5-WITHOUT TITTLE :V

17 4 0
                                    

Aku bukan seorang lemah yg mampu menangis dengan air mata,namun ternyata aku lebih lemah dari itu,karena kini air mata hatiku yg sudah menangis...
-Jessica Alexander Abraham-

"Jangan pernah tinggalin gw ya ren..."ucap jessi yg gk rendi sangka ia akan mengucapkannya,namun ia berusaha mengerti akan kata kata yg jessi ucapkan

"iyaa,..gak akan...kecuali lu yg minta,jadi jangan nangis lagi..."ujar rendi yang mulai melepaskan pelukannya dan menghapus sisa air mata jessi,

"tuhkan makannya belom abis,mw disini apa dibungkus?"tanya rendi "bungkus aja ah,gk mood gw"ujar jessi santai namun seperti biasa tanpa nada,setelah itu mereka pulang

***

Kini mereka berada di dalam mobil rendi,keadaannya hening tanpa ada yg memecah keheningan itu,jessi yg sedang focus dengan pemikirannya itupun berusaha memecah keheningan itu,

"lu tau gk ren?"tanya jessi memecah keheningan"kenapa?"jawab rendi balik bertanya jessi berusaha menarik nafas perlahan,"dulu itu keluarga gw harmonis.....banget"ucapnya terputus sambil senyum mengingat masalalunya"tapi semua hancur,semenjak papah selingkuh"ucapnya sedih

"jadi aja keluarga gw berantakan"ucap jessi sendu

Tes...

Tiba tiba air matanya mengalir,kemudian ia berusaha melanjutkan ceritanya "mamah sama papah sering berantem,"ucapnya semakin sendu,ia menyeka airmatanya perlahan,

"vino sering kabur kaburan,pingkan yg selalu ceria jadi pendiem,bahkan gw yg dulu lu kenal sebagai orang yg pendiem,jadi...you know lahhh"lanjutnya lalu diem sejenak

"gw prustasi sama keadaan,emosi gw gampang meledak,gw gk bisa ngendaliin emosi gw bahkan hal kecil yg terjadi ke gw aja dampaknya besar banget..."ucapnya mulai sedih lagi rendi diam membungkam,tak bersuara sedikit pun ia bingung harus menjawab apa?kemudian tanpa disadari oleh rendi jessi meneteskan air matanya...

***

Pingkan yg baru terbangun dari tidurnya pun kebingungan ''dimana aku?ini bukan kamar aku''batinnya namun seketika ia teringat

"owh iyaa,aku berada di rumah kak...."seketika pingkan terdiam karena lupa dirumah siapa ia berada,ia segera keluar dan mencari dimana kakak kakaknya berada

"kak jessi....kak vino..."panggilnya namun tak ia dapatkan jawaban"rumahnya gede banget sih!aku kan bingung mw cari kak jessi sama kak vino kemana?"gerutunya kesal memang rumah rendi dan leo itu tergolong sangat besar dibandingkan rumah jessi dan vino,jadi pingkan kebingungan

Pingkan menuruni satu persatu anak tangga kemudian ia merasa malas,ntah dari mana perasaan itu muncul lima tangga sebelum tangga terakhir dia terduduk

tiba tiba ia mendengar ada dua insan yg sedang berbincang "terus lu udh ada rencana balik?"tanya seseorang "gk tau belim pasti!gw gk bisa ambil keputusan ini sendiri"kata salah satu dari laki laki itu yang sangat ia kenali suaranya

"kak vino...."batin pingkan kemudian ia mengedarkan seluruh pandangannya dan akhirnya ia menemukannya"kakak!"panggil pingkan ke arah vino

"Kakak kemana aja sih?aku kan takut sendiri...kak jessi mana?"tanya pingkan menyerbu sambil memeluk kak rendi "klo nanya satu satu..."ucap vino sambil mengacak lembut rambut adiknya itu

"tadi kaka dari dapur habis minum,kak jessi lagi pergi sama kak rendi,kamu gk usah khawatir,disini kamu aman sayang..."lanjutnya sambil mengecup lembut kening pingkan,leo tidak pernah melihat vino semanis dan selembut ini hanya diam menatap keduanya sambil keheranan.

"Kak rendi?"ucap pingkan menyebut nama rendi tanda bertanya siapakah rendi "itu yg nganterin kamu ke kamar tadi..."jelas vino yang hanya dibalas anggukan dan ber'oh'ria

"kakak..."panggil pingkan manja"apa?"jawab vino dengan pertanyaan tiba tiba pingkan hanya senyum senyum sendiri "mw apa sayang?"tanya vino sambil menangkup kedua pipi pingkan

"aku mw di gendong"jawab pingkan manja sambil merentangkan kedua tangannya lalu vino menggendong pingkan dan pingkan memeluknya sambil tertawa riang

"enak ya?punya ade"ucap leo yg ditanggapi senyuman oleh pingkan dan vino

***

Waktu menunjukkan pulul 19:00 tapi jessi dan juga rendi belum juga datang sekarang vino,pingkan dan juga leo berada di ruang keluarga leo selalu bercerita apapun yg ada di otaknya,yang membuat ruangan itu ramai dengan tawa mereka,pingkan yg merasa penasaran dengan nama leo pun bertanya

"kak kakak!"panggil pingkan pada leo,setelah menoleh ia bertanya" nama kakak siapa?"tanya pingkan dengan wajah kebingungannya'ahh,sangat menggemaskan jangan ampe gw naksir ama bocah kecil nihh'batin leo

"kamu gk kenal sama kakak?"tanya leo sambil menunjuk dirinya yg hanya dibalas gelengan oleh pingkan

"haduh!"sesal leo sambil menepukan tangannya ke jidatnya itu sangat lucu menurut pingkan yg membuatnya tertawa,sedangkan menurut vino itu tidak lucu sama sekali dan ia tertawa hanya karena melihat pingkan tertawa

"vin,vin kasih tau vin...masa dia gk tau nama gw?"perintah leo pada vino


"Namanya ole"bisik vino pada pingkan yg membuat leo menampakan wajah herannya karena penasaran "ohhh kak ole "ucap pingkan sambil ber'oh'ria "leo pingkan leo"kata leo kesal

"ohhh kak leo"ucap pingkan mengangguk mengerti lalu mereka melanjutkan candaan mereka yang sama sekali tidak bermutu itu tiba tiba...

-tok...tok...tok...-

"Assalamualaikum..."ucap suara yg berpadu lalu masuk dengan membawa beberapa plastik di lengannya ternyata itu rendi dan jessi

"kakak,kakak kemana aja si?dari tadi aku nungguin tau!"omel pingkan yg iya tau akan dibalas acuh okeh kakaknya itu,namun kali ini tidak

"iya maaf"jawab jessi singkat sambil mengacak lembut rambut pingkan"nih makan yaaa"ucap rendi sambil menyodorkan plastik yg berisi makanan itu dan menaruhnya ke atas meja.

tiba tiba rendi menarik tangan jessi halus,"kita mw ke belakang dulu,pingkan makan terus tidur yaaa,"ucap rendi yg terus berjalan namun sempat menoleh sebentar

"vin,le temenin yaaa"teriak jessi yg sudah aga menjauh,"ah!pacaran bae lu!!!"teriak leo kesal yang hanya dianggap angin oleh rendi dan jessi


Sekarang rendi dan jessi berada di taman belakang rumah rendi"mau ngapain ren?"tanya jessi datar,tanpa menjawabnya rendi duduk di rumput rumputan yang diikuti oleh jessi,

Kemudian rendi meletakkan kepalanya di paha jessi sambil menatap langit.jessi tidak menolak sama sekaki atas perlakuan rendi,ia hanya menatap datar kepada rendi

namun rendi menatapnya dengan tatapan hangat,yg membuat tatapan mereka bersatu,namun jessi berhasil memutuskan kontak matanya terlebih dahulu,

"Jess"

all of brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang