5 - Something

29.4K 2.2K 104
                                    

Namun, Jeno tak sesabar itu. Jeno pun memegang kepala Jaemin dan memaksanya untuk menelan utuh penisnya membuat Jaemin mengeluarkan air matanya karena tidak siap membuat tenggorokannya sakit.

"Aku sedang tak ingin main-main babe." Ujar Jeno.

***

Pipi Jaemin memerah dengan air mata mengalir karena penis Jeno yang mendesak mengenai dinding tenggorokannya. Sungguh ekspresi Jaemin sekarang sangat erotis dimata Jeno.

Jeno pun akhirnya melepaskan tangannya dari kepala Jaemin membuatnya melepas kulumannya dari penis Jeno. Ia terbatuk karena perbuatan Jeno tadi, namun tak berhenti disana.

Jeno menarik tubuh Jaemin sehingga ia terjepit diantara pinggang dan tangan kanan Jeno. Dengan posisi itu, Jeno menurunkan celana Jaemin dan mulai menyiapkan lubang Jaemin.

Jaemin mendesah karena Jeno yang mulai memasukkan dua jari di lubangnya.

"Sepertinya kau datang dengan persiapan." Ujar Jeno merasakan lubang Jaemin lebih longgar dari yang seharusnya.

Jaemin hanya diam meringkuk di pinggang Jeno. Jeno terkekeh melihat telinga Jaemin yang memerah karena malu. Bagaimana bisa yang dulunya terlihat begitu datar saat pertama kali bertemu kini menjadi makhluk paling imut di depannya.

Mengingat bagaimana pertemuan pertama mereka, Jeno tersenyum lembut. Ia membawa Jaemin ke pangkuannya.

"I Love You." bisiknya sebelum mencium Jaemin dalam.

Jaemin yang mendengar itu blushing namun tetap menerima ciuman Jeno yang penuh perasaan.

Ciuman lembut itu secara perlahan mulai berubah diiringi dengan suara desahan Jaemin. Jeno memainkan tangannya di puting Jaemin dari luar bajunya, ia hanya menggodanya tanpa benar-benar berniat memberikan climaks untuk Jaemin.

Ciuman Jeno mulai menggerayangi leher hingga dada Jaemin.

"Jen... Ssshh.." Desah Jaemin.

"Lihatlah ini, kau yang duluan menggodaku kenapa sekarang kau juga yang memohon padaku untuk klimaks?" Ujar Jeno sambil menghentikan ciumannya dan jarinya menyentil ujung uretra Jaemin yang mengeluarkan precum sejak tadi.

Wajah Jaemin cemberut karena Jeno menghentikan sentuhannya membuatnya makin menginginkannya.

"Kau tahu ini masih di kantor kan?" Tanya Jeno, dan diangguki oleh Jaemin.

"Dan kita masih di sofa ruang kerja ku?" Lanjut Jeno, lagi-lagi diangguki oleh Jaemin.

"Dan aku tidak ada baju lain selain ini." Lanjut Jeno lagi, Jaemin terdiam. Wajahnya memerah membayangkan Jeno pulang dengan baju penuh cairan cintanya.

Kalimat terakhir Jeno tentu saja bohong, tidak mungkin sekretarisnya tidak menyiapkan baju gantinya. Akan gawat semisal ia tidak memiliki baju ganti disaat terdesak akan meeting bukan?

Jujur saja Jeno sedang menahan ekspresinya karena melihat wajah polos Jaemin yang mempercayai kata-katanya.

"La.. Lalu, bagaimana?" Tanya Jaemin cemberut di pangkuan Jeno sambil menyentuh bibirnya dengan telunjuknya dan menatap memelas kearah penisnya sendiri.

"Auh, kau terlalu imut. Aku jadi ingin memakanmu." Ujar Jeno melihat itu, kemudian ia menggigit pelan telinga Jaemin.

"Tenang, kita hanya perlu hati-hati agar pakaiannya tidak kotor." Jawab Jeno sambil tersenyum menyeringai.

"Menungginglah, kau bisa bertopang dengan meja." Ujar Jeno dan ia pun mengambil posisi di belakang Jaemin.

Dengan sekali hentakan ia memaksa masuk ke dalam lubang Jaemin, namun berkat itu Jaemin klimaks.

"Oh? Kau klimaks? Hanya dengan itu? Waah, sudah seberapa sensitif tubuhmu ini?" Ucap Jeno, sambil menarik leher Jaemin agar ia bisa masuk lebih dalam.

Jaemin tak berbicara, ia menggigit bibirnya karena kini wajahnya sangat merah karena malu. Untunglah ia membelakangi Jeno, ia tak sadar bahkan tubuhnya sudah begitu sensitif.

"Ssshh, Don't be shy. Remember what I said back then? I like you the way you are." Bisik Jeno di telinga Jaemin kemudian mengecup halus tengkuk Jaemin. Hal ini membuat lubang Jaemin mengetat, tak tahu kenapa.

Sudah lama sekali kalimat itu terdengar di telinganya. Jeno memang tak pernah melewatkan kesempatan untuk selalu memanjakannya dengan kata-kata manis seperti itu.

Namun Jaemin tak juga tak pernah berpikir jika perkataan itu hanyalah sekedar gombalan. Dan kini, mendengarnya lagi entah kenapa ada sesuatu yang menghangat di dadanya.

Beriringan dengan itu, cairan hangat juga terasa mengalir di dalam lubangnya. Membuatnya tersadar akan sesuatu.

"Hey, kau tidak pakai apa-apa? Bagaimana bisa kau begitu bodoh? Ini bukan di rumah, bagaimana aku mengurus sisanya di dalam sana?" Seru Jaemin tiba-tiba.

Namun, Jeno hanya terkekeh sambil mengangkat kedua tangannya seakan tak bersalah.

Hari berlalu masih seperti biasanya, dengan tingkah Jeno yang memanjakannya baik fisik dan batinnya, dengan keseharian menyenangkan tanpa sesuatu pun yang kurang.

Tapi, justru hal inilah yang membuat Jaemin entah kenapa cemas. Ia menikmati setiap hari yang dilalui nya bersama Jeno. Namun..

Entah apa, sesuatu mengganggu di hatinya. Semuanya yang berjalan lancar dan sempurna entah kenapa mengusiknya, firasat Jaemin seperti merasakan bahwa roda kehidupan kembali berputar menuju kebawah.

Apa kalian percaya? Jika setelah susah akan ada senang dan setelah senang pun akan ada susah?

TO BE CONTINUED..

Jangan Lupa Vote and Comment ya...

Can You Handle Me S2 | Nomin ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang