Rusuh di tanah merah

8 0 0
                                    

"Bunuh!!"
Teriakan lantang mengelegar ketika satu orang berbaju biru dikeroyok puluhan orang.

Besi panjang bekas pagar yang dirobohkan diayunkan tepat di kepala pria malang itu. Bertubi2. Seorang lainya mengambil batu lalu mengangkat tinggi tinggi dan kemudian menghujamkan ke kepala. Tendangan ke perut, punggung belakang dan arah leher bergantian dihujamkan oleh orang yang berbeda beda. Jelas sudah, tidak ada sisi kemanusiaan saat itu. Tidak ada lagi rasa kasihan. Yang ada hanya emosi dan nafsu seperti binatang.

Tidak ada yang berani melerai. Atau membantu. Hanya melihat dan ada juga yang merekam. Seolah olah video viral lebih penting dari pada nyawa.
Tidak ada yang meragukan bahwa saat itu emosi bisa mengalahkan semuanya.

Pria malang itu bernama afdal. Afdal tidak menyangka keputusannya untuk memberikan dukungan pada sang presiden berujung maut. Niatnya mulia. Ingin membela negaranya dari parasit parasit minyak dan mafia import. Afdal sudah tidak berdaya. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Tidak jua kata ampun. Penglihatannya sudah mulai gelap. Rasa sakit yang dia rasakan tadi sudah perlahan lahan menghilang. Mati rasa. Dan kesadaran, satu satunya yang bisa menghubungkannya pada dunia terputus. Saat itu juga afdal tutup usia.

Beberapa bulan yang lalu, Presiden aurosia mengumumkan perang pada mafia migas dan mafia import. Sebuah undang undang sedang dirancang untuk mengatur bidang perminyakan yang akan memberikan support pada perusahan minyak negara untuk meningkatkan produksi minyak nasional dan mencanangkan No import dalam 5 tahun sekaligus menjadi negara pengekspor minyak di tahun-tahun berikutnya.

Presiden Arkanta naik tahta tahun lalu. Backroundnya yang lama berkecimpung di migas membuat dia sadar betul apa yang dilakukannya adalah benar. Aurosia adalah negara yang kaya dengan minyak bumi. Setiap provinsi tersimpan cadangan minyak yang sangat besar. Belum dihitung dengan potensi potensi kilang minyak di beberapa tempat yang bahkan belum diseriuskan untuk di tambang.

Namun apa dinyana. Aurosia adalah negara pengimport minyak terbesar kedua didunia. Angka2 yang ditunjukkan oleh pemerintah sebelumnya tidak masuk akal. Kebutuhan akan minyak per hari adalah 1.6 juta barel. Tapi produksi minyak Aurosia hanya 700 rb barel perhari. Sehingga kuat alasan untuk mengimport minyak bumi 800 rb barel per hari. Semua sudah atur. Rezim sebelumnya yang korup memang sengaja memanipulasi angka-angka. Produksi sengaja dipersulit dengan berbagai alasan agar semua orang mengerti dan memahami mengapa Aurosia harus import.

Semua itu ujung-ujungnya adalah uang. Satu kelompok dengan nama "The Xtra" menghasilkan ribuan dolar dari import. Ada uang perbarel yang masuk ke kantong mereka setiap transaksi pembelian minyak dari perusahaan-perusahaan minyak. Selalu tentang kepentingan.

Dan Afdal tahu itu. Begitu juga dengan Presiden Arkanta. Namun Xtra tidak tinggal diam. Perlu langkah-langkah mengamankan status quo. Tidak boleh ada perubahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang ProvokatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang