"Aku menyukaimu"
Mengetik kalimat itu di keyboard tidak sulit.
Mudah.
Itulah sebabnya, aku tak mudah percaya dengan gombalan murah tersebut.Mengetik kalimat tanpa perasaan.
Itu mudah. Banget.Dan menurutku, zaman sekarang 'Pacaran'?
Itu mah malah tidak kekinian.Aku tertawa kecil. Ketika melihat mereka duduk berdua. Ketawa ketiwi nggak jelas.
Aishh... Apa gunanya pacaran.
Menghabiskan waktu saja.Ya, semenjak aku disekolahkan di Pesantren yang mendidik.
Mendidikku untuk menjadi wanita dengan berfikiran jernih.
Itulah aku sekarang.Berfikir tentang kehidupan dunia yang rentan akan kebahagiaan semata.
Dan, entah apa. Aku lebih menyayangi teman SD. Selalu memikirkan kabar mereka masing-masing.
Padahal, belum tentu mereka masih ingat denganku.
Pun aku tidak menunjukkan kepedulian ini. Didepan mereka.
Hanya bertanya-tanya dengan teman dekat.***
Riski.
Tingkah laku yang tak dapat ku selidiki.
Dia orang yang berbeda."mutia... " panggil Riski.
Aku menyahut. "Oik? "
Menyodorkanku sebuah buku karya penulis terkenal dengan judul Rindu
Aku memperlihatkan ekspresi bertanya.
Alisku terangkat. Apa?"Baca deh.. Seru" Ujarnya. Tangannya masih terangkat.
Aku mengangguk, mengambil dari tangannya.
Tersenyum. Baiklah, terimakasih.Gramedia. Tujuan kedua kami.
berjalan-jalan malam.
Menghabisi waktu yang masih tersisa.Hanya ada kami berdua disini.
Yang lainnya, lebih memilih ke stand sastra-sastra berkumpul.Dia berbeda.
Mungkin, perkiraanku benar.
Dia sesosok yang tertutup.Bahkan, mengutarakan perasaannya saja tak sempat, tak berani.
***
"Hei.. Dizaman sekarang, tidak banyak yang berani mengungkapkan itu. Kalau kau ingin menontonnya langsung. Silahkan tonton Drama Korea" Salsa tersenyum kecut.
Aku manyun
Ah, Salsa tidak merespon dengan baik.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhythm To You
General Fiction"Coba akhi tidur lagi, lalu kembali mimpi.. Dan.. Dan.. Tolong perhatikan wajahnya, aku tak yakin itu adalah diriku.. Aku mohon... " "Aku yakin itu kau... "