"Aku siapa? Aku hanya peran yang tak di inginkan, karena mengangu hidupmu. Tapi aku mengagumimu"
--keynara--
***
"Key, Yaampun."
Mendengar jeritan milka, Key sepontan melepaskan gengaman tangannya dari tangan hangat rayan dan menegakkan tubuhnya, Walaupun ia masih sangat takut karena bianglala ini belum juga bergegas untuk turun ke bawah.
"Lo gak papa, pucet banget." Betapa tulus hati milka, Bahkan saat ia melihat ia bergegaman tangan dengan kekasihnya tidak ada sedikitpun rasa curiga.
Ia lebih mengkhawatirkan dirinya, Ia yang salah di sini. Rayan berentung memiliki milka dalam hidupnya, jika rayan memiliki ia dalam hidupnya key tidak bisa menjamin kehidupan mereka akan terlihat bahagia seperti rayan dan milka.
Raka yang mendengar perbincangan yang mengatas namakan kekasihnya, Menoleh ke arah objek yang dibicarakan.
"Kamu sakit?" Tanya raka.
Key hanya mengelengkan kepalanya lemah, sungguh saat ini ia begitu pusing dan mual bahkan penglihatan sudah mulai memburam. Tapi ia tahan, ia tidak mau merepotkan banyak orang.
Raka yang peka dengan keadaan kekasihnya menarik key dalam dekapannya, Mengelus rambut serta punggung key membuatnya lebih nyaman.
Rayan masih berada dalam posisinya, Ia memandang tanggannya yang ia gunakan untuk mengengam tangan key.
***
"Minum dulu key, sumpah lo pucet banget." Milka menyodorkan air mineral ke arah key yang sedang menyandarkan tubuhnya pada kekasihnya.
Bibir ranumnya terlihat begitu pucat, dengan bulir-bulir keringat membasahi dahi serta pelipis putihnya, Rayan begitu iba melihat gadis di hadanya. Ia yang mengajak untuk menaiki bianglala ia seharusnya tau jika key takut ketinggian.
Key terus mengelengkan kepalanya saat milka dan raka terus menyodorkan sebotol air mineral kepadanya.
"Jangan keras kepala, sayang." Raka sudah lelah betapa keras kepalanya kekasihnya ini.
"Biar gua aja." Rayan merebut, Air mineral dari tangan raka yang ia sodorkan ke arah key.
Rayan, Berjongkok di hadapan key dan raka yang sedang duduk di salah satu bangku tempat rekreasi itu. Key yang tubuhnya sudah lemas di tambah lemas dengan apa yang di lakukan rayan.
"Gua mohon lu minum ini, Gua minta maaf. Gua ngerasa bersalah banget, karena gua yang ngajak kalian naik binglala, Gua mohon key kalau lo terima maaf gua. Tolong minum air ini. " jelas rayan panjang lebar, bahkan sorot mata hitam pekatnya begitu tulus. Key terhanyut dalan tatapan laki-laki di hadapanya tanpa sadar ia menganguk.
Rayan yang melihatnya begitu senang, "Oke sekarang minum, Gak boleh berubah pikiran lagi."
Bahkan sebelum key memberi jawaban, air dalam botol tersebebut sudah terjun indah di tenggorokannya menghilangkan segala rasa mualnya, Bahkan rayan sendiri yang memengangi botolnya.
Dalam beberapa detik tatapan mereka bertemu, menatap dengan begitu lekat dan dalam. Key menyalurkan semua rasanya namun rayan terlebih dahulu memustukan kotak mata mereka.
***
Karena key yang tidak bisa menaiki wahana yang membawanya melayang dalam ketinggian, mereka lebih memilih memainkan wahana seperti komedi putar, Rumah kaca, menjelajah ke rumah boneka bahkan mereka masuk ke rumah hantu.
"Gua minta maaf, karena gua kalian gak bisa seneng-seneng." Ungkap key, semenjak mereka sudah selesai bermain mereka kembali ke mobil dan key terlihat termenung.
"Lo ngomong apaan sih key, kita malah seneng banget yang penting itu kebersamaannya." Balas milka dengan senyuman manis yang masih terukir di bibirnya.
"Habis ini kita mau ke mana lagi?" tanya rayan.
"Kita mau ke mana key?" Tanya balik milka kepada key.
"Kemana aja, Gua ngikut aja. Iyakan ka." raka yang sedang fokus membaca bukunya jimatnya, hanya menganguk-angukan kepalanya setuju.
"Jangan gitu dong, Sebelum ke dufan aja gua tanya mau naik apa. Lu juga bilang terserah eh tau nya pas naik bianglala tepar." ledek milka, Tawanya mengema di dalam mobil mengubah suasana hening menjadi bewarna.
Milka gadis yang cantik, ceria, baik setiap orang beruntung mendapatkannya terutama rayan mungkin hanya sifat manja yang key tidak sukai namun selebihnya ia terlihat menawan.
Jauh berbeda dengannya hanya wanita biasa, Yang jauh dari sempurna itulah sudut pandang key terhadap dirinya sendiri maka dati itu lelaki sesempurna rayan tidak pantas untuknya.
Iya sudah membuat keputusan, Ia tidak mau merusak kebahagian orang lain walau sulit mungkin tidak bisa ia akan mencoba menghapus rasa sukanya kepada rayan dn memberikannya kepada lelaki di sampingnya raka.
"Yaudah kita ke ancol aja sayang, pada setuju gak." Key dan raka hnya menganguk-anggukan kepalanya tanda setuju.
"Ih jangn nganguk doang." kesal milka.
"Iya setuju, lagian udah mau sore masih bisa liat sunset." Jawab key.
"Sayang, kita ke ancol ya." Rayan yang mendengar permintaan kekasihnya, Mengangukan kepala lalu mengusap surai indah kekasihnya.
***
4-6-19
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA DETIK
Teen FictionMencintai seperti Detik, terus berputar sesuai arah tujuan, tanpa pernah berhenti atau pun berputar mundur. Walaupun banyak orang yang tidak peduli, berapa banyak Detik yang mereka habiskan. Seperti aku, mencintaimu tanpa henti seperti detik, tanpa...