" First Day in Orphanage "

608 74 3
                                    

[Note : apa persamaan Singto dalam cerita dan Singto di kehidupan nyata? Temukan di akhir cerita]

... ### ...

Mulai hari ini adalah hari pertama Krist akan tinggal di panti asuhan. Off mengambil barang-barang milik Krist dengan mobil milik hotel Mond, dan membawa ke panti dengan diantar mobil milik Toy yang disupiri Singto.

Sesampainya di panti, Off menghampiri Krist dan Mook yang sedang mengobrol di ruang tamu.

"Tuan muda, ini barang-barang anda" Off berdiri di samping kursi Krist sambil menenteng tas.

"Kalau begitu biar Singto yang tunjukkan kamarmu" Mook menaikkan kedua alisnya pada Singto.

"Kenapa harus aku?"

"Maê harus mengganti perban Phó, tunjukan Krist kamar sebelahmu dan kamar Off ada di dekat tangga belakang"

Singto menghela nafas kasar. Dia berjalan mendahului.

"Krist, Khun Off, ikutlah dengan Singto"

Krist mengangguk dan mengikuti langkah Singto diikuti Off dibelakangnya.

Krist melihat beberapa anak kecil berlalu lalang di koridor yang mereka lalui. Beberapa dari mereka melihat Krist dan Off dengan pandangan asing. Krist dapat mendengar bisikan mereka, siapa? Sedang apa? Kenapa?, dan Krist dapat memahami itu.

"Berapa banyak anak di panti ini?" Tanya Krist.

"Total 25, beberapa sudah bekerja di kota, mereka akan pulang setahun sekali, dan sisanya masih sekolah"

Singto berhenti di depan pintu kayu dengan 9 persegi panjang terukir di depannya. Singto membuka knop pintu dan masuk ke dalam kamar. Krist dan Off menyusul masuk ke dalam kamar yang memiliki satu single bed sudah rapi dengan seprai dan bantal guling, satu meja nakas yang berukuran lebih besar dari yang di hotel dan satu lemari besar 2 pintu di pojok kamar. Intinya, kamar itu lebih besar, sedikit, dari kamar hotel.

Singto memperhatikan Krist dari dekat pintu dengan kedua tangan terselip di saku celananya. Krist membuka jendela 2 pintu kayu hingga udara dapat masuk ke ruangan. Pemandangan samping rumah yang penuh pepohonan hijau tampak sangat menyegarkan mata.

Sedangkan Off membuka lemari dan merapikan pakaian dan barang-barang milik Krist ke dalamnya.

"Kamar Khun Off ada di pojok lorong dekat tangga, makan siang jam 12, makan malam jam 7, dan kuharap kau sudah mandi sebelum jam 6 sore" kata Singto menunjuk-nunjuk Krist dengan permen lolinya yang sudah hampir habis.

"Memangnya kenapa?" Tanya Krist.

"Anak-anak disini mandinya harus antri, jam 6 air sudah mati, jadi sebelum jam itu kau harus sudah mandi, kalau tidak, kau harus menimba air di sumur belakang"

Mata Krist berkedip tak percaya, ia harus bisa membayangkan susahnya hidup serba kekurangan dan harus bisa berbagi dengan sesama.

"Saya akan siapkan air untuk Tuan Muda mandi nanti" kata Off. Ia baru saja menutup lemari pakaian.

"Yah, selama kau punya pelayan, ku rasa tidak ada masalah" Singto berjalan keluar kamar Krist, namun belum sampai menjauh, dia kembali lagi. "Oh ya, kau takut tikus?"

"Apa? Tikus? Disini ada tikus?" Krist menatap was-was sekeliling kamarnya.

"Um... tidak ada, yah... mungkin" Singto mengendikan bahunya. "Dan satu jam lagi makan siang, berkumpulah di ruang makan" Singto menghilang dari balik pintu.

"Tuan muda Krist, saya akan siapkan makan siang anda" Off menunduk hormat lalu keluar dari kamar Krist.

Sekarang Krist sendirian di kamarnya. Dia duduk di pinggiran kasur dengan sprei warna biru bergambar kupu-kupu senada dengan sarung bantal dan guling, di atas dua bantal yang bertumpuk ada selimut biasa berwarna biru tua.

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang