Pesta Penyambutan
Ogi menatap kosong ke depan. Dia tidak mengerti apa-apa lagi, pikirannya kosong.
Di kamar Jala yang super mewah dan elegan, terdapat enam pemuda yang sedang bersenang-senang untuk merayakan pesta penyambutan Ogi. Ya, pesta penyambutan.
"Tunggu, tunggu, bukannya ini pesta penyambutan?" Tanya Doni heran. Dia merasa ada sesuatu yang salah.
Yudan mengangguk mantap. "Ya, ini pesta!" Ucapnya sambil memasukan coklat ratu perak ke dalam mulutnya.
Heri yang sedang memilah komik di rak buku Jala juga ikut mengangguk antusias. "Ini pesta."
"Tapi—"
"Ckckck, gak ada kata tapi! Nikmati saja! Ya gak, Cik?" Potong Yudan sambil melirik Ciko.
Ciko yang sedang terbaring di sofa hanya bergumam pelan. Dia merasa terlalu lelah untuk berkomentar. Seperti kata Yudan, dia hanya perlu menikmatinya.
Jala keluar dari kamar kecil dengan tubuh yang segar, aroma sampo dan sabun yang baru saja dipakainya langsung menyapa indra penciuman lima pemuda yang berada di dalam kamarnya. Pandangannya menyapu malas ke arah teman-temannya yang sedang sibuk sendiri, rasanya dia ingin membasmi mereka satu persatu. Kemudian dia berjalan ke arah sofa dan duduk dengan santai di sebelah Ogi yang sedang termenung.
Sontak Ogi tersentak kaget saat merasakan hawa keberadaan seseorang di sebelah kirinya. Napasnya seketika berhenti saat mengetahui orang itu adalah Jala, dia merinding. Jala salah satu makhluk yang menakutkan untuk Ogi. Dia saat ini kembali menggerutui dirinya yang lupa mengunci jendela kamar sehingga orang gila bisa masuk dan menyeretnya ke dalam lubang buaya. Dia sungguh berjanji pada dirinya sendiri untuk lain kali tidak akan lupa mengunci pintu dan jendela kamarnya.
Jala melirik Ogi yang menegang dan memutar bola matanya jenuh, orang itu masih sama. Penakut.
Ciko membuka matanya dan menatap lurus Jala, tatapannya mengisyaratkan sesuatu pesan penting. Merasa diawasi, Jala menaikan alisnya dan membalas menatap Ciko dengan kesal. Akhirnya dia berdecak kesal dan pindah duduk di sebelah Yudan. Itu membuat Yudan tanpa sadar langsung memakan coklatnya sekaligus, seolah coklat itu akan hilang jika dia memakannya perlahan.
Setelah lama melihat-lihat komik yang ada di rak buku, akhirnya Heri memilih mengambil komik genre fantasi dan petualangan. Dia membawa buku komik tersebut di tangannya dan duduk di sebelah Ogi. Tanpa alasan yang jelas, Ogi menghela napas lega. Dia melirik Jala sekilas lalu kembali menurunkan pandangannya dan mulai termenung kembali.
Begitulah pesta penyambutan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen FictionWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon