat deras, hingga membasahi seluruh tubuhku. Tiba-tiba Rifal pun ikut bermain hujan dan kejar-kejaran bersamaku.
Hingga pada akhirnya, aku melihat sebuah tempat yang terlihat seperti bangunan untuk garasi mobil yang masih dalam proses pembuatan atau lebih tempatnya bangunan itu belum jadi. Lalu, kami berlari bersamaan untuk berteduh disana
Saat itu, entah kenapa aku tidak merasakan kedinginan.
"jika saja aku kedinginan dan dia membawa jaket, pasti aku sangat berharap dia menyelimuti punggungku dengan jaketnya seperti di film-film romantis. Tapi sayangnya kedua itu tidak aku miliki (aku tidak kedinginan dan dia tidak membawa jaket)". Ucapku dalam batin.Lalu saat aku melirik ke arahnya,
Aku melihatnya sedang menadahkan air hujan. Tiba-tiba dia melemparkan air itu ke wajahku.
Aku hanya terseyum, sambil ikut menadahkan air hujan itu.
"Bakalan aku balas yah kamu". Ucapku sambil mencoba mengumpulkan air ketelapak tanganku.
"Ohh jadi mau main air nih, oke". Ucap Rifal sambil berusaha mengumpulkan air hujan itu.
Saat itu, kami bemain air lalu lari-larian seperti di film india.Kami saling kejar mengejar. Terkadang aku yang dikejar dan terkadang dia yang mengejarku.
"Udahan ah cape. Ucapku.Saat aku melihat ke belakang, aku melihatnya sedang membasahi rambutnya dengan air hujan.
"Emang nya itu sower". Batinku.
"Hey nanti kamu sakit ihh bego". Ucapku sambil menarik bajunya dan berjalan ke tempat biasanya.
"Kan kalau kamu sakit aku juga yang khawatir". Ucapku dengan raut wajah yang cemas sambil menasehatinya, hingga membuat Rifal seakan-akan sedang bersama ibunya dan bukan pacarnya
"Bawel banget nih pacarku". Ucapnya sambil menyubit hidungku hingga membuat bibirku terdiam.
"Ya udah cari pacar lagi gi". Ucapku kesal.
"Emang kamu rela". Ucap Rifal sambil melirikku dengan wajah yang penuh tawa.(Aku hanya terdiam kesal)
"Buat apa cari pacar lagi, sedangkan yang disampingku ini adalah orang yang aku sayang". Ucapnya sambil melirikku dan tersenyum, hingga membuat pipiku menjadi merona seperti rebusan kepiting.Tidak lama kemudian, dia menggengam tanganku dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU
Non-FictionJika saja aku tidak melakukan kesalahan mungkin pada akhirnya, hubungan kita masih bertahan sampai saat ini. Cimahi