Aku merindukan suara itu
"Kamu suka ke rumah hantu ?"
Seperti kebanyakan alasan orang yang merindu lainnya,
...ketidak mampuan yang menyebabkan setiap rindu.
Tidak mampu mendengar tawanya,
tidak mampu mengusap tangisnya,
Barangkali labirin itu dapat menjawab...
Ia mengulurkan tangan mungilnya pada guyuran hujan. Mamanya nggak nyusul ? Salahkan kesombongannya minta pulang sendiri waktu ditanya tadi pagi.
Balasannya adalah menunggu hingga hujan reda.
"Huuuaahhhmmm..."
Diliriknya bangunan sekolah dibelakang yang mulai sepi. Mungkin minta tolong seorang guru bisa membuatnya lebih cepat sampai rumah.
Namun kakinya terlalu malas bahkan hanya untuk berjalan kesana.
TAP--TAP--TAP
"PAKE AJA !!"
"WOY !!"
Tetiba seorang lelaki langsung berlari menerjang hujan dengan tas yang menggantikan fungsi payungnya.
Membiarkan si gadis tadi hanya bisa diam. Melongo.
Dengan sebuah payung yang dilempar barusan ditangannya.
"Itu tadi... siapa ?"
Mulai hari itu, aku jadi lebih memperhatikannya.
Sejak lemparan payung itu.
"Alin, kamu yang naruh payungku diloker ?"
Yang dipanggil cengok sekejap. Menghentikan tulisan bulpennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen : Mensyukuri Setiap Hampir
RandomPenulis sangat menghindari monoton dan mainstream. Percaya?