(PUISI)Kedua tangan yang ku buka
Doa yang ku ucap di malam hari
1000 harapan yang kutanam
Kini hilang, lenyap2 bulan tanpa kabar
Membuat luka semakin dalam
Keresahan hadir dalam benakku
Kecurigaan berujung penyesalanHanya dalam diam, ku menunggu
Menatap ponsel dengan beribu harapan
Menangis saat malam
Berharap kembali seperti semulaSampai suatu ketika dia berubah. Sangat berubah, dia bahkan tidak berniat untuk membeli pulsa untuk sekedar memberi kabar kepadaku.
Hingga pada bulan Februari ini, tepat di hari eniv aku mendapatkan jam tangan dari sahabatku Delya yang juga teman Rifal. Lalu, aku meminta penjelasan kepadanya.
Dan kemudian dia menjelaskan kepadaku bahwa jam tangan itu sebelumnya berada di temannya Laila. Katanya, Laila meminjam jam tangan itu kepada pacarku dan pacarku memberikan jam tangan itu tanpa berpikir panjang.Langsung saja ku lempar jam tangan itu dari genggamanku, dan meminta sahabatku Delya untuk mengembalikan jam tangannya kepadanya. Karena aku tidak sudi untuk memberikan jam tangan itu kepadanya, apa lagi harus melihat wajahnya.
(kelanjutan puisi di atas)
Tiba-tiba kau tanamkan luka
Memikirpun kau lupa
Hanya kecewa yang tertanam
Dan amarah yang membara atas dasar kecewaHingga pada akhirnya tepat tanggal 22 februari 2018 aku putus dengannya. Aku memutuskannya dengan amarahku, bukan dengan pikiran yang jernih. Aku bilang agar dia menerima keputusanku karena aku sudah muak dengan semua ini. Aku kecewa dengan perubahannya kepadaku.
Saat itu kebahagiaan tidak berpihak. Aku menangis di setiap malam. Aku melamun di setiap siang seperti orang yang tidak memiliki harapan untuk hidup. Dan saat aku mencoba bangkit, aku terus saja terjatuh dalam kenangan yang berputar di pikirannku.
(kelanjutan puisi di atas)
Amarah memutuskan hubungan
Keputusan kini berujung penyesalan
Air mata darah bercucuranLamunan di setiap siang dan malam
Hidup hampa tanpa harapan
Dunia kembali gelap
Meredup tanpa setitik sinarSaat itu aku benar-benar kacau.
Bulan demi bulan, aku masih tidak bisa melupakannya.
Lalu aku mencoba menSMS nya dengan berbaik hati padanya. Menanyakan kabarnya dan apa saja yang dia lakukan. Aku juga berusaha menanyakan perasaannya terhadapku. Apa sama seperti perasaanku padanya. Bahwa dia masih mencintaiku.
Dan benar saat itu, dia menjawabnya dengan jujur bahwa dia masih mencintaiku. Aku senang saat mendengar bahwa dia masih mencintaiku. Saking bahagiannya, aku menolak semua laki-laki hanya demi bisa menunggunya untuk mengajakku balikan.
Tapi semua harapanku musnah, saat dia menghilang tanpa kabar dan sudah mendapatkan pacar barunya yang jauh lebih cantik dari ku.Malam-malamku kembali dipenuhi air mata dan kesunyian.
Pikiranku menjadi hancur,
Aku pasrah, rasanya aku ingin pergi meninggalkan dunia ini.
Tapi di pikiranku yang paling kecil, aku teringat janjiku kepada orang tuaku untuk membanggakannya. Dan hanya itu alasanku untuk hidup bahkan sampai saat ini.⚛⚛⚛
Berbulan-bulan lamanya, aku akhirnya bisa melupakannya. Hingga suatu ketika, dia datang dan terseyum kepadaku. Hingga membuatku berharap kembali untuk bisa bersamanya.
Sampai suatu ketika...
Sahabatku Cynthia memintaku untuk menjemputnya. Tapi sayangnya, aku tertidur saat itu.
Dan tepat di hari jum'at. Dia menceritakan semua kejadiannya saat berada di rumah Ute (saudaranya Rifal) untuk bertedu. Karena memang saat itu, hujan turun dengan sangat deras hingga membuat seorang Cynthia harus bertedu di rumah temannya Ute.Thia pun bercerita....
Ketika hujan besar, terdengar suara motor tepat di depan rumah Ute.
Tiba-tiba datanglah seseorang yang tidak pernah terduga-gua olehku. Aku melihat seorang laki-laki yang mungkin dulu aku pernah melihatnya. Lalu saat aku mencoba untuk melihatnya lebih jeli. Benar, dia adalah Rifal mantan pacarnya sahabatku Icha.
Tiba-tiba saja dia pun menatapku seakan-akan dia pun mengenaliku. Lalu aku teringat bahwa aku sempat chatan dengannya karena Icha yang memintaku untuk menanyakan kabarnya.
"Duhhh dinginnn". Ucap Rifal dengan ekspresi yang kedinginan.
"Tuhh pakai handuk". Ucap Ute sambil menunjuk ke arah kamarnya.
Tidak memperpanjang waktu, Rifal pun segera pergi menuju kamar Ute saudaranya. Tiba-tiba Rifal keluar dari kamarnya dengan telanjang dan tidak memakai baju (memakai celana).
"Te, minjem baju dongg". Ucap Rifal
"Tuh dilemari". Ucap Ute sambil meliriknya dengan kaget.
"Cepet masuk kamar, gak malu apa? Ada perempuan tuh". Ucap Riyan sambil melirik Thia.
(Riyan adalah musuh Icha).
"Ohh iyah lupaa". Ucap Rifal dengan wajah polos.
Semua orang pun tertawa terbahak-bahak saat melihat kelakuan Rifal seperti anak kecil yang melupakan handuknya saat sedang mandi.Setelah mengganti baju, Rifal pun keluar dan ikut berkumpul bersama kita.
Saat keadaan menjadi hening, tiba-tiba Riyan menanyakan sesuatu kepada Rifal.
"Fal masih ingat Icha?". Ucap Riyan.
Tiba-tiba semua orang pun melirik Rifal. Rifal pun hanya tersenyum malu.
"Ingat gak sama mantan yang pacaran selama 1 tahun itu". Ucap Thia dengan tatapan kejam nya itu.
"Hmmm, ingat ingat (Sambil tersenyum dan mengalihkan pandangan)". Ucap Rifal yang seakan-akan sedang di ancam oleh singa yang ingin menerkamnya.
Dan kisah itu berakhir saat Rifal tidak ingin membahasnya.Semua kisah itu membuatku terseyum, ketawa, dan seakan-akan kebahagiaan datang lagi padaku saat sahabatku menceritakan hal itu kepadaku
⚛⚛⚛
Malam ini hujan datang menemaniku. Aku hanya terdiam di warung. Suara mobil terdengar, membuatku sadar bahwa aku masih bisa mendengar semuanya dari dunia gelapku ini.
Saat aku melihat jalanan, semuanya cukup sepi.(Tiba-tiba hujan datang)
"Ini pertama kalinya.
Aku melihat rintik-rintik hujan di malam hari. Ketika lampu jalan menerangi rintik-rintik hujan yang tidak terhitung...Di sini aku merindukan nya dengan beribu kenangan yang aku lewati selama 1 tahun lamanya. Dan kini aku merindukan semuanya". Ucapku dalam hati.
Berlanjut 😊 RINDU 2
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU
Non-FictionJika saja aku tidak melakukan kesalahan mungkin pada akhirnya, hubungan kita masih bertahan sampai saat ini. Cimahi