"Lisaaaa!!"
Aku memanggil Lisa yang terus berlari. Ini sudah mulai gelap. Tapi dia tidak juga berhenti berlari.
Setelah daddy Marco menceritakan semua, Lisa langsung pergi dan berlari tanpa arah.
"Lisaaaa!! Kumohon berhentilahh!!"
Aku masih mengejarnya sambil menangis. Aku terus menyeka air mata dan nafasku naik turun.
"Lisaaa... cukuppp sayaangg kumohonn jangan seperti inii!!"
Seakan tuli, Lisa terus saja berlari tanpa mendengar teriakanku.
Jalan gelap nan sepi dengan beberapa lampu penerangan di pinggirannya menjadi arena kami saling kejar-kejaran.
Aku terus menangis mengejar Lisa. Ia tidak juga berhenti hingga aku terjatuh dan lututku menghantam aspal.
"L-lisaaaaaaaaaaa!!!!" Aku menjerit dengan isakan di setiap helaan nafasku.
"Kenapaa Lisaaa?!! Kumohonn berhentilaahhhh!!"
Aku terus menjerit dan menangis. Kulihat dia berhenti dan luruh ke aspal. Ia juga menundukkan kepalanya, menangis.
"Lisaaa!!"
Dia berdiri dan berlari lagi. Namun kini ke arah sebaliknya.
Ke arahku.
Dia memelukku dan menangis di bahuku.
"Kenapaaa haruss seperti inii Jen?!! Kenapaa?!!" Dia terisak di ceruk leherku. Aku dapat merasakan tubuhnya yang tidak terkontrol.
Lampu jalan menjadi satu-satunya saksi kami berdua.
"M-maaf Lisaa.. aku jugaa.. aku juga tidak tahu kau adikku..." Aku terus menangis dipelukannya.
Entah kenapa semua terasa berat. Kami menangis bersama di bawah lampu jalan dan Lisa terus memelukku.
"Maaf.."
Aku mendengar lirihnya padaku setelah dia mulai tenang.
"Untuk?"
Dia melepas pelukan kami, aku menatap mata sendunya dan begitu pula sebaliknya.
"Maaf telah jatuh hati padamu unnie..."
JLEB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
"U-unnie?"
* * *
"Aku tidak tega mengatakannya Jisoo, Rose. Tapi kebenaran tetap harus di ucapkan kan?" Tanya daddy Marco setelah masuk kedalam lift. Ia hendak mengantar Jisoo dan Rose ke kamar mereka.
"Mereka pasti terluka dad.. Mereka saling mencintai." Ucap Jisoo.
Daddy Marco menghela nafas, "Bagaimana? Daddy setuju saja jika Lisa menikah dengan wanita tapi Jennie, dia kakaknya sendiri. Kalian satu ayah." Ucap Daddy lemas.
Jisoo dan Rose saling melirik. Mereka juga tidak tahu harus apa.
"Biarlah besok kita bicarakan ini dengan mereka dad." Ucap Rose dan diangguki oleh Jisoo.
"Benar dad, jika memang Daddy mengijinkan. Jennie dan Lisa tetap akan menikah. Biarkan mereka bahagia ya dad?" Tambah Jisoo.
Daddy Marco mengangguk bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. "Tolong ya Jisoo, Rose. Daddy titip Lisa. Katakan pada mereka jika memang Jennie yang membuat Lisa bahagia, Daddy setuju dan mendukung mereka." Jisoo dan Rose mengangguk dan keluar dari lift. Meninggalkan daddy Marco yang tersenyum kearah mereka.
"Have a good rest dear.." Ucap Daddy.
"Have a good rest too dad.." Balas Jisoo dan Rose bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Sisters
AksiKim Jisoo dan Jennie Kim. Dua saudara yang memiliki alter ego dan merupakan seorang psychopath, harus memilih pilihan yang penting di hidup mereka untuk pertama kali. Antara keluarga, atau cinta? Keluarga, atau Rose dan Lisa? Jika bisa, mereka akan...