S.O.S.
"Pesan S.O.S diterima"
Sebuah pesan S.O.S diterima oleh telepon genggam Nico.
Nico menghentikan kegiatan membaca rutinnya yang selalu ia lakukan setiap hari pukul 8 malam, kemudian membuka pesan tersebut: "Datang ke rumahku sekarang. Tolong. Segera! -Jeff"
Ternyata dari Jeffrey. Nico cemas. Apa yang akan terjadi? Apakah Jeffrey akan benar - benar melakukannya?
"Tidak mungkin, tidak mungkin" Iya menggeleng - gelengkan kepalanya sambil meletakkan bukunya.
Ia masih duduk dan tangannya masih di keningnya. Ia seperti seorang ilmuwan yang sedang berpikir keras.
"Dia sudah memberiku kepercayaan dan dia sudah berjanji. Aku tahu siapa dia. Tapi.. Argh... Lebih baik aku mencoba untuk menelepon dia terlebih dahulu" Sambungnya. Ia tampak sedikit geram tetapi juga pucat karena kecemasannya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan" Ah, suara operator tersebut membuat perasaan Nico menjadi lebih kacau.
"Tak ada pilihan lain, aku memang harus ke sana" Katanya sembari mengambil jaketnya.
Musim dingin sedang berlangsung dan sekarang dikabarkan bahwa akan terjadi badai salju. Walaupun demikian, Nico harus tetap pergi.
Ia keluar dari apartment-nya dan melihat jika ada taksi yang akan melintas. Sayangnya tidak ada. Nico tetap menunggu dan... percuma saja.
Nico memutuskan untuk berjalan menuju rumah Jeffrey. Tetapi... percuma. Suhu terlalu rendah dan ia tidak kuat. Ia bisa saja terserang hipotermia bila ia tetap memaksa dirinya menuju rumah Jeffrey. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu taksi saja.
Tak lama menunggu di halte untuk menghangatkan badannya, tibalah taksi.
"Tolong antar saya ke Madison avenue, pak. Segera" Kata Nico ke sopir taksi tersebut.
Sopir tersebut hanya mengangguk.
Akhirnya ia sampai di depan rumah Jeffrey lebih cepat dari biasanya.
"Terima kasih, John. Kecepatanmu membuatku terkesima" Ucap Nico dengan sedikit terkikik kepada sopir taksi tersebut.
Nico mengetuk pintu rumah Jeffrey.
Tok tok tok... "Jeff? Jeff?"
Seseorang membukakan pintu. Ternyata itu Jeffrey.
"Maaf merepotkanmu. Silakan masuk, Nico" Ucap Jeffrey.
Pintu ditutup.
"Ada apa?" Tanya Nico.
"Aku cemas kamu akan benar - benar melakukannya" Sambung Nico.
"Melakukan apa?" Jeffrey menjadi heran.
"Kamu pernah bilang jika kamu pernah berencana untuk bunuh diri" Kata Nico. Sontak Jeffrey menjadi tertawa.
"Hahaha.. Kamu ini lucu sekali. Memang dulu aku pernah bilang, tetapi itu saat aku menceritakan saat - saat SMAku dulu. Masih ingat saat aku memergokimu membaca diaryku?" Kata Jeffrey.
"Ah, aku ingat. Hehehe. Kamu benar. Lagian kamu mengirimkan pesan S.O.S yang membuatku jadi cemas" Kata Nico.
"Maaf, hehe. Jadi kemarin aku lupa" Kata Jeffrey.
"Lupa apa?" Tanya Nico.
Kemudian Jeffrey tampak mengeluarkan sesuatu dari tasnya, "Aku lupa memberikan ini kepadamu" Timpal Jeffrey. Jeffrey memberikan 2 buah tiket pesawat ke luar negeri.
"Tiket pesawat?" Ujar Nico sambil mengambil salah satu tiket tersebut yang ada namanya.
"Yap. Kita akan pergi liburan!" Ucap Jeffrey.
"Wahh. Benarkah?" Tanya Nico bahagia.
"Iyaa. Maaf aku terlalu merepotkanmu" Ucap Jeffrey.
"Tidak apa - apa. Aku senang sekali. Hehe. Terima kasih, Jeff" Kata Nico. Senyuman tak lepas dari wajahnya.
"Sama - sama. Aku juga berterima kasih kepadamu karena telah menjaga semua rahasiaku yang ada didiaryku selama ini dan juga maafkan aku karena telah membohongimu dengan pesan S.O.S tadi, hehe" Kata Jeffrey.
"Hehe. Kepercayaanku akan selamanya dapat kau genggam. Sekali teman tetap teman. Sekali percaya tetap percaya. Sekali menjaga tetap menjaga. Seperti angka 8, tak hingga dan tak pernah putus" Ucap Nico.
-THE END-
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets & Lies (COMPLETED)
Fiction généraleSebuah kepercayaan yang menuntut ketakhinggan. "Keep it and save it for good" "Jaga dan simpan ini untuk selamanya" *** Rank: #25 teenagelife (June 10th 2019), #6 teenagelife (June 16th 2019), #21 truefriend (June 18th 2019), #8 closefriend (July 8t...